57. Saling memaki

4.4K 358 261
                                    

57. Saling memaki

Hai, hai!

Jangan lupa di vote sama komen ya, kalau perlu spam xixi.

⬇️⬇️⬇️⬇️

Zayn berhasil mencekal tangan Azella dari belakang, tapi sialnya wanita galak yang tengah menangis itu menghempaskan tangannya agar terlepas dari cekalan Zayn.

Azella mendorong tubuh Zayn dengan sekuat tenaga, wanita itu menangis dan matanya menatap marah Adik dari Kafka itu.

"APA SI MAU LO, HUH?!"

Zayn langsung berdecak, sudah tahu kalau setelah ini dia dan Azella akan saling memaki dan meneriaki satu sama lain.

"Mau gue simple, Azella. Gue cuma pengen lo pergi dari hidup Kafka, pergi dari kota ini bareng gue!"ucap Zayn yang membuat mata Azella terbelalak, wanita itu tertawa miris.

"Simple lo bilang? Pergi dari hidup Kafka itu hal yang sulit, Zayn bajingan!"seru Azella emosi.

Bagaimana bisa Zayn bilang pergi dari Kafka itu hanyalah sebuah permintaan yang simple? Cowok itu memang tidak waras.

Azella ini sudah sangat bergantung pada Kafka, dia sudah mencintai cowok itu terlalu dalam sampai-sampai dia tenggelam. Azella tidak bisa pergi meninggalkan Kafka meski sekarang kenyataannya Kafka sudah melepas Azella.

"Sulit karena lo gak ada kemauan buat pergi! Kafka aja udah lepas lo, masa lo gak mau lepas dia juga? Bahkan kayaknya lo masih mau ngejar dia. Tau gak sih sifat lo itu murahan banget?"

Azella diam, dadanya sesak mendengar kata-kata terakhir Zayn. Murahan, memang sepertinya kalimat itu cocok untuk menggambarkan seorang Azella. Sudah di hempas pergi tapi dia malah masih mau bertahan.

"LO GAK TAU DAN GAK AKAN PERNAH TAU SAMA APA YANG GUE RASAIN, BANGSAT!"

Zayn mengepalkan tangan kanannya, dia mulai emosi.

"Gak tau? Gue tau Azella, gue tau perasaan lo–"

Azella menggeleng. "Nggak! Gak ada yang tau sama apa yang gue rasain, dan gak akan pernah ada yang ngertiin gue. Kalian semua cuma bisa liat dari satu sisi aja tanpa liat sisi lainnya! Gue di pandang kotor sama semua orang gara-gara jadi selingkuhan Kafka–"

"Lo emang kotor–"

"TANPA KALIAN TAU APA ALASAN GUE MAU DI JADIIN SELINGKUHAN!"teriak Azella, nafasnya memburu.

Zayn diam, mata tajamnya menatap berang wanita mungil di hadapannya ini. Untung saja jalanan dekat hotel sangat sepi malam ini, jadi mereka berdua bisa bebas meluapkan amarah masing-masing.

"Jangan sok merasa paling tersakiti, tolol. Apa yang Haico sama Om Bara lakuin tadi itu adalah resiko dari apa pilihan yang lo ambil. Lo milih buat jadi selingkuhan yang artinya nyakitin hati si pacar asli tanpa lo sadarin. Jadi jangan sok paling sakit setelah kejadian Haico ngebongkar semuanya dan ngecaci maki lo di depan banyak orang tadi,"ucap Zayn panjang lebar.

Azella terisak, apa harus mempermalukan dia di depan umum juga? Apa harus membuatnya takut seperti tadi? Iya Azella sadar ini resikonya, tapi dia tidak menyangka akan di permalukan di depan umum seperti tadi.

"Gue malu, Zayn. Kenapa harus di depan semua orang?"

Zayn menghela nafasnya. "Biar lo sadar kalau Kafka itu udah jadi hak patennya Haico. Lo cuma sementara buat Abang gue, kalian gak di takdirin buat bareng-bareng."

Azella menunduk, dunianya serasa benar-benar hancur sekarang, bayangan ketika Kafka dan Azella masih bersama melintas begitu saja di pikirannya. Apa benar dia dan Kafka hanya sementara saja? Tidak ada harapan?

"Ini semua gara-gara lo, sialan!"seru Azella, wanita itu memukul-mukul dada Zayn yang memilih untuk diam terlebih dahulu.

"Coba aja lo gak ngerusak semuanya, coba lo sama Damon gak fitnah gue, mungkin gue masih bareng-bareng sama Kafka! LO TUH EMANG ANJING, BANGSAT, TAI, INTINYA SEMUA YANG JELEK-JELEK ADA DI LO!"

Zayn memegang kedua tangan Azella agar berhenti memukulnya, cowok urakan itu berusaha mengunci pandangan Azella.

"Dengerin, DENGERIN GUE!"Setelah di rasa Azella mendengarkannya, Zayn kembali bicara. "Gue punya banyak alasan kenapa pisahin kalian!"

Azella melepas paksa tangannya yang di tahan oleh Zayn, dia mundur beberapa langkah dan wajahnya mulai terlihat marah lagi.

"Alasan apa, huh? Alasan lo tuh sampah!"

"Pertama, gue pengen Kafka gak jadi cowok brengsek dengan melihara dua cewek sekaligus di dalem hatinya yang busuk itu. Kedua, Haico baik dan gak pantes terus di sakitin sama Abang gue dan cewek goblok kayak lo. Ketiga, gue pengen lo bahagia!"tutur Zayn, nadanya sangat tegas.

Azella mendengus sambil tersenyum, dia menatap Zayn remeh dengan matanya yang basah karena air mata.

"Pengen gue bahagia? Asal lo tau, bahagia gue itu ada di Kafka! Bahagia gue ada di cowok itu dan kenapa dengan brengseknya lo malah buat gue jauh sama sumber bahagia gue?!"tanyanya dengan nada bergetar menahan tangis.

"Bahagia lo itu cuma sementara, selama apapun hubungan lo sama Kafka tetep aja akhirnya bakal hancur dan pisah juga. Relationship kalian di awalin sama hal gak baik, selingkuh dan nyakitin hati seseorang tanpa di sadarin. Dan apa hal gak baik bakal bahagia selamanya? Meskipun iya, kalian bakal terus di hantui rasa bersalah karena tumbalin Haico!"

Azella menangis lagi, dia berjongkok karena merasa kakinya sangat lemas untuk terus berdiri. Dia ingin menyerah dan menenggelamkan dirinya sendiri ke lautan ketika mendengar penuturan Zayn.

"Kenapa hidup gue gini banget? Kenapa gak pernah ngerasain bahagia dengan waktu yang lama? Kenapa gak ada yang perduli sama gue?"tanyanya sambil terisak hebat.

Zayn menatap Azella, cowok itu menelan ludahnya sendiri karena sialnya dia jadi ikut sedih dengan situasi Azella sekarang. Dengan ragu cowok itu  berjongkok di samping Azella yang masih terisak, dia memeluk tubuh rapuh Azella.

Awalnya Azella memberontak tidak mau di peluk, tapi Zayn malah mempererat pelukannya.

"Ada gue yang perduli sama lo, anjir. Gue bilang kan gak usah ngerasa paling tersakiti tadi? Sekarang gue bakal bilang, gak usah ngerasa paling sendirian di dunia ini! Ada gue!"bisik Zayn.

"Gue gak mau sama lo, gue mau sama Kafka."

Mata Zayn mendelik. "Dia udah gak mau sama lo, dia udah buang lo. Ada gue. Gue bisa bikin lo bahagia pakek cara gue sendiri, pakek versi yang beda."

Azella menggeleng. "Lo gak akan pernah bisa."

"Belum di coba, gak usah sok tau. Pikirin lagi tawaran gue soal pergi dari kota ini. Kita cari kebahagiaan di kota lain, kalau perlu negara lain. Gue pengen bahagiain lo, gue mohon kasih kesempatan buat gue bisa masuk ke hati lo. Please, sebelum Ayah gue sendiri yang bawa lo pergi jauh dari sini."

⬇️⬇️⬇️⬇️

Pendek dulu, ngantuk soalnya hiks.

Gimana menurut kalian soal Zayn sama Azella?

Next part khusus Kafka, Haico, Bara, Vi, ibu dan bapa negara kita.

FOLLOW AKUN TIKTOK YA!

Follow ig @storiesalfina juga para RP'nya juga!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow ig @storiesalfina juga para RP'nya juga!

AZELLA'S STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang