04. Tertarik untuk kerja

8.3K 557 180
                                    

04. Tertarik untuk kerja

Jangan lupa di vote dan komen.

⬇️⬇️⬇️⬇️

"Gue mau ngucapin banyak-banyak makasih sama lo, sumpah! Gak rugi gue nerima tawaran kerja dari lo waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mau ngucapin banyak-banyak makasih sama lo, sumpah! Gak rugi gue nerima tawaran kerja dari lo waktu itu."

Azella yang semula ingin keluar dari bilik di salah satu toilet sekolahnya pun secara spontan mengurungkan niatnya. Kening gadis itu mengernyit tipis saat mendengar percakapan sayup-sayup di luar bilik.


"

Kan, gue bilang juga apa. Lo sama sekali gak bakal nyesel terima tawaran kerja dari gue. So, udah dapet aja aja?"

"Gue udah bisa ganti hp pakek iPhone, terus juga gue bisa belanja baju-baju branded. Seneng banget gue!"

Kerja? Kerja apa yang mereka maksud? Azella jadi tertarik karena memang untuk sekarang dia butuh uang dan mungkin dengan bekerja adalah jalan satu-satunya. Apalagi semalam Mama-nya menelfon kepadanya lewat Haico, dia bilang sedang butuh uang.

Dengan tanpa ragu Azella membuka pintu bilik, dia tersenyum tipis saat melihat dua orang seangkatannya mendadak seperti ke-gep ketika ternyata ada orang di dalam toilet ini selain mereka.

"Hai,"sapa Azella santai.

Mereka yang Azella tahu bernama Fanni dan Iren pun tersenyum canggung dengan mata yang menatap Azella aneh. Pasalnya mereka kurang saling mengenal, dan Azella pun jarang sekali menyapa mereka. Padahal kelas mereka sebelahan dan saat MOS waktu itu mereka satu regu kemping.

"H–Hai Azella! Tumben,"sapa balik Iren sambil terkekeh canggung.

Azella tahu apa yang di maksud tumben oleh Iren kepadanya. Kata langsungnya pasti menyatakan bahwa tumben Azella mau menyapa mereka.

"Gue denger omongan kalian di dalem. Dan ya, gue penasaran."

Tubuh Iren dan Fanni menegang, namun sebisa mungkin mereka berdua menampilkan wajah biasa-biasa saja.

"Denger omongan yang mana?"tanya Fanni dengan kedua alis terangkat.

Bahu Azella naik sekilas. "Semuanya."

Iren berdehem lalu tersenyum sambil menatap Fanni yang juga meliriknya.

"Soal kerja, ya? Kenapa emang, Azella?" Iren bertanya dengan ramah.

AZELLA'S STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang