67. Penyesalan dan kematian
Double up nih!
Jangan lupa di vote juga komen ya.
Follow ig and tiktok: @storiesalfina
⬇️⬇️⬇️⬇️
Badan Kafka lemas, mata cowok itu terbelalak ketika mendengar penjelasan dari Zero juga Artyn tentang anak yang di kandung Azella adalah ternyata anaknya.
Cowok itu menggelengkan kepalanya pelan, dia terkekeh meski matanya mulai berkaca-kaca.
"Nggak, gak mungkin! Zayn sama Damon bilang itu bukan anak Kafka,"bisiknya.
Tenggorokan Kafka terasa sangat sakit sekarang, badan cowok itu ngilu semua karena tidak menyangka kalau ternyata anak yang ada di perut Azella itu adalah anaknya.
"Mereka fitnah kamu, supaya kamu bisa pisah sama Azella dan gak terus-terusan tenggelam di hubungan gelap itu."
Mata Kafka menatap tajam Zero, tangannya dengan tiba-tiba terkepal. Dia tidak bisa diam saja, dia harus mencari Damon juga Zayn lalu dia memberikan pelajaran kepada mereka berdua.
"Bangsat! Kafka nemuin Zayn, dia abis di tangan Kafka nanti,"ucap Kafka tidak main-main.
"Kamu gak akan nemuin dia,"sahut Artyn dengan nada santainya.
Kening Kafka mengernyit, cowok itu menatap Artyn.
"Kenapa gak bisa nemuin? Ibu nyembunyiin dia?"
Artyn menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa memberitahukan keberadaan Zayn yang ada di Swiss.
"Kenapa anak-anak kamu hobi sekali fitnah Ibu-nya sendiri, Artyn?"tanya Zero sambil mendengus pelan.
Artyn hanya tersenyum sambil menaikan kedua bahunya tanda tak tahu. Wanita itu melirik Kafka lagi yang terlihat sekali sedang emosi.
"Maybe anak yang datengin kamu di mimpi itu adalah anak kamu sendiri."
Wajah Kafka yang tadinya marah menjadi muram, cowok itu semalam tidak mimpi apa-apa. Jika biasanya dia akan sangat marah dan kesal karena di teror anak kecil itu, sekarang dia malah jadi merindukannya.
"Anak?"tanya Zero.
Artyn mengangguk. "Iya, anak. Kafka mimpi di datangi anak kecil selama dua bulan berturut-turut, katanya mirip Kafka. Siapa lagi kalau bukan anaknya?"
Zero beralih menatap Kafka, dia bisa menebak anaknya itu akan sangat terpukul jika tahu fakta besar soal Azella dan kandungannya.
"Anak kecil itu bilang apa?"
Kafka mengusap wajahnya sendiri, dia mendadak ingin mencari Azella sekarang juga. Tapi tidak boleh, dia harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu dengan Haico.
"Dia bilang, kalau dia benci Kafka. Dia bilang Kafka gak anggap dia, dia juga manggil Kafka dengan sebutan Daddy. Dan dia bilang...Mommy udah ada di atas langit."
Otak Kafka tiba-tiba pusing sendiri karena kalimat yang terakhir. Ada di atas langit? Dan yang di maksud Mommy itu berarti adalah Azella.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA'S STORY (END)
Roman pour Adolescents(JANGAN LUPA DI VOTE DAN KOMEN, TAMBAHKAN KE LIBRARY KALIAN JUGA. KALAU MAU FOLLOW SILAHKAN🙃) Azella tahu merebut pacarnya diam-diam dari sahabatnya bukan hal yang patut di tiru dan di benarkan, tapi Azella bisa apa jika dia sudah sayang pada pacar...