30. Malam mencekam
Jangan lupa buat di vote juga komen ya.
Follow juga ig @storiesalfina dan @Alfinad_02
⬇️⬇️⬇️⬇️
Motor Riki melaju kencang di jam 12 malam yang masih lumayan ramai ini, dia tidak memperdulikan Azella yang makin mengeratkan pegangannya pada bagian belakang motor matic yang sebenarnya di belikan oleh Kafka waktu itu.
Ah iya, wajah Azella merah sekarang karena marah dengan kejadian tadi saat di tempat kost. Gadis yang matanya sangat sembab itu benar-benar merasa jijik pada dirinya sendiri sekarang, terutama mulutnya.
Mata Azella melirik belakang kepala Riki yang sama sekali tidak memakai helm, begitupun dengan kepalanya. Jika dia ingin pastinya sekarang Azella telah memukul kepala itu sampai mereka kecelakaan dan berakhir mati di lindas oleh kendaraan lain. Tapi saat tangannya baru saja berusaha lepas dari bagian belakang motor tiba-tiba selintas bayangan saat Kafka dan dirinya berduaan di apartemen muncul begitu saja.
Nggak, gue gak bisa mati sekarang dan ninggalin Kafka gitu aja. Gue pengen terus sama cowok itu meskipun dunia kejam sama gue.
Azella akan terus berusaha untuk dia tetap hidup meski jiwanya terasa sudah mati, semuanya demi Kafka. Dia tidak mau membuat perjuangan mati-matian Kafka yang menjaganya hampir satu tahun ini sia-sia begitu saja jika di akhiri dengan berita kematiannya.
Azella harus tetap bertahan.
"Azella! Hp lo mana?"
Lamunan Azella tersentak, gadis yang hanya memakai dress pendek sama seperti saat di kost tadi tersentak sambil menatap Riki dari kaca spion.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Adiknya tangan laki-laki itu pun mencubit pelan paha Azella hingga membuat Azella meringis.
"Lo budek, huh? Jangan buat gue pukulin lo di tempat umum kayak gini, anjing."kepala Riki menengok sekilas kebelakang. "Mana hp lo?"
Sambil mengelus pahanya yang terasa sakit, dia pun menjawab. "Gak ada, ketinggalan di kost-an."
Riki berdecak sebal, cowok itu kembali mengemudikan motornya dengan kecepatan yang semakin membuat Azella cemas sendiri. Tubuhnya kedinginan saat angin malam menerpanya.
Mata Azella membulat ketika ada seorang Kakek yang ingin menyebrang jalanan, sementara Riki terus menaikan kecepatannya.
"Bang! Di depan ada orang, lambatin motornya!"seru Azella panik namun Riki hanya tertawa saja bak orang gila.
"Woy bangke tua, minggir lo!"teriak Riki dan hal itu membuat si Kakek mundur ke sisi jalan dengan raut wajah panik luar biasa.
Kepala Azella menengok kebelakang untuk melihat keadaan si Kakek, gadis itu bernafas lega karena ternyata keadaannya tidak apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA'S STORY (END)
Teen Fiction(JANGAN LUPA DI VOTE DAN KOMEN, TAMBAHKAN KE LIBRARY KALIAN JUGA. KALAU MAU FOLLOW SILAHKAN🙃) Azella tahu merebut pacarnya diam-diam dari sahabatnya bukan hal yang patut di tiru dan di benarkan, tapi Azella bisa apa jika dia sudah sayang pada pacar...