66. Ungkapan hati

6K 367 153
                                    

66. Ungkapan hati

Hai!

Jangan lupa di vote juga komen!

Follow ig juga tiktok: @storiesalfina

⬇️⬇️⬇️⬇️

Zayn menatap hamparan danau yang terpampang jelas di matanya yang sayu, cowok yang memakai jaket kulit kebanggaannya itu mendongak dengan mata terpejam. Helaan nafas terdengar saat Zayn mengingat kembali percakapannya dengan Artyn sewaktu itu.

Dia masih ada di Swiss sedangkan Artyn sudah pulang ke Indonesia dua hari yang lalu.

"Ikhlasin."

Satu kata dari Artyn itu terngiang-ngiang di pikirannya, dan Zayn tersenyum miris dengan mata yang mulai terbuka.

Ikhlaskan? Mana bisa. Zayn tidak bisa mengikhlaskan Azella begitu saja, dia mencintai wanita itu.

Zayn menunduk, kakinya menendang-nendang batu kerikil dengan pelan. Mata cowok itu berkaca-kaca tapi dia tidak boleh menangis, Artyn mengejeknya ketika Zayn baru saja tiba di Swiss waktu itu karena tahu kalau Zayn sempat menangis di depan Zero.

"It's hurt, but it's okay."Zayn bergumam dengan mata terpejam karena menahan air mata yang ingin keluar.

Padahal Zayn ingin mengejar Azella, dia ingin memiliki wanita itu dan membuatnya bahagia dengan cara Zayn sendiri. Dada Zayn sesak karena harus di paksa mengikhlaskan wanita itu.

Lima menit Zayn habiskan untuk menahan tangisnya, cowok urakan itupun akhirnya memilih duduk tanpa alas apapun. Dia menyipitkan mata untuk melihat ke danau di hadapan sana, seharusnya Zayn bisa menikmati pemandangan yang ada di Swiss.

Zayn butuh seseorang untuk bisa membuat Zayn bisa mengikhlaskan Azella, dan Zayn memilih untuk menelfon Damon.

"Ck, sok sibuk ni orang!"desisnya saat panggilan tidak kunjung di angkat.

Dua menit berlalu dan ada panggilan masuk dari Damon, cepat-cepat Zayn pun mengangkatnya.

"Apa lo?"tanyanya ketus, padahal dia yang menelfon Damon tadi.

"Lah, kayak suara Zayn."

Mata Zayn mendelik ketika mendengar gumaman Damon di seberang sana.

"Ini emang gue, tolol."

"..."

"Woy! Denger gue gak, sih?"tanya Zayn kesal karena hening di ujung sana.

"Ah iya, denger. Gue lagi ngurus Abang lo, dia baru aja nabrak orang sampai orangnya masuk RS."

Demi apapun Zayn tidak perduli, yang dia ingin hanya menceritakan kegalauannya.

"Orang gila gak usah lo urusin,"ucapnya.

Di seberang sana Damon tertawa. "Mana bisa, Bro. Selain dia Bos gue, dia juga sahabat gue. Emang kayaknya Abang lo udah gila, dua bulan ini kerjaannya mabok-mabokan terus. Cabangnya yang di Jawa bangkrut tuh gara-gara manajernya korupsi."

Zayn malah tertawa puas, dia justru senang mendengar Kafka seperti itu.

"Mampus, karma tuh."

Damon terkekeh di ujung sana, Zayn yakin Damon juga puas melihat Kafka jadi seperti ini. Karena memang ini karma untuk Kafka karena telah menyakiti Haico.

"Btw, lo kemana? Jarang keliatan. Nyari Azella sampai mana?"tanya Damon.

Hening, Zayn masih berpikir untuk jujur atau tidak dengan keberadaanya yang masih berada di Swiss. Tapi setelah semua di pikirkan akhirnya Zayn memutuskan untuk jujur saja.

AZELLA'S STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang