05. Just Friend

179 21 4
                                    

05.




Harma menatap lama makanan yang dia pesan lewat online, ada banyak sekali. Mulai dari pizza, martabak, nasi goreng, dan yang lainnya. Semua sudah tertata rapi di atas meja makan.

Harma memang lapar sekali, tapi dia ragu untuk memakan ini semua karena dari dulu dia tidak pernah menyentuh makanan online. Kalau pun mau makan diluar pasti Harma pilih-pilih, soalnya dia punya alergi kalau makanan tersebut tidak higenis.

"Gue coba aja kali ya," ucap Harma kemudian mulai mencoba nya dari pizza terlebih dulu.

"Enak," gumam Harma.

Harma membuka bungkus nasi goreng, mengambil sendok dan mulai memakan nya. "Enak banget!!" ucap Harma dan memakan nasi goreng itu sampai habis, persetan sama alergi nya, dia sudah sangat lapar.

"Tapi gue nggak mungkin habisin ini semua sendiri," ucap Harma yang menyadari begitu banyak makanan di atas meja nya.

"Telfon Reyna coba deh."

Harma mengambil ponsel, lalu menekan nomer Reyna.

"Halo, na?" ucap Harma saat panggilan sudah terhubung.

"Halo har, why?" tanya Reyna di sebrang sana.

"Lo bisa ke rumah gue nggak? Tadi gue pesan makanan banyak banget, sekarang malah nggak bisa gue habisin sendiri."

"Yah har, lo nggak tepat banget sih ngajakin nya. Gue lagi di butik ini sama bunda, dia minta gue jadi model gaun nya. "

"Ya udah deh, nggak apa-apa."

"Sorry ya har."

"It's okay, yaudah see you."

"See you."

Sekarang Harma kebingungan, siapa yang harus bantu dia menghabiskan makanan ini semua. Satu kesalahan yang Harma buat, dia memesan tanpa pikir panjang. Dia pikir porsi nya pasti akan sedikit tiap makanan, tapi ternyata tidak. Lihat saja nasi goreng yang dia makan ini, bungkus nya sangat besar belum lagi tambahin telur dadar di dalam nya.

"Ahh iya, gue ajak Alex aja. Hitung-hitung karena dia udah mau bantu gue," Harma akhirnya menelfon Alex.

"Halo, lex."

"Kenapa har?"

"Lo lagi ngapain? Bisa ke rumah gue nggak, gue butuh-"

Belum selesai Harma bicara, Alex sudah mematikan sambungan sepihak. "Ihh kok dimatiin sih, belum juga selesai ngomong," kesal Harma.




------






"Jadi lo suruh gue kesini, cuman buat bantuin lo habisin ini semua?" tanya Alex tak habis pikir.

Harma hanya mengangguk mantap sambil tersenyum. "Ayok makan!!!"

"Har, lo tau nggak seberapa panik tadi gue sampai matiin telfon lo secara sepihak?!" tanya Alex kesal.

"Ya maaf, lagian biasain dong dengar orang ngomong sampai habis baru dimatiin."

Alex hanya mendengus pasrah. "Udah ayok makan, nggak usah marah-marah mulu!!" Harma menarik tangan Alex dan memaksa nya untuk duduk di depan meja makan.

"Gue nggak lapar," tolak Alex.

"Lo nggak boleh gitu, niat baik harus diterima dengan baik biar pahala nya dapat. Aaaaaa," Harma menyodorkan sepotong pizza, mau tak mau Alex membuka mulutnya dan makan.

"Gitu dong, habisin!" Harma menyodorkan sekotak martabak telur ke hadapan Alex.

"Gue kenyang har," ucap Alex sambil masih mengunyah pizza.

"Lo nolak pemberian gue secara halus nih ceritanya?"

"Bukan gitu."

"Yaudah pulang aja sana, tapi besok-besok jangan harap gue mau ikut lo chek up ke dokter Bryan," ancam Harma.

"Yaudah iya nih. Gue makan," ucap Alex sambil lanjut makan martabak.

"Habisin."

"Iya-iya."




------




"Yeay habis!!" teriak Harma senang karena akhirnya berkat bantuan Alex, semua makanan ini habis.

"Lo ngapain sih beli makanan sebanyak itu?" tanya Alex masih dengan perut kekenyangan.

"Tadi tuh gue lapar banget, terus pesan makanan online deh. Gue pikir porsi nya bakal dikit-dikit gitu sama kayak di restoran mahal, ehh tau-tau nya malah sebanyak itu yang datang," jelas Harma.

"Heh, sudah gue duga."

"Tadi tuh rencananya Reyna yang mau gue ajak kesini cuman dia sibuk, ya jadi nya gue ajak lo aja."

"Reyna? Reyna Kinanti maksud lo?" tanya Alex.

"Iya, lo pernah tetanggaan kan sama dia?"

"Pernah, tapi udah dulu banget waktu SD."

"Cewek lo nggak nyariin, lex?" tanya Harma iseng.

"Kok lo tau gue punya pacar?"

"Nebak doang mah," jawab Harma.

"Dia sibuk."

Harma hanya mengangguk paham. "Lo mau disini sampai malam?" tanya Harma.

"Nggak lah, gue ada futsal jam lima."

"Dimana?"

"Apanya?"

"Lapangan futsal nya, alex!!!" jawab Harma geram.

"Ohh, dekat gang pemakaman umum citrawarna."

"Lo sering main disitu?"

"Hampir tiap hari malah."

"Gue juga sering lewat sana, biasanya mampir ke pemakaman umum."

Alex menegakkan badan nya karena sedikit kaget dengan pernyataan Harma barusan. "Jadi lo yang minggu lalu gue liat keluar dari pemakaman?"

"Maybe, iya."

"Sekarang gue tahu, lo Harma Putri Bellasqi kan?"

"Lo ngestalk akun ig gue ya??"

"Lebih tepatnya teman gue yang stalk, terus diliatin ke gue. Pantesan gue rada familiar sama muka lo, waktu kita ketemu di toilet."

"Ternyata masih ada juga yah yang nggak ngenalin gue sebagai selebgram. Sumpah gue bosan banget tiap ketemu orang, pandangan pertama mereka tuh langsung nanyain pasti gue selebgram," kesal Harma.
"Ya emang fakta nya gitu kan," ucap Alex.

"Tapi gue juga mau orang-orang tuh jangan mandang gue selebgran mulu, sekali-kali pandang gue sebagai cewek biasa aja kenapa sih."

"Risiko jadi orang terkenal emang gitu."

"Iya sih. Tau gitu dulu gue nggak usah aja mutusin buat jadi selebgram."

"Tenang aja, gue nggak mandang lo sebagai selebgram tapi sebagai seorang teman," ucap Alex.

Harma tersenyum mendengar pernyataan Alex, sekarang yang benar-benar teman nya bertambah satu.

"Gue balik yah," pamit Alex.

"Gue antar sampai depan."

Alex meraih jaket nya di atas kursi kemudian mengambil kunci motor nya dan berjalan mengikuti Harma.

"Hati-hati, jangan ngebut!!" Harma memperingati.

"Iya Harma, gue balik yah jaga emosi lo. Kalau butuh apa-apa telfon aja," ucap Alex kemudian memakai helm nya.

"Siap pak bos!!"

Alex terkekeh kecil dari balik helm, kemudian menyalakan mesin motor nya dan pergi menghilang dari pandangan Harma, setelah Alex pergi baru lah Harma masuk kembali ke dalam rumah nya. Dia masih belum percaya bisa bertemu orang sebaik dan sepeduli Alex, dan ingatkan Harma bahwa dia dan Alex hanya teman. Tidak lebih!!!









Tbc.

Self Harmlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang