11. Clara's Secret

135 19 1
                                    

11.






Clara berjalan mondar mandir di kamar nya, merasa cemas dengan keadaan yang terjadi pada nya sebulan terakhir ini.

Kalian masih ingat ketika Clara meninggalkan Alex di mall sendirian?

Flashback on

"Lex, kayak nya aku harus pulang duluan deh. Mami nungguin aku di rumah, kamu nggak apa-apa kan?"

"Aku anter aja, gimana?"

"Nggak usah, jauh lagi."

"Ya emang biasanya gimana."

"Udah nggak usah, aku duluan yah. Bye."

Clara berjalan meninggalkan Alex, begitu dia keluar dari area mall Clara langsung mencari taksi. Tidak berhenti mengecek ponsel nya yang sedari tadi berdering menandakan masuk nya puluhan pesan whatsapp dari mami nya.


Begitu taksi berhenti di depan rumah Clara, Clara langsung membayar dan keluar. Ini bukan keinginan nya tapi apa boleh buat, jika dia tidak menuruti mami nya perusahaan keluarga nya yang akan jadi taruhan nya. Sebulan ini dia sudah cukup bersabar, Clara juga tidak mau jatuh miskin mendadak.

"Clara pulang!" sapa Clara begitu melihat sudah ada banyak orang yang ada di ruang tamu rumah nya.

"Hai sayang, sini duduk!" ajak Anti, mami Clara begitu melihat putri nya sampai.

"Jadi gimana rencana pertunangan ini?  Kapan baik nya akan dilakukan?" tanya Arhan, papi Clara.

"Gimana kalau seminggu lagi om?" tanya seorang pria yang duduk di depan Clara.

Ya, dia Galen. Cowok yang akan dijodohkan dengan Clara atas dasar hubungan perusahaan. Galen sudah menyukai Clara sejak SMP, tapi Clara malah memilih Alex yang baru dia temui saat Clara SMA. Jadi Galen tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Kecepatan itu," protes Clara.

"Lebih cepat lebih baik kan," jawab Galen tenang.

"Tapi kan, aku masih sekolah belum lagi kuliah. Aku mau raih semua mimpi aku dulu," kekeh Clara.

"Clara, kalian berdua kan cuman bertunangan bukan menikah. Jadi nggak bakal menghambat  cita-cita kamu, nanti kalau kalian udah sama-sama sukses baru nikah," jelas Ela, mama Galen.

"Iya Clara, ini cuman tunangan," timpal Ardi, papa Galen.

Clara hanya mendengus pasrah, percuma dia menolak sekeras apapun pertunangan ini akan tetap berlangsung.

"Jadi sepakat ya seminggu lagi acara pertunangan akan dilaksanakan, dan acara ini akan dirangkaikan dengan sweet seventeen Clara," ucap Arhan membuat Clara mendelik.

"Pih, jangan di satuin gitu dong. Sweet seventeen Clara ya gitu aja, apa kata teman-teman aku nanti," tolak Clara.

"Justru ini sekalian memperkenalkan hubungan kalian ke publik, biar semua nya tau dan tidak ada yang berani mengganggu hubungan kalian," jelas Arhan.

Clara benar-benar pusing dibuat, tidak ada satupun pendapat nya yang diterima membuat dia seakan ingin menghilang saja.

"Mih, soal Alex gimana!?" tanya Clara kepada Anti.

"Mami udah bilang clara, putusin Alex!! Dia bukan cowok yang pantas buat kamu," bentak Anti.

Ahh sudahlah, Clara lelah dengan semua situasi yang menghimpit nya.

Flashback off





"Gimana nih? Gue udah terlanjur bilang ke Alex kalau sweet seventeen aku bakal di rayain," ucap Clara gusar.

Besok adalah acara sweet seventeen sekaligus acara pertunangan dia dan Galen, Clara sebenarnya tidak ingin mengundang Alex tapi apa boleh buat dia sudah terlanjur mengatakan bahwa sweet seventeen nya akan dirayakan, ditambah mami nya memaksa dia harus mengundang Alex agar Alex tau soal pertunangan ini. Salah Clara juga yang mengatakan pada mami nya bahwa dia dan Alex sudah putus.

"Arghhhh, gue pusing!!!" kesal Clara.

"Maafin gue lex," lirih Clara.






------






Harma menatap undangan di tangan nya, ini di tujukan untuk perusahaan papa nya yang sekarang di pegang oleh tante Ani. Disini tertulis bahwa perusahaan papa nya di undang untuk menghadiri acara pertunangan dari rekan bisnis perusahaan papa nya.

Berhubung tante Ani sudah balik ke Singapore, jadi tante Ani meminta Harma yang mewakili perusahaan papa nya untuk hadir, sebenarnya Harma tidak masalah sama sekali tapi dia sedikit bingung, di undangan ini tidak tertera nama calon tunangan nya. Hanya ada inisial, G & C.

Tidak mau terlalu memikirkan banyak hal, Harma merasa itu tidak penting yang penting adalah dia datang untuk mewakili perusahaan papa nya.

Harma mengambil ponsel nya yang berdering di atas meja.

"Halo," sapa Harma.

"Gimana har? Undangan nya udah di baca kan?" tanya tante Ani di sebrang sana.

"Udah tan," jawab Harma.

"Kamu nggak bakal nolak lagi kan?"

"Nggak, aku bakal datang. Hitung-hitung aku nyari makan gratis," jawab Harma.

"Kamu nggak berubah."

"Ya emang aku harus berubah gimana? Jadi power rangers gitu?"

"Ya bukan gitu maksud tante, udah ahh ngomong sama kamu bawaan nya bikin tante pijit kepala," ucap tante Ani.

"Yaudah sok di pijit dulu tan," balas Harma sambil terkekeh kecil.

"Udah ahh, tante tutup. Byee!"

"Byee!"


Harma melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 19.10, dia beranjak dari sofa ruang tamu nya menuju dapur. Mengambil segelas susu, kemudian beralih untuk mengunci pintu depan dan naik ke lantai dua menuju kamar nya.

Harma ingat, dia harus membuat beberapa video endorse. Mulai dari unboxing sweter, review masker organik, dan beberapa barang endorse yang datang tadi siang.

Harus nya hari ini Harma pergi ke dokter Bryan untuk terapi, tapi dia terlalu malas. Alex menghubungi nya berulang kali, tapi Harma tidak membalas nya. Menurut Harma itu hanya membuang-buang waktunya, toh orang-orang disekitar nya selalu terlalu mudah untuk menjatuhkan nya.

Suara notifikasi whatsapp membuyarkan lamunan Harma.

Alex

Besok kita terapi ya?
Plis har, gue mohon..

Harma menarik nafas nya jengah, bosan melihat pesan Alex yang dari tadi selalu sama. Dia hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalas nya, dia sudah tidak peduli jika penyakit nya ini akan menghabisi nyawa nya secara perlahan. Menurut Harma itu bagus, karena dia akan cepat menyusul orang tua nya. Lebih baik Harma segera melakukan kegiatan nya, jangan memikirkan Alex.















Tbc.
Konflik nya mulai berdatangan....

Self Harmlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang