19. Labrakan

98 13 9
                                    

19.





Harma beranjak dari sofa begitu mendengar suara motor yang masuk ke halaman rumah nya, dia sudah siap dengan pakaian seragam sekolah nya.

"Udah?" tanya Alex.

"Udah," jawab Harma.

"Ya udah ayok berangkat!" ajak Alex.

Harma naik ke motor kemudian memakai helm yang diberikan Alex, kali ini Alex sudah mengganti helm nya. Kalau bukan karena Harma yang mengomel seharian, Alex tidak mungkin akan repot-repot pergi membeli helm yang baru.

Seperti biasa jika mereka berdua sampai di sekolah, pasti ada saja tatapan suka dan tidak suka dari para murid. Tapi bukan Alex nama nya kalau dia peduli dengan tatapan itu, beda dengan Harma yang mati-matian tenang agar tidak terusik dengan tatapan tersebut.

"Lex, gue ada buat salah ya?" tanya Harma saat Alex masih melepaskan helm nya.

"Nggak, emang kenapa?" tanya Alex.

"Kok mereka ngeliatin gue gitu amat," jawab Harma.

Alex melihat sekeliling nya, banyak siswa yang sedang nangkring di perkiraan atau yang baru datang menatap mereka berdua.

"Ngapain lo semua liat-liat cewek gue?!! Mau gue colok mata lo ha?!!" teriak Alex pada segerombolan perempuan yang melewati Harma dengan tatapan sinis.

"Udah lex, ayok ke kelas!" ajak Harma segera, kalau tidak nanti malah Alex ngamuk-ngamuk disini.

Harma menarik tangan Alex paksa yang masih setia mengomel sepanjang jalan menuju kelas nya.

"Masuk!!" perintah Harma.

"Kok jadi lo yang ngantarin gue ke kelas sih?" tanya Alex.

"Dari pada lo masih pagi udah ngomel-ngomel kayak ibu-ibu komplek yang nggak kebagian sayur mending gue yang antar lo aja," jawab Harma.

"Ya lagian, masak pacar gue dilihatin kayak gitu sih."

"Udah ah, gue mau ke kelas dulu."

"Gue antar!"

Belum sempat Harma bicara Alex sudah menarik paksa tangan nya menuju kelas 11 IPA 1.

"Masuk!!" perintah Alex saat sudah sampai di depan pintu kelas Harma.

"Iya-iya, lo juga langsung ke kelas dong!"

"Iya nyonya," jawab Alex kemudian berbalik untuk menuju kelas nya.


------


"Har, jawaban nomer 3 apaan?" tanya Reyna berbisik.

Hari ini di jam pertama kelas 11 IPA 1 kebagian ulangan matematika dadakan dari pak guru Gendut. Ya murid-murid memanggil nya dengan sebutan pak guru Gendut karena postur tubuh nya yang besar dan perut buncit yang mendominasi.

"Lo nanya ke gue, terus gue tanya sama siapa?" jawab Harma berbisik.

"Ahh elah, udah dadakan mana soalnya susah pula. Lengkap banget penderitaan hari ini," sungut Reyna.

"Berisik lo, entar ketahuan mampus!" ucap Harma memperingati.

Reyna hanya mendengus kesal, dia mencoba mengerjakan ulangan ini dengan sisa-sisa kepintaran nya. Entah akan remedi atau tidak, itu urusan belakang. Yang penting selesai dulu.

Setelah satu setengah jam bergelut dengan soal, akhirnya Harma dan Reyna bisa menghirup udara segar saat bel istirahat berbunyi. Entah jawaban mereka benar atau tidak.

"Gue mau ke kamar mandi dulu na, lo duluan aja ke kantin!" ucap Harma.

"Mau gue antar nggak?" tawar Reyna.

Self Harmlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang