07. Selalu Ada

166 20 2
                                    

07.






"Oke Harma terapi hari ini sudah selesai, kamu bisa kesini lagi minggu depan," ucap dokter Bryan.

"Terima kasih dok. Kami permisi," pamit Harma yang diangguki oleh dokter Bryan, kemudian menarik tangan Alex untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Gimana?" tanya Alex saat sudah diluar ruangan.

"Apa nya?"

"Terapi nya har," jawab Alex.

"Biasa aja."

"Nggak ada perubahan?"

Harma tampak berpikir sejenak. "Ada, gue merasa lebih tenangan di banding sebelum menjalani terapi. Kayak nya gue makin bisa kontrol semua emosi," jelas Harma.

"Bagus deh, gue berharap lo bisa sembuh total."

"Makasih ya lex," ucap Harma sambil tersenyum.

"Gue cuman membantu har, keinginan untuk sembuh itu ada di diri lo. Harusnya lo bilang makasih ke diri lo sendiri karena udah kuat bertahan sejauh ini," jawab Alex.

"Makasih diri gue sendiri."

"Yaudah ayok pulang!!"

Alex menarik tangan Harma pelan, lebam di jari perempuan itu sudah hilang. Mungkin karena sudah Alex obati di UKS beberapa hari lalu.






------






Alex membawa motornya memasuki pekarangan rumah Harma, gerbang yang sudah di buka lebih dulu oleh pak Gani membuat Alex bisa masuk ke dalam, biasanya dia hanya mengantarkan Harma hanya sampai depan karena gerbang tidak di buka.

"Tumben gerbang lo di buka?" tanya Alex saat Harma sudah turun dari motornya.

Harma melihat sekeliling pekarangan nya, ada satu mobil yang tak asing di penglihatan nya.

"Kayak nya tante Ani ada di dalam deh," jawab Harma.

"Tante Ani?"

"Iya, dia satu-satu nya saudara gue yang ngerawat gue sejak kepergian mama papa. Ya, meskipun dia jarang nengokin sih paling sebulan sekali, soalnya dia kerja di singapore," jelas Harma.

"Mau mampir dulu nggak?" tanya Harma.

"Ada PS?" tanya Alex.

"Ada di kamar gue."

Alex langsung turun dari motor nya, melepas helm dan berjalan mendahului Harma.

"Dih gercep banget!"


Harma mengikuti langkah Alex sampai di depan pintu depan, suara langkah mereka berdua terhentikan oleh sebuah suara teriakan nyaring.

"Hallo, my honey Harma. How are you?" tanya tante Ani yang sudah berdiri di depan Harma.

"I'm fine, gimana dengan pekerjaan tante?" tanya Harma balik.

"Sangat baik, ini siapa?" tente Ani memandangi Alex asing.

"Saya Alex tante, teman nya Harma," jawab Alex sopan.

"Ganteng har," bisik tante Ani pada Harma.

"Tante apaan sih!! Oh iya tan, ini Alex yang aku ceritain, dia yang mau bantu aku untuk sembuh." jelas Harma.

Tante Ani yang tau soal penyakit Harma, sangat bersyukur dengan kehadiran Alex. Karena jika tante Ani yang menawarkan agar Harma terapi pasti selalu di tolak, Harma menolaknya karena terapi tersebut akan di laksanakan di singapore. Itu tandanya dia harus pindah sekolah, dan Harma tidak mau itu terjadi.

Self Harmlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang