2. Teman Dekat

258 35 28
                                    

Kekecewaan terberat adalah ketika waktu merenggut semua keindahan lebih cepat dari yang diharapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekecewaan terberat adalah ketika waktu merenggut semua keindahan lebih cepat dari yang diharapkan. Rasanya baru beberapa menit keindahan itu menghujani sepasang kekasih yang kini tengah mengobrol tanpa tujuan sebagai usaha penguluran waktu. Tidak ada salahnya, kan, mereka melakukan hal ini? Tidak! Semua orang tahu, ketika sepasang manusia sudah terlena karena cinta, dunia serasa milik berdua, dan perputaran waktu seolah mereka yang mengatur. Lebih lambat lebih baik.

“Besok sore kamu harus datang ke rumahku, ya?” kata perempuan pemilik bola mata hitam di ujung percakapan dengan kekasihnya.

Laki-laki yang duduk di motor berpunggung besar itu, terdiam; mengingat-ingat jadwal yang akan ia lakukan besok sore. “Oke, besok aku datang,” balasnya seraya melebarkan senyum.

“Awas jangan telat apalagi sampai lupa!” ujar perempuan itu penuh penekanan, dan menajamkan tatapannya kepada sang kekasih.

“Iya, Anggita Novitasari kesayangannya cacing arab,” jawab laki-laki itu dengan ekspresi yang dibuat-buat.

“Akhirnya ngaku sendiri, bye-bye cacing arabku!” salam Anggita seraya pergi dan melambaikan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menjinjing sebuah totebag penuh belanjaan.

“Bye-bye kutu buku koreaku!” balas laki-laki itu senang.

Banyak alasan kenapa si cacing arab ini, mencintai Anggita. Selain baik dan pintar, Anggita itu manja, feminin, sabar, dan perhatian. Awalnya ia tak mengira kalau Anggita akan mengucapkan kalimat menyakitkan seperti beberapa jam lalu, tapi ia menyadari dan memaklumi apa yang Anggita lakukan karena hal itu bukanlah hal yang pertama Anggita temukan pada dirinya. Sekarang, ia akan berusaha sebisa mungkin agar tidak membuat kekasihnya itu patah hati untuk ke sekian kalinya. Ia sudah tidak bimbang lagi seperti sebelumnya.

Langit menepikan motornya sejenak, saat ponselnya bergetar di tengah lamunan yang menayangkan keindahan kekasihnya. Sebaris nama terpampang di layar ponselnya, tanpa berpikir panjang Langit langsung menggulir ikon telepon ke atas.

Lo di mana sih, Langit Samudra Bintang?

Langit malah terkekeh mendengar kekesalan temannya ini. Bagaimana tidak, toh, temannya ini telah mengirim pesan sekitar setengah jam yang lalu meminta dijemput dan dirinya malah asyik keluyuran di tengah keramaian jalanan.

“Gue masih di jalan, bentar lagi juga nyampe, lo masih di Jajaka, kan?” tanya Langit enteng.

Dia mendengkus.

Iya, gue masih di Jajaka. Kayaknya lo sengaja banget buat gue nunggu selama ini, anjir!

“Eits, anak baik gak boleh marah,” goda Langit.

Kutunggu Kau Putus || OPEN PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang