P A R T 5 💸 Pelecehan Seksual

54 23 145
                                    

Dilarang Plagiat 😬

☆☆☆ VOTE ☆☆☆

Author POV

Waktu sudah menunjukkan pukul lima petang, Fanya sudah selesai menuntaskan rasa penasarannya terhadap teman sekelasnya itu yang berdandan sangat aneh dan norak.

Saat ini, Fanya sedang menunggu Farrel yang akan menjemputnya. Seolah takdir ingin mereka semakin dekat, kejadian yang tak terencana terjadi membuat Fanya dengan rasa terpaksa menghubungi Farrel untuk mengantarnya pulang.

 Seolah takdir ingin mereka semakin dekat, kejadian yang tak terencana terjadi membuat Fanya dengan rasa terpaksa menghubungi Farrel untuk mengantarnya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, lama banget tuh cowok! Ga tahu apa ya, gue mati bosen nunggu dia. Mana disini banyak banci lagi, huft." Racau Fanya pelan.

Fanya setia menatap layar hitam ponselnya, rasa jengkel masih menyelimutinya.

"Sendiri aja nih, neng?" Celetuk seseorang dari arah samping tubuhnya membuat Fanya terkejut.

Dengan cepat Fanya menjauhkan badannya dari cowok itu.

"Apaan sih lo?" Ketus Fanya dengan melirik sinis cowok tersebut.

"Wow, cantik - cantik jutek, manis banget sih." Ujar cowok itu seraya membelai pipi Fanya. Sontak, Fanya menjengit dan menatap cowok itu berang. Tanpa aba - aba Fanya menampar lelaki itu keras.

PLAK

"Lo gak usah kurang ajar sama gue! Dasar Banci." Sentak Fanya dengan menunjuk wajah cowok itu.

Seketika itu pula, raut wajah cowok itu berubah menjadi menatap tajam ke arah Fanya, tangannya mengepal kuat hingga otot - otot lengannya tercetak.

"Lo akan menerima balasannya!" Desis cowok itu geram dan menarik lengan Fanya dengan keras hingga Fanya merasakan ngilu di lengan kanannya.

"LEPASIN GW! LEPAS," Raung Fanya kencang dengan tubuh meronta agar dilepaskan. Semua orang di Bengkel itu hanya diam, tidak ada yang berani menolong Fanya.

Cowok itu dengan kejam menjambak rambut Fanya, seketika Fanya berteriak dan matanya perlahan memerah.

"Sshh, sakitt Lepass," Ujar Fanya dengan tangan kiri memegang rambut yang terjambak seakan bisa mengurangi rasa sakitnya.

"Gak akan pernah gue lepas, ini akibat dari tingkah songong lo itu. Hahahah,"

Cowok itu kembali menarik Fanya agar mengikuti langkahnya dengan tangan kiri mencengkeram lengan kanan Fanya, dan tangan kanan lelaki itu masih setia menjambak rambut Fanya. Fanya merasa tulang lengan dan kulit kepalanya terkoyak.

Sekuat - kuatnya tenaga perempuan, akan kalah dengan tenaga seorang laki - laki. Harapan Fanya cuman satu, Farrel.

"Farrel lo dimana? Tolongin gue, please," Batin Fanya tertekan yang diwakilkan oleh tetesan airmatanya.

FANREL (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang