P A R T 7 💸 Kegilaan Brigadir Y-Gen

67 21 125
                                    

Dilarang Plagiat 😬

☆☆☆ VOTE ☆☆☆

Author POV

Fanya merebahkan dirinya menyamping menghadap perut Farrel di atas sofa panjang yang tersedia pada basecamp Geng Y-Gen. Sedangkan, Farrel sendiri sibuk mengelus dan merapihkan rambut bergelombang Fanya dengan lembut. Jangan lupakan anggota geng termasuk anggota inti yang menatap Farrel speechless, sudah dapat dibayangkan betapa senyapnya ruangan itu.

"Bang Rel, lo gak kesambetkan?" tanya salah satu anggota prajurit Geng Y-Gen, Lakki. (Lakki ini sudah pernah muncul di part 3).

Farrel mengalihkan tatapan datarnya ke arah Lakki, kemudian memberikan respon hanya dengan satu alis yang terangkat.

Lakki yang menerima respon tersebut jadi salah tingkah, "Eh, eum, itu, lo kan gak pernah bawa cewek kemari. Rasanya aneh aja gitu, hehe." Dan disetujui semuanya dengan anggukan kepala.

Fanya yang menyimak percakapan mereka semakin mengeratkan tangannya melingkar pada pinggang Farrel.

"Jangan berisik! Dia mau istirahat," titah Farrel karena merasakan wajah Fanya semakin menekan perutnya.

Menggeser kepala Fanya pelan, "Nanti lo sesek nafas." Kemudian, kembali mengelus rambut Fanya.

Tidak ada suara satupun sesuai perintah sang ketua. Mereka hanya saling melirik satu sama lain seolah mengirimkan pesan melalui tatapan mata.

Farrel bukannya tidak tahu, tapi dia lebih memilih mengabaikan mereka semua selagi tidak bising.

Didalam markas hanya terdapat 2 anggota inti, dan 5 anggota menyandang gelar prajurit. Dua anggota inti tersebut ialah Vano dan Betrand karena sekarang jadwal mereka menjaga markas, sisanya adalah Lakki, Saddam, Avril, Arkan, dan Chakky.

Vano menatap Betrand dengan penuh arti. Kemudian, bicara tanpa mengeluarkan suara.

"Akhirnya. Kita. Punya. Nyogen,"

Bibir Vano mangap-mangap mengeja satu per satu kata ke arah Betrand. Sedangkan, Betrand sendiri memasang wajah cengonya.

"Hah?" lirih Betrand mengernyitkan dahinya dengan kepala dimiringkan ke arah Vano.

Vano yang seakan mengerti bahwa sahabatnya itu gak konek kembali mengulangi ejaannya.

"Akhir - nya ki - ta pu - nya Nyo - gen," Dia mengeja dengan mengurangi tempo kecepatannya.

Betrand sendiri yang masih belum paham merengutkan ekspresi wajahnya sambil kedua tangan menengadah di samping dada seolah berkata, 'Apasih?!'

"Akhir - nya ki - ta pu - nya Nyo - gen, BU - DEG," Vano yang sudah emosi kembali mengulang ketiga kalinya dengan jari telunjuk menunjuk Fanya kemudian logo Geng Y-Gen yang berada di samping atas kiri dadanya.

"APASIH, NJING! BIBIR LO MONYONG - MONYONG GAK JELAS! LO MAU DICIUM BANG TOBING HAH?!" teriak Betrand terlampau kesal.

Semua terlonjak kaget termasuk Farrel menatap Vano dan Betrand dengan geram.

"GAK USAH TERIAK BEGO!" teriak Vano lebih keras.

"LO JUGA TERIAK BABON!"

"GUE KESEL SAMA LO! KUPING LO BOLOT APA GIMANA? GUE NGOMONG PELAN TAPI LO GAK DENGER!"

"BTW MAH, LO GAK NGOMONG YA, SU! BIBIR LO CUMAN MANGAP - MANGAP KEK ORANG LAGI DANGDUTAN, BRO! GIMANA GW MAU DENGER, BEGO!

"OTAK LO AJA YANG BOLOT! GAK BISA DENGER APA YANG GUE EJA! SINI GAK LO, GUE BAWA KE TEMPAT GELAP TAHU RASA, NYET! GUE MUTILASI LO DISANA!" pekik Vano terlampau kesal terhadap sahabatnya.

FANREL (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang