Author POV
Fanya menatap ke sosok yang sama, "Who is girl beside him?"
Sheren mengangkat kedua bahunya, "I don't know, but i will try to find out."
"Kita. Kita berdua yang akan mencari tahu," ralat Fanya.
"Okay, so?" tanya Sheren.
"Besok," jawab Fanya.
"He's presumably the one we're looking for if she's Samudra's girlfriend or family. If she is Samudra's sister, he is exempt from prosecution." lanjut Fanya menjelaskan.
Sheren mengangguk memahami.
Mereka berdua begitu optimis dapat menyelesaikan segala urusan. Semoga kerumitan yang akan dilalui tidak menyurutkan semangat.
How readers, are you like this story?
○○○
"Papa gak kesini?"
"Nanti setelah urusan papa selesai,"
"Kapan? Nanti Cio keburu tidur,"
"Ya, kalau Cio tidur papa gak jadi kesana,"
"Kok gitu? Sekalang kan hali minggu, waktunya Cio main." Nada suara Cio melemah.
Farrel yang menatap Cio dari layar handphone itupun gusar.
"Gue kan niatnya bercanda," batin papa muda tersebut.
"Cio, papa cuman bercanda. Nanti kita berdua main bareng ya,"
"Plomise?"
"Promise boy."
"Yey! Cio jadi gak sabar," girang Cio.
Farrel yang melihat ekspresi Cio hanya tersenyum.
"Papa, Cio gak punya mamah ya?" tanya Cio polos.
Masih berusaha menahan senyum, "Kata siapa? Cio punya mamah, cantik."
"Kata temen-temen Cio. Meleka selalu ejek Cio,"
"Jagoannya papa gak boleh nangis. Laki-laki harus kuat," ujar Farrel ketika Cio hendak menumpahkan tangisnya, "6 bulan 4 minggu 3 hari Cio akan ketemu sama mama."
Cio mengusap pipi cubbynya, "Papa punya foto mama? Cio mau lihat boleh?" pinta Cio penuh harap.
"Nanti papa kasih tahu. Bye sayang, kasih kan handphonenya ke Bunda Mara ya," Farrel melambaikan tangan pada kamera handphone.
"Bye bye papa, Cio sayang papa." balas Cio melambaikan kedua tangan.
Video call pun terputus, Cio melangkahkan kaki kecilnya ke ruangan Bunda Mara, lalu lanjut bermain bersama yang lain selagi menunggu Farrel tiba.
Ditempat Farrel berada.
"Prostrum nantang kita lagi, kali ini fight to fight satu lawan satu diatas ring, lo sama ketua mereka." jelas seorang cowok.
"Take it, gue akan terus meladeni dia selagi gue mampu." jawab Farrel.
"Sampai kapan lo bungkam?" tanya cowok itu.
"Sampai dia tahu kebenarannya sendiri," jawab Farrel kalem.
"You have a Proof, why don't you use it?" geram cowok itu.
Apa gunanya Farrel mengumpulkan segala bukti jika tidak menggunakan itu? Tidak habis pikir.
"This story will not end quickly." jawab Farrel ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANREL (On Going)
Genel Kurgu--- FOLLOW, VOTE, DAN KOMENT --- ~~~ SEMANGAT KALIAN, SEMANGATKU JUGA ~~~ Cover By @nonatemola Revisi Setelah Tamat 📣 INI KARYA IMAJINASI AKU SENDIRI, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA TOKOH, LATAR, WAKTU, DAN SEBAGAINYA. ITU MERUPAKAN UNSUR KETIDAKSENGA...