"Hiyaa akhirnya selesai juga. Capek banget padahal cuma duduk dengerin materi."
Nita melompat dari kursi dan melakukan perenggangan otot ringan. Aku dan Selly juga sedikit memutar pinggang.
"Belum selesai masih bersambung." Kataku.
"Astaga. Untung besok cuma setengah hari. Ga kebayang kalo sampe malem lagi." Selly menggerutu.
Kami belum keluar dari aula karena masih menunggu pembagian nasi kotak untuk makan malam. Padahal sekarang sudah jam 10 malam. Rasanya kami seperti dijejali makanan se ember yang dipenyet-penyet agar semua masuk ke perut kami. Maklum mengejar keterbatasan waktu ditambah kegiatan di luar ruangan agar kami tidak bosan.
Aku melihat Devan keluar dari aula tanpa sepatah kata setelah pemateri mengucapkan salam.
Hingga makan malam selesai dia belum kembali. Bahkan teman di sampingnya juga tidak tahu dimana dia."Semua sudah dapat jatah makan malam, ada yang belum? Kalau sudah selesai cepat pergi ke ruang istirahat." Kata Pak Eko selaku LO sebelum meninggalkan aula.
"Pak Eko teman saya tadi masih di kamar mandi jadi tidak ikut makan malam. Apa nasi kotaknya masih tersisa pak?"
"Ini masih tersisa satu, pas untuk teman kamu."
"Terimakasih pak."
"Iya."
Antara pengen bodoamat tapi khawatir dan terpaksa akhirnya aku menghampiri Pak Eko dan meminta satu kotak nasi untuk Devan. Kuletakkan di atas kursinya. Ku atur supaya tas nya tidak menimpa si nasi kotak.
Aku melihat Devan memasuki aula dengan Bu Eri saat aku sudah berada di lantai atas. Tangan kanan Devan menenteng plastik kresek berisi 2 nasi bungkus yang entah bagaimana aku berasumsi bahwa itu adalah nasi goreng.
Dia terlihat bingung melihat ada nasi kotak di kursi nya. Saat dia menggendikan bahu aku sadar bahwa dia sengaja melewatkan makan malam. What the hell you doing Hera?!
Aku mendengus geli saat sadar memperhatikan nya terlalu banyak. Memutar badan masuk ke kelas. Mengikuti teman lainnya bersih-bersih, ganti baju dan bersiap tidur. Oiya aku belum mengabari mama.
Aku merebahkan diri disamping Selly setelah menemukan hpku. Menghidupkan data seluler menunggu beberapa hingga pesan dan pemberitahuan selesai memenuhi layar.
Selesai dengan menghubungi mama ku letakkan kembali hp di samping kepala ku. Niatnya begitu.
Namun tangan malah membuka what's up story. Lebih tolol lagi aku mengomentari story' Devan foto bermain piano dengan Pak Eko. Ternyata kita belagu untuk saling save nomer.
"Makan dulu"
"Siap Ra"
Aku mendengus geli dengan sikapku sendiri. Pengen menjedotkan kepala ke tembok untuk mengembalikan kewarasan.
"Sini Ra tidur pelukan sama aku." Selly menarikku mendekat dengannya. Padahal kita tadi hanya berjarak sejengkal.
"Kenapa sih wajah mu frustasi baru putus hm? Lupakan sajalah dia." Nita di sebelah ku ikut mendekat.
"Manis banget sih kalian jadi sayang." Aku tertawa membalas pelukan mereka.
"Yaudah tidur kuy :)!"
**************************************************Hai teman, apa kabar ?
Aku harap kalian semua sehat dan tetap semangat ;)
Maaf ya aku baru bisa nulis segini karena aku suka baca ulang tulisan aku. Terus rombak sana sini biar makin mantap gitu. Semoga kalian suka.Peluk dan cium😘
KUQUEENIN
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can Be
Teen FictionKita selalu punya cerita masa remaja tapi tidak punya cukup waktu untuk menuliskannya. Sekedar mengingat bagaimana kita tumbuh di masa itu hingga bagaimana kita menjadi sekarang. (How Can Be) Kalau menurut bilangan biner nggak ada angka dua, tiga da...