I've been hearing symphonies
Before all I heard was silence
A rhapsody for you and me
And every melody is timeless
Life was stringing me alongThen you came and you cut me loose
Was solo singing on my own
Now I can't find the key without youSymphony_Zara Lasson feat Clean Bandit
.
.
."Aku harus pergi sekarang."
"Lo tahu kan payung ga bisa menghentikan hujan, tapi bisa membantu lo meliwatinya. Jadi lo ga basah."
"Sama kaya lo, pergi ga akan membuat perasaan lo hilang. Lo harus melewatinya dengan otak sebagai payungnya."
.
.
.Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Kampung Coklat.
Namanya kampung coklat sudah pasti coklat menjadi topik utama dalam tempat wisata ini.
Dalamnya seperti kebun coklat yang dimana mana ada banyak tanaman coklat, makanan olahan coklat, cidera mata seputar coklat dan lain lain. Di sini juga ada wahana permainan. Suasana yang dibangun bertemakan klasik
Dari tadi aku ikut gerombolan Vanesha, Aira, Aldo dkk. Kami berkeliling sambil mengambil foto disetiap tempat yang kami singgahi.
Disini terlalu ramai. Aku tidak terlalu suka suasana keramaian, rasanya aku ingin berlari keluar. Namun teman-teman mengajak ku menikmati liburan.
Hingga kami berkumpul dengan gerombolan Devan, Rey, Vanilla dkk kami istirahat di kafetaria setelah membeli oleh oleh. Tak lupa mengambil foto bersama satu kelas setelah kami berhasil berkumpul.
Kemudian elf kami menuju Makam Bung Karno. Dilanjutkan ke Candi Penataran. Suasana mendung menambah hawa dingin di daerah candi.
Teman teman pada sibuk merepot Candi Penataran. Liburanpun masih ada aja tugasnya. Kami disuruh membuat video layaknya bloger or ala-ala acara traveling.
Aku berpasangan dengan Elisa. Semalam aku sudah merangkum sedikit informasi mengenai candi Penataran. Aku tidak begitu pede di depan kamera. Jadi aku lebih memilih memegang kamera dengan Elisa sebagai juru bicara.
Belum juga selesai merepot , sudah turun hujan. Aku dan Elisa lari menuju gazebo terdekat. Dari belakang ada Vanesha dan Melly mengikutiku. Disana sudah ada banyak orang lainnya yang berteduh. Ada beberapa teman sekelas kami juga.
Aku dan Vanesha mendapatkan tempat paling pinggir gazebo karena kami yang paling akhir datang. Hujan nya cukup deras membuatku terkena cipatran air jatuh dari atap.
" Ra kamu pengen Pop Mie?" tanya Vanesha menunjuk warung belakang gazebo.
" Enak tuh hujan hujan gini makan pop mie. " jawabku
" Mie kayak cacing kok suka. Gak sehat. " Rey di belakangku menimpali. Kami semua berdiri agar ruang terasa lebar juga menghindari cipratan hujan.
" Yee mie instan itu makanan paling enak dan praktis, ekonomis juga." Belaku.
"Halah, mie instan itu emang makanan orang males kek kalian." Rey Raja Julid mana mau ngalah gitu aja.
" Siapa tuh pake payung pink?" tunjuk Vanesha mengalihkan perhatianku.
Ada 2 orang menuju arah kami membawa payung pink polkadot dan satunya memakai jas hujan. Yang tak lain si dudul Devan dan Aldo.
Aku tidak tahu motivasi mereka lari kesini bukannya kembali ke elf atau tempat makan istirahat saat mereka membawa jas dan payung.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can Be
Teen FictionKita selalu punya cerita masa remaja tapi tidak punya cukup waktu untuk menuliskannya. Sekedar mengingat bagaimana kita tumbuh di masa itu hingga bagaimana kita menjadi sekarang. (How Can Be) Kalau menurut bilangan biner nggak ada angka dua, tiga da...