~ Prahara dan kembalinya Masa lalu~

277 24 0
                                    

Saat tengah perjalanan ada seseorang yang mema ggil 3 tentara muda itu, dan saat mereka berbalik ternyata itu adalah atasan mereka serta istrinya dan beberapa ajudan mereka,

"Eh lettu Fitra maaf mengganggu perjalanan anda, tetapi saya sedang menemani istri saya untuk menemui istri kalian bertiga karna kemarin tidak sempat menyambut kedatangab istri2 kalian" ucap dangroup (komandan group)

"Siap tidak apa-apa komandan, kebetulan sekali kami akan menemui para istri kami yang sedang ada di belakang aula" kata Fitra mewakili

"Baiklah kalau begitu, mari kita kesana bersama2" ucap istri dari komandan mereka dan di angguki oleh semua ajudan termasuk 3 tentara tadi

Saat akan sampai di belakang aula, para tentara mendengar keributan begitu juga dengan istri atasan mereka, istri atasan langsung mengernyit heran kenapa ada keributan di situ

" izin bu sebelum ibu menemui istri2 kami , kami harap ibu bisa mendebgar apa yang di katakan istri dari seorang salah satu mayor di kesatuan ini supaya ibu bisa  menindak lanjuti perkara ini" kata sertu Dimas yang sudah geram dengan tingkah istri dari Mayor Egi Purwanto

"Iyya baik kalau begitu" kata istri atasan mereka lalu komandan mereka serta istrinya langsung masuk ke dalam ruangan kecil itu, sebelum itu para ajudan mengisyaratkan agar tak ada yg ibu2 persit yg bersuara

" kamu juga dek Fitra, kamu itu hanya istri dari tentara bawahan jangan sok kamu disini, owh atau kamu memang sudah merasa paling hebat disini sampai2 membela dek Dimas dan dek Bayu?" Kata ibu Egi sedangkan Hira sudah naik pitam

" maaf ibu sebelumnya saya tidak pernah merasa hebat disini, saya sadar juga saya masih anggota baru dan masih sangat buta akan kemiliteran, berbeda dengan ibu yang sudah senior dan seorang istri dari tentara berpangkat mayor, saya juga tidak pernah membanggakan apa pangkat suami saya. Saya disini membela teman2 saya karna ibu sudah keterlaluan dengan memberikan kata2 yg tidak seharusnya keluar dari mulut seorang istri perwira seperti ibu, dengan ibu berkata seperti itu ibu sama saja merendahkan para anggota Tentara bawahan seperti suami  kami, dan merasa ibu yang paling berkuasa di atas segalanya. Jangan jadikan para istri anggota bawahan seperti kami menjadi bahan nyinyiran ibu, lalu kenaoa juga kalau kami bukan seorang lulusan kedokteran?, apakah menikah dengab seorang tentara memiliki peraturan harus menikah dengan gadis yang seorang lulusan kedokteran?, lalu apa kabar dengan ibu yg hanya lulusan SMK KESEHATAN?, apakah ibu pernah berfikir bahwa setiap perkataan ibu menjadi belati yang menancap di hati kami semua?" Kata Hira seraya menitiskan air mata seraya melihat satu persatu istri anggota bawahan yang sudah menundukan kepala karna perkataan ibu Egi.

"Halah kamu itu bisanya apa Hira, dan mengapa jika saya hanya lulusan SMK Kesehatan, yg terpenting saya sudah merasakan sekolah di dunia kesehatan, dan yg terpenting ada anak saya yg lulusan kedokteran, dan yg seharusnya menikah dengan Lettu Fitra itu anak saya bukan kamu yang masih labil" ucap Bu egi pedas

"Maaf sebelumnya ibu, jika masalah jodoh dengan siapapun itu sudah di tetapkan oleh yang Maha Kuasa, saya tidak pernah menawarkan diri saya kepada keluarga besar suami saya untuk di nikahi, dan masalah perkataan ibu tadi yang telah menyakiti hati para anggota2 persit lainnya saya harap ibu bisa meminta maaf kepada mereka" ucap Hira nyalang, matanya sudah memerah menahan tangisan yg akan meledak

"Hei berani2nya kamu__" ucap ibu terhenti sambil tanganyya yg akan melayang menampar Hira, sebelum tangan besar nan kekar menahan pergerakan bu egi

Hira sudah memejamkan mata, sampai suara yg berat dan tegas masuk di pendengarannya

"Jangan pernah mengangkat tangan anda kepada istri saya" katanya yg tak lain adalah Fitra

" owh jadi begini kelakuan dek egi sama istri bawahan?, kenapa dek egi bersikap begini kepada istri bawahan suami dek egi?" Kata istri komandan mereka, bu egi yang mendengar pertanyaan itu langsung pucat mendapati semua atasan ada di belakang aula itu.

Menggapai Cintamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang