~Keseharian~

302 23 15
                                    

Beberapa bulan kemudian, kini Hira sudah menjalani hari2nya sebagai mahasiswa di salah satu universitas di jakarta. Dia mengambil jurusan hukum dan tata negara, dia menjalankan dua kewajibannya dengan baik, di samping menjadi mahasiswa dan menjadi anggita persit yang giat dan serta sopan dalam bertindak.

Hira memiliki 2 sahabat di giat persitnya, mungkin karena umurnya yang hampir sama dan mereka juga berkuliah di kampus yang sama, tetapi dengan jurusan yang berbeda.

Pagi ini sangatlah cerah, Hira telah mondari mandir di dalam rumah dinas suaminya. Dia mengerjakan berbagai pekerjaan ibu rumah tangga seperti biasanya, mulai dari menyapu mengepel dan lain2. Sementara itu Fitra masih bergelung di kasurnya karna baru pulang dari kantornya setelah sholat subuh.

Tepat pukul 08.25, Hira kembali ke kamarnya untuk membangunkan si kutub es. Yah, meskipun Hira dan fitra sudah berumah tangga tetapi sikap Fitra yang masih saja dingin membuat Hira seperti orang yang selalu membuat kesalahan. Fitra sendiri pun masih bimbang dengan perasaannya sendiri, setelah datangnya kembali orang di masa lalunya.

Saat Hira memasuki kamarnya, ternyata Fitra sudah berpakaian lengkap. Untuk sesaat Hira terpanah akan ketampanan dan kegagahan suaminya, Fitra yang melihat itu hanya menarik senyum tipis nyaris tidak terlihat lalu berjalan ke arah Hira.

"Saya tau kalau saya itu  tampan, tidak usah terlalu terpanah. Toh kamu juga akan selalu melihat saya" ucapnya gamblang membuat Hira keluar dari lamunannya.

Fikirannya saat ini hanya satu, yah betapa narsisnya seorang Lettu Fitra di depan gadis yang berstatus sebagai istrinya.

Kenapa gadis, karna sampai saat ini Hira dan fitra belum melakukan ritual suami istri. Etahlah..

"Iyya mas emang ganteng, tapi gak usah narsis kali" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya kedepan. Fitra yang melihat itu langsung gelagapan melihat bibir istrinya yang sangat menggoyahkan iman, buru2 dia mengusap wajahnya kasar lalu berjalan keluar mendahului Hira.

Hira pun mengikuti Fitra dari belakang, menuju meja makan. Hira dengan telaten menyiapkan segala masakan yang sangat di sukai oleh Fitra.

Berbagai jenis masakan sudah tersedia di meja makan, Hira pun bersukur, mengapa tidak? Karna suaminya adalah jenis orang yang tidak pilih2 dalam makanan.

Fitra pun dengan tenang menunggu Hira mengambilkan makanannya.

Mereka pun makan dengan keadaan khidmat, dentingan sendok yang beradu menjadi musik pengiring dua pasutri ini.

Selesai makan, Fitra beranjak menuju teras untuk memakai sepatu PDL nya Hira pun ikut ke depan sebagai istri yang baik untuk mengantar suaminya.

"Saya berangkat dulu yah, kamu benar tidak mau saya antar ke kampusmu?" tanya Fitra

"Gak usah mas, nanti aku pergi sama temanku yang tinggal disinu juga" ucap Hira tersenyum dan meraih tangan suaminya untuk menyalimi.

"Ya sudah kalau begitu, hati2 di jalan jaga nama baik suami mu di luar sana, jaga jarak dengan laki2 yang tidak kau kenal" ucap Fitra posesif dan Hira hanya menganggukan kepalanya saja.

Setelah Fitra sudah tak kelihatan, Hira pun mulai beranjak masuk ke dalam rumah dinasnya lagi untuk bersiap menuju kampus. Baru saja dua langkah, dia sudah di panggil oleh ibu2 yang ternyata anggota giat persit sekaligus teman se kampusnya.

"Izin menyapa bu, sudah mau berangkat ke kampus?" Ucap temannya(Lilis) istri dari sertu Bayu.

"Ehh iyya mbak, hmm gak usah panggil ibu kalau cuma berdua aja yah" ucap Hira dengan jenaka dan Lilis pun terkekeh dan menganggukan kepalanya.

"Iyya tnggu sebntar yah, saya ke dalam dulu ambil tas sama laptop nanti kita barengan kesana" kata Hira lalu masuk meninggalkan Lilis di teras rumahnya.

"Udah ayok, kita berangkat" ucap Hira semangat, dan mereka berdua naik ke motor kepunyaan Lilis.

Sebenarnya Hira memiliki dua teman akrab di sini, akan tetapi teman Hira, fakultasnya lebih jauh sehingga dia berangkat lebih awal.

Selama perjalanan menuju kampusnya, mereka berdua terus membuat lelucon jenaka mengisi kekosongan mereja di perjalanan.

Setelah 35 menit di perjalanan, akhirnya Hira dan Lilis sampai di kampusnya. Dan beruntungnya, fakultas mereka berdua lebih dekat jadi mereka akan pergi atau pulang bersama2 jika memiliki waktu kuliah yang sama. Hira dan Lilis juga sudah memiliki beberapa teman2 yang mulai akrab, terdiri dari 4 laki2 dan  2 perempuan.

Hanya saja, ke enam temannya itu belum mengetahui status Lilis dan Hira, tetapi Hira sudah akan merencanakan untuk memberitahukan statusnya.

"Ra bukannya minggu ini bakalan ada acara yah di asrama?" tanya Lilis

"Iyya katanya bakal kedatangan KASAD, pasti mulai besok bakal sibuk buat siapin sana sini" ucap Hira mnghela hafas panjang

Lilis tau usia Hira yang masih belia harus di tuntut untuk bisa ini dan itu, hanya Lilis yang mengetahui segala keluh kesah Hira. Bahkan Hira telah menganggap Lilis sebagai kakaknya di Asrama

"Yaudah lah jangan cemberut kamu pasti bisa hadapi mulut2 nyinyir di asrama" ucap Lilis terkeleh

"Hahah ya kali kak, apalagi mulutnya Bu Egi Astagfirullah" Hira kembali terkekeh mengingat kelakuan Bu Egi kepadanya tempo waktu.

Akhirnya setelah perbincangan yang absurd itu, Lilis dan Hira berjalan ke kelas masing2, Hira berjalan ke arah selatan sedangkan Lilis berjalan ke arah utara.

Saat Hira akan berbelok ke arah kelasnya, tak sengaja dia menabrak seseorang

Brukk

"Awh astaga, maaf pak saya tidak sengaja" ucap Hira sambil membereskan buku2nya serta buku seseorang yang di tabraknya

"Iya, lain kali kalau jalan lihat2 ke depan jangan menunduk" ucap seseorang itu dengan dingin, sedangkan Hira hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan masuk ke dalam kelasnya

Saat masuk ke kelasnya, Hira mendapati tatapan tajam dari beberapa teman kelasnya, tetapi Hira tidak memperdulikannya dan berjalan mendekati temannya Lidya yang berada di kursi belakang.

" itu anak2 yang lain kenapa sih, liatin gue kayak apa aja" ucap Hira kesal oleh tatapan teman2 kelasnya

Lidya yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Hira yang berada di samping kirinya

" owh mungkin itu karna lo tadi nabrak dosen killer yang ada di kampus ini, katanya sih ya kalau ada yang gak dia sukai terjadi di kampus ini maka semua nilai mata kuliahnya dia bakal di kasih D" tutur Lidya

"Lah terus hubungannya sama gue apaan?" Ucap Hira lagi

Lidya mendelik kesal melihat otak lola sahabatnya yang baru terjalin beberapa  bulan ini

" yah kan lo tadi nabrak si pak dosen, mungkin gara2 itu juga teman2 yang lain pada takut soalnya nanti di permasalahkan lagi sama beliau" tutur Lidya

" udah gak usah terlalu di pikirin, ntar juga dia bakal lupa sendiri sama yang tadi, secara dia kan dosen yang super sibuk" lanjut Lidya tenang, jangan lupa bahwa Lidya adalah mahasiswi tersantuy di kampusnya.

Menggapai Cintamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang