18

138 16 5
                                    

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di lapangan tembak milik asrama batalyon group 1 kopassus laki2 yang baru saja menikah beberapa hari lalu sedang memikirkan perkataan mantan kekasihnya beberapa jam yang lalu. Bukan mantan kekasih karna belum ada kata putus diantara mereka.

Ya dia adalah Lettu Fitra Muhammad Ibrahim

Dia memikirkan perkataan dari  Natasya, orang yang pernah singgah di hatinya. Membuat Fitra merasakan kegundahan, dimana hatinya berkata dia telah memiliki istri, akan tetapi fikirannya masih tertuju kepada wajah cantik Natasya. Seorang dokter muda seumuran dengan Fitra

Tak terasa Fitra telah melamun sampai jam 16.10, dia bahkan mengabaikan panggilan telfon dari istrinya karna sibuk memikirkan perkataan Natasya

Flashback on

Disinilah Fitra di cafe kenanga sebelum akan berangkat apel dan memberitahukan kepada Hira  bahwa dia tak bisa mengantarnya, fitra akhirnya menunggu gadis yang telah mengirimkannya pesan singkat itu..

Setelah 10 menit  akhirnya pintu cafe berdenting yang bertanda ada tamu yang baru datang

"Fit, aku tau ini terlambat tapi maafin aku yah. Waktu itu aku gak punya pilihan selain mengikuti  kata ayah untuk kuliah di ausie, hp ku juga kesita sama ayah. Dan ayah bilang kalau aku harus bisa jadi dokter supaya aku bisa nentuin pilihan aku sendiri, kalau nggak aku gak tau siapa yang akan di jodohin sama aku, tapi ternyata setelah aku berhasil dengan pendidikan aku. Kamu malah udah nikah sama perempuan yg umurnya masih ke kanak2an.."

"Fit,, aku mohon kasih aku kesempatan buat kita sama2 lagi, aku sayang kamu aku gak bisa tanpa kamu fit delapan tahun itu bukan hal yg mudaj buat aku fitt.." ucap Natasya sambil memegang tangan Fitra dan meneteskan air mata

Fitra yang mendengar alasan itupun tanpa aba2 langsung bergeser ke samping Natasya dan memelkunya dari samping sambil mengusap kepalanya yang tak tertutup hijab

"Kenapa kamu gak bilang dari awal alasan kamu pergi ke ausie, andaikan kamu bilang dari awal pasti aku akan tungguin kamu sampai kamu kembali lagi. Sekarang udah beda aku sudah nikah" ucap fitra sambil terus mengelus rambut Natasya

" apa gak ada cara lain untuk kita sama2 lagi fitt, aku jadi pacar kamu juga gakpp dlu nanti kalau ada waktu yg tepat baru kita fikirkan kedepannya" ucap natasya lagi sambil menyeka sdikit air matanya

Fitra dengan kebutaan segala mata dan hatinya tanpa memikirkan resikonya pun hanya tersenyum dan kembali memeluk Natasya

Flashback off

Fitra tersadar dari lamunannya dan melihat jam di tanganyya telah menunjukan pukul 16.30, Fitra lekas beranjak lalu berlari menuju lapangan untk apel sore

Pukul 18.20 Hira telah memakai gamis putih dan hijab yang setara dengan gamisnya, Hira sangat anggun memakai pakaian seperti itu

"Kenapa gak dari dulu yah aku pakai hijab" gumamnya melihat pantulan dirinya di cermin lalu memoleskan sedikit liptint di bibirnya

"Mas fitra kok belum balik yah?" tanya Hira pada dirinya sendiri

  Room chat

Mas aku mau berangkat ke pengajian
bareng ibu2 persit lainnya yah, kalau mas laper
Di meja makan udah aku sediaiin.Mas tinggal
makn aja

Iyya

Hira menghembuskan nafasnya, suaminya masih sjaa bersikap dingin terhadapnya. Tetapi Hira tak terlalu mengambil hati mungkin saja suaminya belum terbiasa akan kehadirannya.

Hira berangkat dengan lilis dan  nina, sesama anggota persit baru mereka slalu bersama dan saling belajar bersama.

Sedangkan Fitra sedang mengajak Natasya berbelanja ke mall sampai menonton bersama, Fitra melupakan sejenak istrinya yang berada di asrama dan berduaan dengan masa lalunya yang masih sampai kini ada di fikirannya.

"Sayang aku boleh pesen yang ini?" tanya Natasya saat mereka sudah ada di dalam restoran di mall itu

Fitra yang melihat itu hanya menganggukan kepala dan tersenyum, seketika Natasya tersenyum cerah mendapati senyum itu. Senyum yang selalu membuatnya berbunga2 sama seperti delapan tahun yang lalu tak pernah berubah

"Aca kamu di tugaskan di rumah sakit dimana?" Ucap Fitra setelah makanan mereka sampai

"Aca tugas di rumah sakit Citra medika sayang. Kenapa?" tanya kembali Natasya

"Besok aku jemput pulang dari RS yah" kata Fitra, seketika Natasya tersenyum sumringan mendengar penuturan dari kekasihnya

"Boleh, mau banget juga" katanya tanpa berhenti tersenyum

Sampai pukul 21.22 Fitra belum juga pulang membuat Hira cemas akan suaminya itu, beberapa kali dia menghubungi nomor Fitra tetapi tak ada satupun panggilannya yang di angkat

Dan jam sudah menunjukan pukul 22.30 baru Hira mendengar suara ketokan pintu, Hira bergegas membuka pintu karna dia yakin itu pasti suaminya

"Mas dari mana aja kok lama banget pulangnya, aku dari tadi nungguin mas loh. Panggilan aku juga gak ada yang mas angkat, seenggaknya mas kirimin aku pesan kek supaya gak khawatir" ucap Hira melampiaskan uneg2nya, yah wajar saja Hira masih bersikap seperti ini karna dia masih remaja yg labil

Fitra yang mendengar itupun emosinya mulai tersulut

"Kamu bisa diam tidak?? Saya capek dari kerja untuk menafkahi kamu. Kamu dengan seenaknya memberikan saya kalimat2 seperti itu, jauh sebelum ada kamu saya terbiasa hidup seperti ini. Jangan pernah mencapuri hidup saya, kita jalani hidup kita masing2 saja, jangan mengurusi hidup saya dan saya juga begitupun sebaliknya" kata Fitra tajam menusuk hati Hira.

Tanpa sengaja Hira menyimpulkan bahwa dia tidak di butuhkan dalam hidup Fitra, akhirnya Hira pun yak kuasa menahan air matanya dan berlari ke kamar menutup pintu dengan kencang

Fitra yang tak sadar telah membentak istrinya langsung menjambak rambut cepaknya, dia telah membuat jarak antara dia dan istri kecilnya itu..

Hanya mulai malam itu, perkataan Fitra yang tanpa sengaja melukai hati dan perasaan istrinya membuat dia hilang kendali, dan tetap menjalani hubungan terlarang itu dengan Natasya tanpa sepengatuhan kemiliteran, istri dan terutama keluarganya bahkan tak ada yang tahu. Membuat fitra merasa aman2 saja dan tetap menjalin kasih

Hira yang merasa selalu di abaikan pun bertambah sedih, tak ada penyesalan sedikitpun dari Fitra setelah dia melukai hati istrinya, berbulan2 Hira bersabar menjalani kehidupan suami istri yang terbilang datar tanpa adanya unsur keharmonisan. Hira bahkan tetap bertahan bersama Fitra yang semakin hari semakin mencampakkannya. Untung saja dia terbilang orang tertutup sehingga dia tak menceritakan sedikitpun tentang hubungan rumah tangganya kepada teman2nya atapu keluarganya.

Hira merasakan sakit hati yang di pendam berbukan2 membuatnya kian berubah, Hira yang dulu ceria dan suka tersenyum menjadi Hira yang kehidupannya datar dan terkesan bodoh amat. Teman2ya pun mengamati perubahan dari diri Hira.

Terutama Lidya yang sangat peka apa yang terjadi pada sahabatnya ini, membuat dia selalu menjadi pundak tempat Hira menangis, hanya menangis tapi tdak menceritakan apapun kepada Lidya...

Menggapai Cintamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang