| 0 |

45 3 0
                                    

Tiga hal dalam hidup yang sekali hilang tidak dapat kembali : waktu, kata-kata, kesempatan

Tiga hal dalam hidup yang tidak boleh musnah : kedamaian, kejujuran, dan harapan

Tiga hal dalam hidup yang dapat menghancurkan manusia : kesombongan, keserakahan, amarah

-K.A.T

Itu halaman pertama dari jurnal gue, udah 10 tahun gue telantarin jurnal ini. Kenapa gue tulis lagi?

Dalam hidup, ada tiga hal yang gak boleh hilang.

Si sulung, kedamaian. Manusia berhasil jaga kedamaian dengan berhenti perang. Itu menurut sejarah, tapi gimana buat mereka yang selalu ada perang sama diri mereka, berusaha lawan sisi jahat mereka yang selalu mau kontrol mereka, atau memang mereka adalah kejahatan itu sendiri?

Anak tengah, kejujuran. Manusia bakal jujur kalo nyawa mereka terancam, kalo nggak? Mereka lebih milih buat bohong, main suap, nutupin si jahat.

Si bungsu, harapan. Ah, si bungsu yang paling sering disakiti. Berharap sama sesuatu yang gak pasti, berharap sama sesuatu yang gak mungkin terjadi, berharap sama kesia-siaan.

Kenapa gue kasik tau ini semua?

Di dunia gue, kedamaian itu sementara, kejujuran itu uang, harapan itu palsu.

Paling nggak itu yang gue pikirin.

Lalu kita liat ke tiga bersaudara lainnya, waktu, kata-kata, kesempatan.

Gue cukup beruntung, gue kehilangan tiga itu, tapi siapa sangka kalo gue bisa dapet tiga itu lagi cuma karena 'kesempatan ke-2'.

Waktu yang hilang demi dia, kata-kata yang gue ucapin ke dia, kesempatan buat sembuhin dia.

Oh, gue lupa.

Si takdir.

Pemain di belakang layar yang ngatur setiap jalan hidup manusia.

Ada yang percaya kalo takdir yang nentuin hidup mereka, ada yang percaya sesuatu yang jauh lebih besar dari manusia yang atur hidup mereka.

Apapun itu, gue mau bilang makasih.

Makasih udah mempertemukan orang ini ke gue.

Supaya gue bisa...

Ah, dia udah bangun.

-25.08.2X K.A.T

|___|

22.08.2X

"Jangan ikut papa hari ini, kamu di rumah, istirahat."

"Otou-san..."

"Tenang aja, papa cuma patroli malam."

Laki-laki berambut coklat tua itu menganggukkan kepalanya, dia kembali duduk di sofa dan menghela nafas panjang.

"Kalau ada apa-apa, inget-"

"Ada pistol di laci," sambung sang anak.

Sang ayah tersenyum dan berpamitan dengan sang anak, berharap si anak tidak keluar, tetapi tentu saja ekspektasi tidak sesuai dengan realita.

Tok tok

Laki-laki bersurai coklat tua itu membuka jendelanya dan mengangguk, dia segera mengambil pistol di laci mejanya dan keluar dari jendela--walaupun dia bisa keluar dari pintu--kemudian menyalakan motornya.

Our Little Journey [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang