Tap tap
Kyu membuka matanya dan menatap sekelilingnya yang berwarna putih cerah, dia tidak melihat siapapun selain laki-laki di depannya ini.
Wajahnya terlihat buram, tetapi mata kirinya yang berwarna putih keabu-abuan itu terlihat jelas.
"Siapa...?"
Laki-laki di depannya tersenyum tipis, dia mengusap pelan rambut Kyu sambil memiringkan kepalanya.
"Anggap aja gue takdir."
"Takdir? Pemain belakang layar-"
"Gue tau lo gak suka takdir, tapi dengerin ini baik-baik"
Kyu mengerutkan dahinya, dia memang tidak menyukai takdir karena apa yang terjadi pada dirinya--atau lebih tepatnya, kondisi keluarganya--sehingga dia terus berharap dia dapat mengubah takdirnya.
"Ini soal Revus."
Kyu membulatkan matanya, dia menatap laki-laki yang buta sebelah itu bahkan hampir menarik kerah baju laki-laki itu.
"Jangan sentuh Revus..." desis Kyu.
"Tenang aja, soal Revus, lo harus percaya sama dia."
"Huh?"
"Percayalah, dia gak akan pernah bohong di depan lo, cuma lo yang bisa ngalahin dia."
"Apa-"
Laki-laki itu beranjak dari tempatnya dan melambaikan tangannya. Sebuah senyuman kembali terlukis pada laki-laki yang bernama takdir itu sebelum Kyu membuka matanya dengan perlahan dan menatap lurus pada langit-langit kamarnya.
Huh... mimpi apa barusan...
Kyu bangun dari tempat tidurnya dan segera mengecek pistol yang ada di bawah bantalnya dan ternyata pistol tersebut masih ada. Kyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil meregangkan tubuhnya.
Mimpi apa ya tadi... gue lupa...
Kaki kecilnya melangkah keluar kamar dan laki-laki itu langsung bertemu dengan sang ayah. Dia berjalan ke arah kursi dan duduk di sana.
"Ohayou."
"Ohayou, Kyu. Besok kamu lomba basket kan?" tanya sang ayah sambil meletakkan sepiring telur ceplok.
"Mhm, otou-san mau nonton?"
"Iya, jam berapa ya?"
"3 siang."
Sang ayah melepas apron yang sedang dipakai dan duduk di depan Kyu, mereka menyantap sarapan mereka bersama, sungguh momen yang sangat jarang.
"Okaa-san gimana?" tanya Kyu.
"Baik-baik aja, kamu jadi kuliah di Jepang?"
Kyu mengunyah telurnya sejenak sebelum menundukkan kepalanya.
"Mungkin."
"Hm? Kenapa sekarang ragu?"
Kyu kembali memasukkan sepotong telur ke dalam mulutnya untuk menghindari pertanyaan sang ayah.
"Gara-gara Revus?"
Clang
"Kyu mau mandi."
Laki-laki kecil itu meletakkan piringnya pada wastafel sebelum memasuki kamar mandi. Sang ayah hanya menghela nafas pelan dan menatap pintu kamar mandi itu.
Kyu... ada beberapa hal yang lambat laun kamu harus tau... tapi kamu siap atau nggak, itu tergantung kamu...
|___|
![](https://img.wattpad.com/cover/222988650-288-k13436.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Journey [18+]
Teen FictionTakdir adalah pemain belakang layar di setiap kehidupan manusia. Siapa sangka si takdir mempertemukan dua sosok yang membuat janji kecil di masa lampau, dan berjuang untuk menepatinya saat ini. Apa janji mereka? Kenapa mereka tidak dapat mengingkari...