| 2 |

8 2 0
                                    

"Jadi lo pindah 10 tahun lalu tapi balik ke sini 3 tahun lalu?"

Kyu menganggukkan kepalanya menyetujui.

"Kenapa lo gak cari gue 3 tahun lalu?"

Kyu meletakkan sendok dan garpunya, dia menghindari pandangan Revus dan terlihat jelas sorot matanya yang menyembunyikan sesuatu.

"Gue punya alasan tersendiri."

"Jadi lo gak mau ngasik tau?" tanya Revus memastikan.

Kyu menggelengkan kepalanya, "Belum."

"Jadi malam kemarin lo ke rumah ini gegara lo udah 'stalking' gue selama 3 tahun itu?"

Kyu mengernyitkan dahinya, dia benar-benar tidak menyukai kata itu, apa salahnya melihat-lihat rumah lama dari teman lamamu?

"Gue gak stalking."

"Oke lo stalking. Jadi lo tau bapak gue, lo juga temenin gue waktu itu?"

Angguk

Revus menghela nafas tidak percaya. Dia sendiri tidak mengingat kejadian 10 tahun lalu karena syok, dan laki-laki di depannya sempat melihat dirinya yang lemah itu? Sungguh, harga diri Revus terjun bebas seketika.

Kyu yang melihat Revus menggelengkan kepala pun kembali membuka suara.

"Lo gak pernah ngobrol, lo selalu diem, sampai akhirnya gue kasi lo jurnal itu..."

Revus menopang pipinya dengan tangannya, dia menghela nafas lagi sambil menatap Kyu dengan lesu.

"Gue gak inget apapun, gue bahkan gak inget lo."

Kyu masih setia menatap Revus sebelum menyantap buburnya kembali, Revus dapat melihat sorot matanya yang terlihat sedih walaupun itu tidak begitu kentara.

"Jadi lo gak inget janjinya juga...," bisik Kyu.

"Hah?" tanya Revus karena dia tidak mendengar ucapan Kyu.

Kyu segera menggelengkan kepalanya dan menatap Revus kembali.

"Lo mau ke psikiater? Mana tau lo amnesia?" tanya Kyu ragu.

Sorot mata Revus terlihat ragu, dia menatap bubur itu sejenak sebelum menghabiskannya.

"Gak...,"

"Kenapa?"

"Gue gak suka psikiater," ucap Revus dengan wajah cemberut.

Kyu mengerjapkan matanya dan menutup bibirnya dengan salah satu tangannya. Dia menutup matanya dan berusaha menahan sudut bibirnya yang terangkat, untungnya Revus masih sibuk dengan ponselnya sehingga dia tidak melihat hal tersebut.

"Gue temenin lo."

Revus melirik ke arah Kyu dan mengangguk pelan, "Asal lo temenin..."

Kyu berdeham dan menghabiskan sarapannya. Dia mengambil tisu dan mengusap sudut bibirnya kemudian menatap laki-laki di depannya lagi.

Satu kaki diangkat ke kursi, bubur belepotan di sudut bibirnya, sisa bubur yang tercecer di meja, wajah polos seakan tidak bersalah.

Ah!! Sungguh, ini benar-benar men-trigger jiwa sopan bin bersih Kyu. Kenapa laki-laki ini begitu jorok dan berantakan? Sungguh, sungguh!

Kyu langsung mengambil tisu dan mengelap meja tersebut, tidak lupa juga untuk mengelap sudut bibir Revus dengan tisu baru kemudian menampar paha Revus dengan keras hingga laki-laki itu menurunkan kakinya dan mengaduh kesakitan.

"Kenapa-"

"Apanya kenapa?" tanya Kyu dengan tatapan kesal.

Tring tring~

Our Little Journey [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang