| 13 |

6 2 0
                                    

Kyu merebahkan dirinya pada kasur empuk laki-laki itu dan melirik ke arahnya. Laki-laki itu menaruh tasnya dan meregangkan tubuhnya sambil mengambil baju ganti.

"Mau mandi bareng?"

Laki-laki itu menoleh ke arah Kyu dengan cepat dan melirik ke arah lain, dia mengambil handuk baru dan melempar handuk yang selama ini dia pakai--dia memakai handuk yang sempat Kyu pakai.

"Ayo."

Kyu beranjak dari tempat tidur itu dan melepaskan pakaiannya tanpa rasa malu, dia segera menyiapkan air hangat pada bath tub dan menatap laki-laki yang terlihat ragu untuk melepaskan bajunya.

Kyu mengangkat sebelah alisnya dan mendekatinya, dia menyuruh laki-laki itu untuk mengangkat kedua tangannya dan anehnya, dia menurutinya, di mana keraguan yang tadi dia tunjukkan!?

Setelah jersey-nya berhasil dilepas--dan celananya--Kyu membulatkan matanya saat dia melihat sebuah bekas luka pada perut kanan laki-laki itu.

Kalau dipikir-pikir, kenapa dia tidak menyadari bekas luka ini? Jelas-jelas pertama kali dia ke rumah Revus, mereka tidur bersama dan Revus tidak memakai baju apapun, saat sarapan pagi keesokan harinya juga, apakah wajahnya terlalu tampan sehingga dia tidak melihat bekas luka itu? Ah bukan itu yang harus dia pikirkan sekarang!

"Ini... kenapa, Rev?"

"Akhirnya lo sadar?" tanya Revus sambil menggendong Kyu dan memasuki bath tub tersebut.

"Maaf..."

Revus menggelengkan kepalanya dan mengusap pipi Kyu, "Gak perlu."

"Jadi... itu..."

Revus memegang bekas luka tersebut dan mematikan air yang mulai mengalir keluar dari bath tub itu. Tangan kecil Kyu memegang pelan tangan Revus, seakan-akan dia ingin mengobati luka yang kini hanya meninggalkan bekas itu.

"Gue selamatin Rai, gak sengaja ketusuk."

"Kenapa lo lakuin itu semua? Kemarin juga, kenapa lo lakuin itu? Arsher-"

"Jangan sebut nama sialan itu."

Kyu bungkam, dia menundukkan kepalanya dan duduk membelakangi Revus. Kedua tangannya dia gunakan untuk memeluk kakinya tanpa memedulikan tatapan Revus yang terlihat sedih.

Hati Revus terasa sakit saat Kyu menatapnya dengan tatapan seperti itu, punggung kecilnya membuatnya terlihat lebih menyedihkan lagi. Laki-laki di depannya terlihat sangat rapuh sekarang, dia terlihat memikirkan banyak hal tetapi tidak ada satu kata pun yang dapat keluar dari mulutnya.

Tangannya ingin membawa Kyu ke dalam pelukannya, tetapi mimpi semalam membuatnya berhenti. Kenapa semua yang dikatakan laki-laki itu benar? Kenapa dia tidak bisa mempergunakan laki-laki kecil di depannya ini? Kenapa hatinya merasa sakit, takut, dan bimbang saat dia bersama dengan laki-laki ini?

Sebenarnya, apa yang dia takuti?

Mata hitamnya menatap Kyu dengan tatapan sayu, dia merasa dia tidak sedang memegang kendali tubuhnya. Tangannya kembali meraih tubuh kecil itu dan memeluknya dengan erat. Perlahan tapi pasti, rasa sedih itu menghilang, rasa sakit dan sesak dalam hatinya terangkat begitu saja, dan sebuah kata yang tidak terduga dia ucapkan.

"Maaf, Kyu," bisik Revus.

Kyu membulatkan matanya dan menatap Revus, dia menatap wajah laki-laki itu dan terlihat bekas air mata yang mengalir pada pipinya. Apa yang membuatnya menangis seperti ini? Apakah dia tidak sengaja menyakiti hatinya?

Kyu mengangkat kepala Revus dan mengusap pelan pipi laki-laki itu, matanya yang sedikit memerah menatap langsung pada mata cokelat Kyu. Mata hitamnya bergetar, dia takut.

Our Little Journey [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang