| 1 |

16 2 1
                                    

Mereka menuruni motor Kyu dan Kyu segera mengangkat kedua tangannya kemudian melirik ke laki-laki bersurai hitam itu.

"Gue pernah ke sini."

"Kapan? Gue ga inget apapun, jangan-jangan lo stalker?"

Kyu menghela nafasnya dan memutar tubuhnya hingga ujung pistol itu menyentuh dahinya.

"Waktu, kata-kata, kesempatan."

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya, Kyu dapat merasakan keraguan pada mata laki-laki itu.

"Kedamaian, kejujuran, harapan," lanjut Kyu.

Mata hitam laki-laki itu terlihat sedikit tertegun, dia menurunkan pistolnya dan mengeraskan rahangnya.

"Kesombongan, keserakahan, amarah," bisiknya dengan suara yang rendah.

Kini mata Kyu yang terlihat berbinar-binar, dia mengingatnya, laki-laki di depan ini mengingatnya!

"Lo inget?" tanya Kyu dengan wajah yang datar tetapi terdengar jelas dia sangat bersemangat.

Laki-laki itu tidak menjawabnya, dia menarik tangan Kyu untuk masuk ke dalam rumah dan segera menguncinya. Dia menyalakan lampu ruang tamu sebelum menaruh pistol itu di atas sebuah rak dan menarik nafas panjang.

"Rev?"

Laki-laki itu menatap Kyu dengan horror, kenapa si cebol ini mengetahui segala sesuatu tentangnya? Pertama kejadian ayahnya- oh benar juga, dia belum mendapatkan jawaban mengenai hal itu.

"Dari mana lo tau soal bapak gue?"

"Lo benaran gak inget? Gue bareng lo waktu itu."

"Waktu itu? Kapan?" tanya laki-laki bongsor itu sambil mengangkat sebelah alisnya.

Kyu terdiam, dia terlihat sedang mencari sesuatu di ruangan itu. Ruangan itu banyak berubah, kini sudah lebih banyak perabotan dan sepertinya sudah di cat ulang, tetapi ada satu bagian yang menarik perhatiannya.

Dia berjalan ke meja tamu yang terbuat dari kayu itu dan meraba permukaan meja itu.

"Masih ada...," gumamnya.

Laki-laki besar itu menghampiri Kyu untuk menatap apa yang sedang di raba Kyu, matanya membulat saat dia melihat hal itu.

"10 tahun... lalu...?" tanya laki-laki itu dengan ragu.

Dia menatap Kyu dengan tatapan tidak percaya, seakan-akan meminta penjelasan pada si kecil.

"Revillius Diamus, kita buat janji, 10 tahun yang lalu..."

Laki-laki besar--yang bernama Revillius itu--membulatkan matanya, kenapa dia tidak dapat mengingat apa-apa selain kejadian ayahnya? Sepertinya ada bagian dari hidupnya yang menghilang begitu saja.

Seperti ukiran pada meja tamu yang Kyu tunjukkan, dia tidak pernah tau asal usulnya. Bertahun-tahun Revus memandangi huruf K pada meja tersebut, mencaritahu sumbernya.

Kini laki-laki yang bernama Kyu itu berdiri di depannya mengatakan bahwa dialah pemilik huruf itu?

"Revus, istirahat, muka lo pucat," ucap Kyu sambil mengusap pelan pipi Revus.

Revus menjauhkan wajahnya dan mengusap keringatnya yang bercucuran. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya sebelum menatap mutiara coklat muda milik Kyu.

"Nama lo."

"Gue udah bilang tadi."

"Bilang lagi."

Kyu menghela nafas pelan, "Kyu. Ariata. Takagi."

Revus mengernyitkan dahinya, dia terlihat sedang berpikir dan tidak lama kemudian, dia membulatkan matanya.

Our Little Journey [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang