- Happy Reading! 🐝 -
***
Belum sempat Zura berbicara full, Zea menginjak kaki Zura hingga Zura meringis sakit.
"Sakit bego!" ringis Zura dengan emosi.
Sedangkan Zea cuma nyengir ke Rachel sama Vio. "Itu cuma curhatan biasa lah, ga ada yg gue tutupin kok"
Rachel dan Vio cuma manggut - manggut.
Untung mereka ga mau kepo lagi, kepo lagi gue usir.
"Kalian dateng ke rumah gue mau ngapain? Numpang tidur?" tanya Zea.
"Kalau boleh si, ya kalau gaboleh apa boleh buat." jawab Rachel.
"Boleh kok, Bunda seneng kalian nginep di rumah jadi rumah ga sepi. Zea sama abangnya mah cuma bisa ribut." ucap Zahra yg kebetulan lewat ke ruang keluarga dan ga sengaja denger.
"Beneran boleh Bunda? Ga ngerepotin Bunda nih?" tanya Vio.
"Engga, Bunda malah seneng kalau kalian ngerepotin Bunda." jawab Zahra.
"Ihh Bunda kok bolehin mereka nginep? Nanti Zea tidur ga nyenyak Bunda." rengek Zea.
"Kok kamu baru protes sekarang, kemarin - kemarin mana?" tanya Zahra.
Skakmat gue!"Kalau kamu susah tidur yaudah kamu pindah ke kamar abangmu, mau?"
Mendengar pertanyaan dari Zahra, Zea hanya bisa menggeleng.
Males banget gue tidur bareng abang!
"Mau nginep berapa hari?" tanya Zahra pada Vio, Rachel, juga Zura.
"Sampe senin aja deh kayaknya Bunda." jawab Vio.
Zahra mengangguk.
"Kelamaan, sampe besok aja." ucap Zea sambil melirik Vio.
"Udahlah Zea biarin mereka nginep di sini agak lama, jangan pelit sama temen." ucap Zahra.
Sedangkan Zea hanya mengangguk lesu.
"Bunda, abang kemana? Kok ga keliatan? Biasanya abang mondar - mandir." tanya Zea yg sedari tadi memperhatikan sekeliling rumah.
"Abang kamu? Ikut sama ayah kamu, ada kerjaan yg harus diurus sama abang kamu. Tumben, nanyain abang? Biasanya paling sensi kalau ada abang kamu." jawab Zahra.
Zea mengangguk. "Gapapa sih Bunda, cuma pingin nanya aja."
"Yakin cuma nanya? Ga kangen gitu sama abang lo?" tanya Rachel ikut berbicara.
"Engga, buat apa juga gue kangen sama abang gue yg bisanya cuma ngekang. Malesin tau ga." jawab Zea.
"Hush, Zea gaboleh gitu. Gimana pun juga dia itu abang kamu, dia ngekang kamu juga pasti ada sebabnya. Percaya sama Bunda." tegur Zahra.
Zea mendengus kesal. "Iya deh iya, Zea percaya sama Bunda."
"Nah gitu dong." ucap Zahra.
Zea hanya berdehem.
"Bunda, Zea sama temen - temen mau pamit ke kamar ya." ucap Zea.
Zahra mengangguk.
Mendapat anggukan dari Zahra, Zea dan temen - temannya yg lain pergi ke kamar Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [On going]
Fiksi Remaja[Follow dulu sebelum membaca! | IG : bbxclouds] ⚠ ATTENTION!!! ⚠ 🚫 Dilarang mengcopy cerita ini, cerita ini murni hasil pemikiran saya sendiri! 🚫 Yang mau plagiat jauh - jauh sana, ga guna! Situ punya otak ya mikir! "Lo nyebelin Aksa!" "Lo lebi...