Perangkat Kelas

11 3 6
                                    

Hai..

Momty bawa part selanjutnya nih..

Penasaran? langsung aja cuss,,

Happy reading...

•~•
"Dia yang menaklukkan orang lain adalah kuat; Dia yang menaklukkan dirinya sendiri, perkasa."
-Lao Tzu.

🎧Playlist: Manusia Kuat  by Tulus.
•~•

Kring.. kring.. kring..

Bel masuk berbunyi, seluruh siswa berhamburan menuju kelas masing-masing, terkhusus anak kelas 10 yang baru masuk dan mengikuti PLS di hari pertama ini.

Mereka melaju dengan cepat menuju kelas agar tak di dahului oleh kakak OSIS pembimbingnya, karena sesuai kesepakatan, yang terlambat akan terkena hukuman.

KELAS 10 IPS 4

"Gimana yan? Berhasil ga ngegaet Lia?"tanya pakboy cap monyet, siapa lagi jika bukan Jeremy Fano Reznata.

"Deketinnya sih gampang, dapetin hatinya susah, termasuk cewe jutek"jawab Brian seadanya.

"Nah justru itu tantangannya,"ujar cowo stres yang kerap di sapa Zidan, Zidan Martin Bribta.

"Tantangan bapak lo kejebur sumur"ujar lelaki bermulut lemes yang biasa di panggil Edwind, Edwind Saputra Akbarsi.

"Ngadi-ngadi lo, jangan macem-macem sama bapak gue, ntar kena santet nangiss"ejek Zidan menertawakan wajah Edwind yang mulai masam.

"Eh tapi bener kata Zidan, tantangannya di situ yan, harusnya lo bisa naklukin tu cewe"ujar Jeremy memprediksi sasarannya.

"Udahlah ga usah dengerin kata Jeremy, dia sesat"imbuh lelaki yang sedari tadi diam tak bersuara, Albian Drafe Tirta.

"Nah bos, denger kata Bian aja udah. Jeremy sesat, mukanya aja ga berbentuk gitu"ujar Edwind mengejek Jeremy.

"Wahh,, ngajak ribut nih bocah. Sikat Jer, sikat aja pake ilmu jambak lo"ujar Zidan memanas-manasi.

"Ilmu jambak bapak lo kejebur di sumur, gue cowo mana main jambak-jambakan"gerutu Jeremy pada Zidan.

"2 kali bapak gue di doain masuk sumur, kalau sampe kejadian, lo berdua tanggung resikonya, gue bilangin biar di santet"ucap Zidan kelewat kesal bapaknya selalu di nistakan.

"Suttttt, kakak OSIS dateng, ga usah bertingkah, duduk yang bener"ujar Brian menengahi keributan pasukannya.

•~•

KELAS 10 IPA 4

"Siang adik-adik, sudah makan siang semua?"tanya kak Cintya ramah dan mendudukan dirinya di kursi guru.

"Sudah kak,"jawab semuanya kecuali Lia dan Arka.

"Percis kayak anak TK kita,"celetuk Lia di balas kekehan geli oleh Arka di sampingnya.

"Soal perangkat kelas, kalian sudah diskusikan?"tanya kak Arkan bersandar di meja guru.

"Sudah kak,"jawab mereka semua lagi-lagi tanpa sahutan dari Lia dan Arka.

"Itu kalian berdua yang di belakang ga punya mulut? Kenapa saat yang lain nyaut kalian ga ikut nyaut?"tanya kak Cintya menatap tak suka pada Lia.

"Nyaut atau ga nyautnya kita, emang merubah jawaban yang kakak mau?"tanya Lia sarkas.

"Bisa ga hargain senior dek? Jangan sementang kamu cantik, kamu bisa seenaknya"jawab kak Cintya berdiri dari posisi duduknya.

"Kakak kayaknya anti banget sama saya, ada apa ya? Dan kenapa bawa-bawa perihal cantik? Cuma masalah sepele kak, ga usah di besar-besarkan bersikap dewasa aja, itu juga kalau kakak emang udah dewasa"ujar Lia kembali sarkas, sekalinya tak suka, Ia akan menunjukkannya.

Preman KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang