Hai momty balik lagi, tahan dulu perjalanan masih panjang...
Hqppy Reading...
~~~
"Kesuksesan bukan seberapa banyak uang yang kau hasilkan, tetapi tentang dampak yang kau berikan dalam kehidupan."
-Michelle Obama.~~~
Semenjak kejadian kurang menyenangkan kemarin, pembimbing kelas 10 IPA 4 adalah kak Arkan Dan kak Delima.
"Baiklah adik-adik, kakak ada pengumuman untuk kalian. Seperti tahun sebelumnya, di hari ketiga pelaksanaan PLS akan di adakan Pensi atau Pentas Seni dari seluruh kelas 10 yang akan menampilkan keahlian setiap siswa di kelas 10."ujar kak Delima menjelaskan.
"Nah, untuk itu kakak minta kalian menuliskan bakat kalian di kertas lalu tulis nama kalian di bawahnya, kakak akan undi siapa yang menampilkan bakat di acara Pensi nanti"ujar kak Arkan sambil membagikan kertas kecil pada mereka satu persatu.
"Kak!"seru Dimas mengangkat tangannya hendak bertanya.
"Iya dek?"tanya kak Delima.
"Kalau ga punya bakat gimana kak?"tanya Dimas tersenyum kecut.
"Aduhh, jaman sekarang ga punya bakat? mati aja lo!"teriak Adit dari bangku belakang persis di sebrang meja Arka dan Lia.
"Heh anjir mulutnya"teriak Vina membelalakan matanya.
"Maaf maaf, tapi ya kali boy ga ada bakat"celetuk Adit membela diri.
"Sebenernya yang di bilang Adit masuk akal, kalian udah masuk ke jenjang SMA, masa belum bisa nentuin bakat"ujar kak Arkan menengahi.
"Gue bisa pantun dikit sih, itu bakat bukan ya?"tanya Dimas masih bingung dengan bakatnya.
"Nah itu bakat dek,"ujar kak Delima membantu menjawab.
"Jalan-jalan ke pasar minggu,"seru Dimas memulai pantun.
"Cakepp"ujar sekelas.
"Perginya hari rabu"seru Dimas melanjutkan.
"Ya ga bisa lah tutup njir"seru Farrel mengoreksi.
"Kan ini pantun woii"seru Adit menanggapi.
"Ohh bilang dong,"ujar Farrel dengan watadosnya.
"Tadi lo cakep cakepin buat apa bangsat? ya buat pantunnnn"seru Adit mulai emosi.
"Udah anjir kok gelud"ujar Liam menengahi.
"Udah udah, jangan di perpanjang, Dimas tulis aja bakat kamu pantun."ucap kak Arkan memutuskan di balas anggukan oleh Dimas.
"Udah semua?"tanya kak Delima.
"Udah kak,"jawab mereka yang sudah menulis.
"Bakat gue apa ya,"gumam Lia pelan.
"Aduhh, jaman sekarang ga punya bakat? mati aja lo!"ujar Adit tiba-tiba pada Lia.
"Goblok anjing"umpat Lia membodohi kelakuan Adit yang hobinya ngegas.
"Heh mulutnya!"tegur Farrel yang mendengar umpatan Lia.
"Bacot,"cetus Lia jutek, dengan cepat menulis bakat yang di milikinya sejak di kandungan mama Sita.
"Anjir di bacotin,"ujar Arka terkekeh geli.
"Diem lo!"ketus Lia pada Arka yang di balas kekehan geli oleh Arka.
"Galak kayak singa,"celetuk Arka saat Lia mengumpulkan kertas berisi bakatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Kelas
Teen FictionIni bukan kisah Preman yang suka memalak adik kelas bahkan kakak kelasnya. Ini bukan juga kisah sekumpulan remaja yang ringan tangan. Ini hanya sebuah kisah yang di ambil dari julukan sang Pemeran Utama. Ini hanya sebuah kisah klasik tentang seorang...