Perkara Tanda Tangan

9 0 0
                                    

Hai momty balik lagi...

Ada yang kangen?

Kira-kira Anisa busuknya selesai atau makin busuk ya?

Langsung aja kita cuss cek ke tkp..

Happy Reading...

•••
"Seujung kuku lo pun, ga akan gue biarin di sentuh sama mereka!"
-Liam Theodore.

•••

Setelah kejadian di kantin, banyak pasang mata siswa dan siswi yang melihat Anisa dengan tatapan tak menyangka. Seorang siswi yang terlihat baik hati, lembut dan penuh kasih sayang, ternyata mampu melukai temannya sendiri. Tapi apakah sejak awal Lia dan Anisa berteman?

Berita soal kelakuan Anisa menyebar dengan begitu cepat, siapa lagi jika bukan berkat admin Lambe Turah yang selalu up to date.

"Semua orang sekarang liat gue buruk karena Lia, gue harus buat perhitungan sama dia! Emang dia anak sultan sampe semua orang tunduk dan percaya gitu aja sama dia?" gerutu Anisa sepanjang koridor kelas, menghiraukan cibiran banyak orang dan memilih masuk ke dalam toilet untuk sekedar mencuci wajahnya yang tampak kusut.

"Permainan ini belum selesai, gue akan buat permainan lebih dari ini," gumam Anisa sebelum meninggalkan toilet.

•••

"Selamat ya untuk kemenangan kalian, kakak ikut senang dan dengan ini kami berdua pamit undur diri. Terima kasih untuk masa PLS nya, kalau kakak ada salah kata dalam membantu kalian, kakak minta maaf. Oh iya, untuk mengakhiri kegiatan PLS kita, seperti PLS pada umumnya, kalian harus meminta tanda tangan kakak pengurus OSIS, yang terdiri dari Ketua OSIS, Wakil, Sekretaris, Bendahara, Ketua PK dan Wakilnya, serta kakak pembimbing kalian yaitu kakak." ujar Kak Arkan mengeluarkan pena dari sakunya, begitu juga kak Delima.

Semua anak kelas langsung berdiri sambil membawa kertas meminta tanda tangan dari 2 kakak pembimbing mereka selama tiga hari ini, Arka dan kawan-kawan juga mengantri untuk mendapatkan tanda tangan kak Arkan dan kak Delima.

"Sudah semua dek?"tanya kak Delima memastikan semuanya sudah kebagian.

"Sudah kak,"jawab mereka bersama-sama.

"Okelah, thanks untuk 3 harinya, kakak harap kelas kalian semakin kompak ke depannya, kami undur diri dulu, good morning class,"ujar kak Arkan melangkah pergi bersama kak Delima.

Setelahnya, tentu saja semua berhamburan menuju ruang OSIS untuk meminta tanda tangan OSIS lainnya, tapi tidak dengan Arka dan kawan-kawan yang memilih untuk ke kantin karena Lia mengeluh lapar.

"Lo ga boleh makan yang aneh-aneh ya Li, lagian lo baru makan, masa masih laper?"tanya Farrel kebingungan.

"Yang mau makan aneh-aneh siapa sih Farrell,"ujar Lia jadi gemas sendiri.

"Ya kan cuma ingetin aja,"ujar Farrel dibalas anggukkan oleh Lia. "Yaudah, pesen gih sana, gue ga usah,"ujar Farrel sambil mengelus pelan rambut Lia dan mengambil posisi tempat duduknya.

"Gue mau pesen salad, kalian mau apa?"tanya Lia.

"Gue juga ga usah, lo aja yang makan, Li,"jawab Adit mengeluarkan smartphone hitam metaliknya.

"Gue es teh deh, Li"jawab Dimas yang mulai memainkan game online di smartphone yang berchasing Pou miliknya.

"Gue juga deh satu,"jawab Arka yang juga sibuk mengotak-atik smartphone nya, entah sedang apa.

"Liam?"tanya Lia menatap Liam yang sudah menelungkupkan wajahnya di atas meja sejak mendudukan diri di kantin.

"Gue ga usah Li,"jawab Liam tetap pada posisinya mungkin sudah pw, alias posisi wenak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Preman KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang