II - Encounter

770 80 6
                                    

Pstt!! Tolong perhatiin timeline waktunya yaa, terimakasih ∩__∩

.
.
.

Southern Forest
December Night - 1885

Lelaki bertubuh mungil itu bergerak gelisah dalam tidurnya, disertai rintihan kecil dari balik bibir tipisnya yang kini tengah menggigil kedinginan.

Ingatan pria mungil itu seolah terasa ditarik kembali.

Pada sebuah tragedi mengerikan yang merenggut satu-satunya sumber kebahagiaan yang ia punya.

"Jeongin, heii kau kenapa? Astaga kau demam? Badanmu terasa panas sekali."

Jeongin mendengar suara itu, suara lembut dari kakak yang sangat ia sayangi. Tapi entah mengapa sekuat apapun Jeongin berusaha untuk membuka mata, ia rasanya tidak sanggup.

Rasanya terlalu berat, seperti ada sesuatu yang sedang berusaha mengukung kesadarannya.

Mendadak kepala Jeongin terasa begitu sakit dan sekujur tubuhnya pun rasanya seperti sedang terbakar.

Jeongin sempat mendapat kesadarannya saat sepasang iris mata berbeda warna miliknya itu terbuka lebar. Namun itu hanya sesaat sebelum Foxciel -sosok wolf dalam dirinya- mengambil alih kesadaran Jeongin sepenuhnya.

"TIDAK!!"

Kedua mata Jeongin mendadak terbuka, bersamaan dengan teriakan pilu dari pria mungil itu.

Jantungnya kini berpacu dengan kuat, namun sekujur tubuhnya terasa lemas.

Ia melihat hujan lebat yang memang terus mengguyur membasahi bumi sejak pagi tadi, mengantarkan hawa dingin yang terasa menusuk kulit.

Diiringi dengan bunyi suara petir yang saling bersahutan Jeongin kembali menangis pilu.

Mimpi itu.. mimpi buruk yang tidak pernah sekalipun berhenti untuk menghantui Jeongin di setiap malamnya kembali hadir untuk yang kesekian kalinya.

Membuat ingatan Jeongin seolah ditarik paksa kembali ke malam itu.

Lebih tepatnya yakni di malam pada saat bulan Purnama sedang bersinar terang tepat di puncaknya.

Di saat Yang Jeongin untuk pertama kalinya berhasil melakukan shifting sepenuhnya dengan sosok serigala miliknya.

Pada waktu itu Jeongin tidak tau apa yang terjadi, namun saat kesadarannya akhirnya kembali sepenuhnya, satu-satunya hal yang ia dapati adalah dirinya yang berada dalam dekapan dingin sang kakak.

Kakak tersayangnya, Yang Yunho, sudah mati.

Tubuhnya yang dingin dan penuh cakaran serta koyakan luka itu mendekap erat tubuh Jeongin. Seolah berusaha melindungi sang adik, bahkan ketika Yunho sendiri sudah tau jika nyawanya lah yang harus menjadi taruhannya.

Butuh waktu cukup lama bagi Jeongin untuk dapat mengendalikan perasaannya. Hujan bahkan kini sudah berhenti, tapi ingatan memori kejadian di malam itu seolah terus mengucur tiada henti.

Seperti ingin memberitahu Jeongin, jika dirinya memang seperti apa yang selama ini kawanan packnya katakan.

Seorang pembawa sial.

Rasanya semua seperti mimpi. Bahkan Jeongin tidak dapat mengingat jelas apa saja yang sudah ia alami setelah malam saat kakaknya terbunuh itu.

Yang ia tau hanyalah kedua kaki mungilnya yang kini terasa amat lelah dan badannya pun juga terasa cukup sakit.

[SKZ × TBZ] Mate Universe : A Story of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang