XVII - Memories of Us

411 44 11
                                    

Kim's Mansion
March Night - 1886


Senyuman seolah enggan luntur dari wajah pucat Younghoon, membuat si vampire bangsawan itu terlihat seribu kali lebih mempesona.

Aneh, bahkan si pemilik senyum itu tidak menyadari jika sedari tadi sudut bibirnya tertarik ke atas. Membentuk lengkungan manis yang akan membuat siapapun yang melihatnya jatuh cinta.

Langkahnya begitu ringan saat memasuki mansion megah yang menjadi tempatnya tinggal selama ini.

Tidak ada rasa sesak seperti yang biasanya ia rasakan sebelumnya, hatinya terasa damai, entah karena alasan apa.

Pendar lampu yang menyala temaram menyinari mansion super megah itu. Namun mata Younghoon langsung terpaku ke salah satu sudut ruangan.

"Choi?" panggil Younghoon ke arah Chanhee yang terlihat hanya duduk terdiam dengan setumpuk mawar merah yang kelopaknya sudah tidak utuh lagi.

Tangan kiri berwarna putih pucat milik Chanhee terlihat menggenggam erat salah satu tangkai mawar merah, sementara jemari lentik tangan kanannya mulai memetik satu persatu kelopak indah itu.

Membiarkannya jatuh berserakan di atas lantai yang juga dihiasi tetesan darah berwarna pekat.

Younghoon dapat melihat dengan jelas ada beberapa bekas goresan di kulit seputih susu milik pelayan setianya. Terluka akibat duri dari tangkai mawar yang ia genggam terlampau kuat.

Tapi seperti layaknya kebanyakan vampire lainnya, tak butuh waktu lama untuk membuat luka goresan itu menutup begitu saja. Hilang tanpa bekas, seperti tak pernah ada noda di atasnya.

"Chanhee," panggil Younghoon kembali, kali ini dengan nada yang lebih lembut sambil menepuk ringan bahu si yang lebih muda.

Seperti tersengat aliran listrik, Chanhee akhirnya tersadar dari lamunannya. Ia begitu terkejut saat menyadari jika saat ini Younghoon sudah berdiri tepat dihadapannya.

"Ah! Maafkan saya Tuan Kim, sa-"

"Hm kau tidak perlu menjelaskan apapun. Istirahatlah, sepertinya kau membutuhkan itu."

Ucapan Younghoon hampir membuat Chanhee membulatkan matanya kaget, namun ia berhasil menutupi rasa terkejutnya itu dengan baik.

Younghoon yang bertingkah seperti ini, entah mengapa membuat Chanhee menjadi sedikit bernostalgia.

Ini adalah Younghoon yang Chanhee rindukan. Ini adalah Younghoon yang ia kenal beratus-ratus tahun lalu. Younghoon sang mate sahabat terbaiknya.

Bukan Younghoon yang hidupnya hanya dipenuhi ambisi untuk balas dendam seperti saat ini.

Chanhee hanya menganggukkan kepalanya kikuk, menatap punggung Younghoon yang berjalan menjauhinya itu.

Mulutnya masih terlalu kelu. Pikirannya yang sebelumnya dipenuhi oleh seorang pemuda vampire hunter yang sedang berusaha mati-matian ia hindari, kini ikut disesaki pemikiran lain.

Kim Younghoon, sepertinya ia mulai berubah. Menjadi lebih terasa 'hangat' dibandingkan sebelumnya.

Lantas... sebenarnya apa, atau mungkin siapa yang akhirnya dapat berhasil meluluhkan dinding es yang ada di dalam diri Younghoon itu?

Namun apapun, atau bahkan siapapun itu, Chanhee ingin berterimakasih.

Sebab mungkin saja dengan ini, perlahan Younghoon juga mulai dapat melupakan dendam yang selama ini membelenggu dirinya.

Sementara itu Younghoon saat ini mulai kembali melanjutkan langkahnya. Pergi ke arah satu-satunya ruangan yang paling ia jaga di dalam mansionnya.

Pintu kayu itu berderak kecil saat Younghoon membukanya. Aroma khas seketika memasuki indra penciuman Younghoon, membuatnya merasa bernostalgia.

[SKZ × TBZ] Mate Universe : A Story of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang