I - Reborn

1.2K 83 6
                                    

Unknown Castle
December Night - 1885

Sepasang mata itu terbuka perlahan menatap sekeliling ruangan yang memang tidak asing lagi baginya.

Pendar lilin yang temaram tidak mampu mengurangi kadar kemewahan kamar tersebut.

Tubuh pucat itu kini mulai berdiri dan berjalan mendekat ke arah salah satu cermin besar yang terletak di sudut ruangan.

"Ji.. dasar si keparat Ji Changwook itu, aku bersumpah akan membuatmu dan seluruh garis keturunanmu menderita, bahkan di neraka sekalipun!" ujar sang sosok bermata perak itu penuh kebencian.

Dipandangnya lekat bekas luka koyakan anak panah yang sempat hampir merenggut kehidupan abadinya.

Mata perak itu kini berwarna semakin terang, seolah menggambarkan akan hasrat kebencian mendalam yang ingin segera dituntaskan.

"Choi," panggil Younghoon pelan, serupa nada bisikan.

"Ya Tuan."

"Sudah berapa lama?"

"130 tahun, Tuan."

Younghoon menyeringai mendengar fakta dari salah satu pelayan setianya, "Si brengsek itu, ternyata dia cukup kuat juga sampai aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan diri."

Hanya butuh waktu sepersekian detik lamanya sampai seringai tipis itu menghilang, digantikan dengan raut wajah tegas penuh akan kemurkaan.

"Cari seluruh keturunan Ji sekarang juga, jangan sampai terlewat satupun!"

"Baik Tuan," balas Chanhee patuh sembari sedikit membungkukkan tubuhnya dan mulai berjalan keluar dari ruangan.

Selepas kepergian Chanhee, Younghoon kini berjalan ke arah salah satu lukisan yang terpajang di kamarnya itu.

Binar kedua mata peraknya mulai berubah menjadi sendu ketika tangan pucatnya perlahan terangkat dan mulai mengusap lembut lukisan seorang wanita yang tengah berdiri diantara hamparan bunga dandelion yang sedang bermekaran.

"Maaf, maaf.. Ashley. Maafkan aku yang dengan egoisnya tetap bertahan dalam kehidupan abadi ini dan tidak mampu menjagamu dengan baik sehingga kau pergi. Aku berjanji akan terus menunggumu kembali, dan nantinya akan menjagamu sebaik mungkin melebihi nyawaku sendiri," ucap Younghoon penuh keyakinan.

"Tapi kumohon izinkan aku sejenak untuk membalaskan dendam kita. Aku berjanji akan membuat seluruh keturunan orang yang sudah merenggut nyawamu itu membayar akibatnya."

Jika saja Younghoon adalah manusia biasa, maka dapat dipastikan saat ini air mata sudah mengalir deras turun dari kedua mata indahnya itu. Namun sayangnya ia adalah vampire, dan hampir mustahil bagi vampire untuk dapat meneteskan hal setulus air mata.

Bagaimana tidak, masih teringat jelas dalam benak Younghoon saat sepasang iris mata berwarna merah terang milik kekasihnya itu tidak lagi bergerak. Tatapan mata yang kosong itu, seolah menandakan jika tidak ada lagi jiwa yang tersisa di dalamnya.

Kala itu, dengan tubuh yang cukup mengenaskan akibat banyaknya luka sayatan anak panah yang terbuat dari perak, Younghoon berusaha merangkul tubuh dingin Ashley ke dalam pelukan.

Sial, jika saja saat itu tidak sedang bulan Purnama...

Jika saja saat itu Younghoon bisa mengendalikan insting vampire-nya yang memang akan sulit dikendalikan setiap kali bulan Purnama bersinar terang di langit sana.

Pasti saat ini kekasihnya, pasangan hidupnya, fated pair-nya, masih akan terus bersama dengan dirinya.

Namun kini itu semua bagaikan ironi di atas tragedi. Ashley sudah pergi meninggalkan Younghoon sendiri dalam kehampaan hidup yang abadi.

[SKZ × TBZ] Mate Universe : A Story of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang