Sugar Mommy In The House

2.5K 229 40
                                    

non-baku | slight angst, fluff | 9,1k words

prompt
Saking putus asanya menahan kesepian, Irene menaruh hatinya ke seorang gadis SMA yang tak sengaja ia tabrak.

+++

Irene, seorang wanita fresh-graduate yang mendapatkan dukungan oleh Dunia: bisa bekerja di posisi tertinggi hanya dalam kurun waktu beberapa bulan sejak lulus. Irene tidak mengharapkan ini terjadi begitu cepat, ia berpikir harusnya ia bisa menikmati seiring waktu berjalan.

Sangat cepat sampai Irene ikut kehilangan kesempatan untuk merasakan dunia kerja yang orang-orang selalu bilang melelahkan. Tidak hanya pekerjaan, koneksinya dengan teman, kerabat, dan keluarga masih terbilang baik. Irene seperti hidup di Dunia bangsawan yang apapun yang ia mau langsung muncul dalam 1 kedipan.

Namun, ada yang mengganggu Irene. Wanita ini merasa hidupnya kesepian. Merasa hidupnya hampa dan kosong. Irene kekurangan sesuatu—lebih tepatnya seseorang. Irene ingin memanjakan orang yang ia sayangi, Irene ingin membuat orang yang ia sayangi senang. Irene ingin punya hubungan spesial dengan seseorang.

Seseorang yang akan Irene habiskan waktunya bersama. Orang yang serius mau menjalinkan hubungan dengannya. Orang yang tetap ada di sampingnya meski saat ia terperosot.

Irene menunggu orang itu. Sepertinya untuk yang sekarang, Dunia tidak mendukung sepenuhnya. Begitu, kah? Itu yang Irene pikirkan sebelum kecelakaan pagi ini.

Irene terburu-buru membawa mobilnya, meski begitu ia berusaha sebaik mungkin untuk tidak melanggar peraturan lalu lintas. Satu tangan sibuk memegang setir mobil, sedangkan tangan lainnya sibuk memegang potongan roti isi.

Irene sibuk mengunyah sambil memperhatikan jalanan, sesekali ia melirik ke arlojinya. Semalam dia salah mengatur alarm di handphone-nya. Terlambat 1 jam dan buruknya hari ini ada pertemuan rapat dengan perusahaan lain.

"Aku akan telat." Lirihnya.

Irene menggigit potongan roti terakhir, tangannya memindahkan gigi mobil, dan kaki menginjak pedal. Lampu berwarna hijau, tidak sedikit mobil dan truk melaju.

Lampu hijau menyala, kan? Irene tidak salah untuk menjalankan mobilnya. Alih-alih melajukan mobil, Irene malah melotot dan menekan pedal rem penuh rasa shock. Pemilik mobil warna putih berkilau ini merasakan ujung bemper depan telah menabrak seseorang yang tadi berlari.

"Astaga..." lirih Irene selagi melepaskan sabuk pengaman, dia panik.

Tergesa-gesa keluar dari mobil, dia juga tidak mempedulikan pekerjaannya. Mengingat kalau ia akan telat menghadiri rapat pagi, tapi masalahnya di sini ada nyawa orang terancam meninggal?!

Irene menutup mulutnya dengan satu tangan karena sadar yang ia tabrak adalah siswi SMA. Tergeletak di aspal, beberapa buku yang ia bawa berceceran. Seragamnya sedikit kotor, dan ada darah di pelipisnya.

"Ya Tuhan, apa yang aku..." Irene menyalahkan dirinya.

Banyak orang berhenti untuk melihat kejadian, ada juga beberapa yang cuma merekam Irene. Kelinci ini bertekuk lutut dan mengusap pipi siswi. Seketika siswi itu membuka matanya dan terbatuk-batuk.

"Kamu gapapa?" Tanya Irene, sangat khawatir. Buru-buru ia mengambil handphone-nya untuk meminta bantuan. "Tahan sebentar, aku akan menelepon ambulan..."

Wonderwall ─ SeulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang