Do You Have Feelings That You Don't Have? [2/2]

965 118 36
                                    

non-baku | action, mystery, drama | 12k words

prompt:
Seulgi yang tak menyukai orang tanpa empati, kini mempunyai partner sebuah robot yang berfokus menyelesaikan tugas bernama Irene. Sejak itu petualangan mereka dimulai.

DISCLAIMER
Detroit: Become Human adalah game keluaran Quantic Dream, yang ditulis oleh David Cage dan Adam Williams serta disutradarai langsung oleh David Cage. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita fiksi ini.

+++

Part. 2

3 November 2038,
10:09 AM.

"Katakan padaku, Irene, apa yang udah kamu temukan?"

"Gak banyak. Aku menemukan 2 deviant di gedung KBS. Tapi, lagi-lagi aku membiarkan mereka kabur."

"Sayang sekali. Apa mungkin kamu ragu atau gelisah, Irene?"

"Gelisah? Gak, aku gak gelisah. Mengapa mesin sepertiku... bisa gelisah?"

"Ketika kamu di gedung KBS bersama Letnan Kang, kamu memegang pistolnya saat menghadapi deviant. Mengapa kamu gak menembak mereka?"

"... Aku gak tau."

"Masalah deviant sangat serius dan membahayakan manusia. Kalau kamu gak membuat perkembangan dalam investigasimu, maka aku terpaksa harus menggantikanmu, Irene."

"Ya... ya, aku mengerti."

"Barusan ada laporan masuk, tentang sekumpulan deviant yang menyerang kantor penyiaran SBS. Temukan Letnan Kang dan selesaikan kasus ini. Kita gak punya waktu banyak, Irene."

Mata dan LED berkedip-kedip, selama perjalannnya Irene sedang membuat laporan singkat kepada Sooyoung. Sadar tidak sadar, perlahan Sooyoung mengetahui apa yang salah pada Irene, dan android ini mencoba untuk menghindar.

Irene mulai tidak stabil, dia tidak dirancang untuk gagal ataupun menghambat proses. Irene tahu konsekuensi SM Corp yang akan diberikan kepadanya jika saja Irene gagal menghentikan deviant di Seoul.

Namun, Irene tak mengerti, setiap kali mereka gagal Seulgi pasti tidak keberatan. Partnernya pasti mengatakan sesuatu yang membuat Irene tidak bersalah, seakan manusia bisa memaafkan diri sendiri meskipun mereka gagal.

Terlalu banyak list overthinking sampai Irene tak sadar kalau taxi telah membawanya ke tempat tujuan, yaitu rumah Seulgi.

Sudah berjam-jam Irene habiskan menunggu Seulgi di kantor polisi, tapi letnan beruang ini tidak pernah datang. Sampai Irene berinisiatif untuk mengunjungi rumahnya langsung.

Tapi sayangnya, tombol bel ditekan, pintu diketuk, sapaan lantang Irene pun diabaikan olehnya.

"Letnan Kang! Ini aku Irene, partnermu!" ucap Irene, sangat tegas dan lantang.

Keheningan membuat Irene menajamkan tatapannya. Merasa ada yang salah. Irene tekan lagi tombolnya, ketuk lagi pintunya, dan tetap saja tidak ada tanda-tanda Seulgi. Yang ada Irene malah kena teguran karena suara lantangnya mengganggu tetangga.

Irene menghela napas frustasi, bingung harus memakai cara apa lagi. Dia melihat ke samping lalu ke atasnya, menatap ke nomor rumah. Dia tidak salah, ini benar rumah Seulgi.

Cari jalan masuk yang lain. Itu yang dikatakan programnya.

Pintu depan tidak membantunya, karena itu Irene pergi ke halaman belakang. Sialnya pintu belakang bernasib sama seperti di depan. Irene berdecih, entah karena selalu gagal menemukan cara atau terlalu kesal karena Seulgi susah untuk digapainya.

Wonderwall ─ SeulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang