non-baku | fluff, slight-smut | 4,7k words
prompt
Joohyun bercanda kalau ciuman bisa menyembuhkan orang sakit, tapi sayangnya Seulgi tak mengerti leluconnya.+++
Seulgi nyaris tidak pernah absen satu hari sejak kelas 12. Bukan karena dia ingin fokus belajar untuk ke perguruan tinggi. Itu semua karena teman kelasnya.
Gadis yang sangat cantik diangkatannya juga sangat ramah pada siapapun. Alasan Seulgi tidak pernah absen, itu karena Seulgi ingin menatap gadis itu selama ia bisa.
Kelas Kimia sedang dimulai. Sang Guru membicarakan tentang bab stokiometri yang seharusnya Seulgi dengarkan. Perhatiannya cuma terpaku kepada punggung gadis itu. Sampai tiba-tiba namanya diteriaki sampai seisi kelas ikut memperhatikan Seulgi.
"Kang Seulgi! Kalau kamu terus menatap ke arah lain, bukankah kebih baik kamu gak usah masuk sekolah?!" Bentak gurunya.
"Ah!" Seulgi tersentak, bukan masalah dimarahin dihadapan semua temannya. Hanya aja, apakah gadis itu tahu kalau Seulgi sedang menatapnya? "Maaf..."
"Sekali lagi aku melihatmu seperti itu, aku laporkan ini ke guru BK, hm?"
"... Iya." Seulgi menunduk disusul helaan napas.
Teman bangku Seulgi langsung menyikut, "Hey, mau berapa lama kamu menatapnya? Untung gak ketahuan loh~"
"Diam, Yeri!" Bisik Seulgi tapi itu terlalu keras sampai Guru Kimianya harus berputar lagi.
"Kang Seulgi! Keluar dari kelasku!"
"Tapi, Pak—"
"Dapatkan restu guru BK kamu sebelum masuk ke kelas ini!" Gurunya menaruh lembaran kertas di atas meja.
Kertas itu akan menjadi saksi bisu tanda tangan guru BK yang dijadikan syarat kalau Seulgi ingin masuk ke dalam kelas. Atau, Seulgi punya pilihan untuk bolos karena disusir dari kelas. Bagaimanapun dia tetap terkena sanksi karena membuat keributan di tengah pelajaran.
Yeri cuma bisa tertawa dalam batin, melihat sialnya Seulgi hanya karena menatap pujaannya. Seulgi menuruti Guru Kimianya, mengambil secarik kertas dan melewati depan kelas ke arah pintu.
Tentu saja, semua murid menatap Seulgi keluar kelas. Termasuk si gadis pujaan Kang Seulgi.
+++
Alih-alih mendapatkan restu, Seulgi justru mendapatkan hukuman yang lain. Sebab ini bukan kali pertamanya Seulgi diusir dari kelas. Seulgi tidak mengeluh, ini seperti resiko jika ia ingin menatap teman kelasnya.
Sore ini, Seulgi baru selesai membersihkan kolam renang sekolah. Ia kembali ke kelas yang sudah kosong, cuma tersisa beberapa tas anak futsal dan anak basket. Tidak hanya Kimia, Seulgi juga ketinggalan 2 mata pelajaran penting.
Seulgi memijat tengkuknya, "Artinya aku harus traktir Yeri demi mendapatkan foto buku catatannya. Astaga..."
Selagi Seulgi membereskan meja, loker meja dan isi tas. Dia harus bergegas karena khawatir tertinggal bus kota. Kakak bodohnya tidak bisa menjemput karena ada ujian penting seminggu di perkuliahannya.
Kuliah. Sejujurnya Seulgi tidak tertarik, dia sendiri sebagai anak seni sudah mendapatkan tawaran untuk bekerja di museum seniman milik pamannya. Seulgi tidak seperti murid lain. Dia percaya jika punya skill itu sudah cukup untuk menghasilkan uang.
"Seulgi."
Pikiran tentang kuliah terhenti. Begitupun kedua tangan yang tadinya ingin menutup resleting tas. Suaranya, suara yang kembut dari gadis yang selalu Seulgi tatap. Suara itu memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall ─ Seulrene
Fanfic⸝⸝ wonderwall (n.) it's someone who is the reason for your happiness; a soulmate; a forever love. [ oneshots; short story ] ©Seulgibaechuu, 2021.