•• 32. Rasa yang Salah ••

6.9K 549 47
                                    

Albara's

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komennya
❤️❤️

•••

"Rakhel kangen banget loh sama Mama Papa. Kalian jangan pergi lagi ya, dirumah aja," ucap Rakhel memeluk Marvel dan Anjani dengan sayang.

"Iya sayang," balas Anjani tersenyum mencium singkat pipi putrinya.

"Shilla," panggil Marvel membuat seorang gadis yang tengah berdiri dengan kepala menunduk mendongakkan kepalanya.

"I-iya."

"Hari ini kamu istirahat saja dulu. Kejadian yang lalu jangan diingat-ingat, kamu bisa mulai bekerja besok," ucap Marvel diangguki olehnya.

"Terimakasih."

Gadis bernama Shilla itu tak lain adalah gadis yang diselamatkan oleh Zidan. Dan kini ia resmi bekerja di kediaman rumah Marvel sebagai asisten rumah tangga untuk membantu Anjani dalam mengurus rumah.

"Tenang aja Kak Shilla, Rakhel bisa bantu kok. Rakhel bisa masak, iyakan Kak," celetuk Rakhel berdiri menatap keempat saudara laki-lakinya.

"Mending lo diem aja deh, nggak usah ikutan masak. Baru masuk dapur aja bisa langsung kebakaran," ucap Marchel membuat semua orang tertawa sedangkan Rakhel mendengus mendengarnya.

"Lo yang diem! Gue bisa masak kok! Kak Rey udah pernah ngajarin!" tukas Rakhel menunjuk Marchel yang tengah memutar bola matanya malas.

"Bukankah Rakhel sangat mirip denganmu. Selalu saja tidak mau kalah dan salah," bisik Marvel ditelinga Anjani membuat sang empu menatapnya tajam.

"Memang ya perempuan itu selalu salah!" pungkas Anjani mendorong Marvel untuk menjauh darinya.

"Bukankah opini seperti itu terbalik," kata Marvel terkekeh lalu merangkul bahu Anjani dan menatap semua anak-anaknya yang sudah tumbuh dewasa.

Andai saja anak kembar pertama mereka tidak pergi darinya, sudah dipastikan keadaan rumah akan menjadi lebih ramai karna kebisingan mereka.

Namun ini sudah menjadi takdir yang tidak bisa diubah. Entah itu takdir atau kelalaiannya dalam menjaga kedua anaknya yang bahkan belum diketahui jenis kelaminnya.

"Papa kenapa nangis?" tanya Rafa membuat seluruh mata tertuju pada Marvel yang tengah menyeka air mata dipipinya.

"Kamu kenapa?" tanya Anjani.

"Tidak apa-apa. Papa cuma merasa bahagia bisa berkumpul dan melihat kalian sudah dewasa seperti ini," tutur Marvel tersenyum.

"Nggak usah sedih gitu Pa. Marchel mau minta adek."

Semua orang membelalakkan matanya mendengar celetukan dari Marchel. Sedangkan sang empu terlihat santai mengunyah buah dimulutnya.

"Kenapa? Salah?" tanya Marchel menatap mereka semua. Namun saat matanya tertuju pada Anjani, Marchel langsung menelan kunyahannya saat tatapan ibunya sangat mengerikan dimatanya.

"Ma-Marchel becanda, Ma," kata Marchel menyengir.

"Shilla, lo berdiri disitu terus, gue anter ya." Rafa berdiri lalu menarik tangan Shilla membuat sang empu terkejut namun tetap mengikuti langkah Rafa.

Zidan menatap mereka berdua dengan kedua alis menukik tajam. Sejak kedatangan Shilla, Rafa selalu memperhatikannya, hal itu membuat Zidan risih. Entah mengapa ia sedikit tidak suka dengan tatapan Rafa pada Shilla.

"Besok Papa anterin Rakhel ke sekolah ya," ucap Rakhel menatap Marvel yang menganggukkan kepalanya.

"Tumben nggak minta anter Kak Rey," ujar Marchel membuat Rakhel menatap Rey yang tengah minum.

MarJani [ The Foreign Girl Is My Wife ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang