16. Yang terjadi sebenarnya O2

31 8 0
                                    

"Zhy." Panggil Radeva yang berdiri di ambang pintu.

Orang yang merasa dipanggil itu jadi menoleh kemudian agak terkejut dengan kedatangan Radeva yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya.

"Tumben, sini masuk."

Radeva lantas masuk kemudian duduk di atas sofa ruang PD yang segera diikuti oleh orang tadi. Dia adalah Irzhy, ketua Penegak Disiplin Sekolah dari kelas XI IPA 1.

Keduanya duduk agak jauh. Untung saja hari ini ruang PD hanya ada Irzhy saja, cowok itu tidak merasa canggung sama sekali.

Radeva menggigit bibir bawahnya lalu terkekeh, "PD emang tugasnya memberatkan anggota?" Tanyanya tak ramah membuat Irzhy mengerutkan alis. Apa maksudnya?

Irzhy jadi memperbaiki posisi duduknya, berusaha senyaman mungkin sebelum menjawab pertanyaan Radeva. Tapi cowok itu jadi teringat sesuatu.

Apa mungkin Radeva ingin komplain soal Bella yang tengah sakit?

Seperti yang diketahui, Bella merupakan anggota PD angkatan baru yang ditugaskan menjadi penanggung jawab kasus Radeva. Sayangnya belakangan ini cewek itu tidak pernah masuk sekolah karena terkena demam berdarah.

Mungkin Radeva merasa kasihan dengan Bella yang masih mengurusi tanggung jawabnya di PD padahal sedang sakit.

Masuk akal.

"Gini Dev, Bella masih ngejer-ngejer lo supaya selesein hukuman dari PD?" Tanya Irzhy berusaha membuat Radeva paham.

Giliran Radeva yang mengernyit.

"Gue dari dulu selalu ingetin anggota gue supaya utamain kondisi tubuh maupun masalah sekolah dulu, baru urusin kasus. Kalau misalnya Bella masih ngejer-ngejer lo pas dia sakit gini, lo ingetin aja dia supaya sembuh dulu."

Lah?

Kenapa malah bawa-bawa Bella?

Dia gak tau apa kalau Radeva belakangan ini hidup dengan tenang karena tidak pernah bertemu dengan Bella lagi. Malah cowok itu ingin Bella sakit aja terus sampai dia lulus dari sekolah.

BERCANDA.

"Gue bukan bahas Bella."

Irzhy agak terkejut.

Kalau bukan Bella, siapa orang yang membuat Radeva jadi sepeduli ini sampai mendatanginya ke ruangan PD.

"Lalu?"

"Liat chat gue, gue harap lo paham." Katanya singkat yang membuat Irzhy segera merogoh ponselnya dan membuka roomchat Radeva.

Cowok itu mengiriminya sebuah foto beberapa menit yang lalu. Saking sibuknya cowok itu tidak sempat membuka ponsel sejak pagi.

"Taci?"

"Hm. Penanggung jawab kasus tadi, kan? Katanya sibuk sampai gak bisa ngurusin kasus, taunya sibuk pacaran dan yang turun tangan malah anak yang lagi ngurusin kondisi tubuhnya supaya gak sakit." Jelas Radeva kemudian membuka suaranya lagi, "Bukannya lo yang ngingetin anggota lo supaya utamain kondisi tubuh, tapi dia baru makan sedikit udah mau turun lapangan karena gak ada anggota yang bisa diandelin."

Irzhy merasa tertohok. Ucapan Radeva benar-benar membuatnya tertampar sadar bahwa dia sudah jadi Ketua PD yang lembek.

"Lo paham siapa yang gue maksud?" Tanya Radeva menguji Irzhy yang melemah begitu saja.

Irzhy menghembuskan napasnya pelan, "Cemara."

"Ada apa?" Tanya seseorang yang masih berdiri diambang pintu. Baru saja hendak mengetuk pintu yang terbuka itu, namun diurungkan setelah mendengar namanya disebut-sebut begini.

Keduanya jadi menoleh.

Eh anaknya dateng.

Cemara segera mendekat, jadi penasaran kenapa namanya disebut-sebut begini. Mana ada Radeva juga, ada urusan apa cowok itu kemari. Dari raut wajahnya, keduanya terlihat tengah membahas sesuatu yang serius.

Radeva segera berdiri, "Gue yakin lo paham sama apa maksud kedatangan gue." Kemudian pergi meninggalkan Cemara yang masih mematung sedangkan Irzhy yang terlihat agak frustasi.

Sebenarnya cewek itu hendak mengejar Radeva untuk bertanya alasan kedatangannya ke sini. Tapi dia masih harus meletakan buku hitam ke lemari, daripada harus bolak balik lebih baik ditanyakannya nanti saja.

Baru saja hendak melangkah menuju lemari PD, cemara dikejutkan dengan panggilan lemah dari Irzhy. Cemara jadi menoleh, melihat ketua organisasinya itu yang terlihat tengah menenangkan diri.

"Kasus tadi gimana?" Tanya Irzhy lantas bangkit dari duduknya.

Cemara tersenyum sopan, "Udah dicatet, aku juga udah jelasin kalau namanya dia udah banyak di buku hitam PD, kalau bertambah lagi bisa-bisa berurusannya sama BK."

Cowok itu mengangguk kemudian membiarkan Cemara melakukan apa yang sebelumnya ingin dia lakukan.

Cemara mengangguk lalu melangkah menuju lemari.

"Cemara..."

Cewek itu melirik, ada apa lagi??????!!!!

"Ada apa, Kak?" Tanyanya berusaha sopan.

"Kalau penanggung jawab ada lepas tangan dari kasusnya, jangan turun sampai gue suruh lo yang ambil alih." Katanya membuat Cemara jadi agak bingung, memangnya kenapa?

"Ini perintah, ikutin apa yang gue bilang." Lanjutnya sebelum Cemara sempat untuk bertanya apapun. Kemudian cowok itu segera menyingkir, keluar dari ruangan.

Cewek itu masih mematung, apa ini ada hubungannya dengan kedatangan Radeva?

Di sisi lain, Irzhy segera merogoh ponselnya kemudian mengetik sesuatu dan mengirimnya.

Taci PD

Ci, istirahat kedua gue tunggu diruang PD.













***

Bubble Gum (Lucas Yuqi) -hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang