O5. Perpustakaan

62 16 0
                                    

Cowok itu merapatkan bibir. Khusuk membaca buku di meja lebar perpustakaan yang kini dijadikan arena gulat oleh teman-teman sekelasnya. Ganteng tapi gak ada obat. Sinting semua.

Galang kini sudah ikut bergabung bersama Bisma, David dan juga Leo untuk bermain bersama. Bermain gulad satu lawan satu. Pertempuran antara Galang dan Bisma. Sedangkan sisanya duduk diam, jadi suporter.

Radeva terkekeh kecil, merasa terhibur dengan buku yang ia baca. Cowok itu menguap agak lebar lalu segera merapatkan wajah ke atas meja. Tidur santai sambil menunggu jam istirahat dengan buku dijadikan penutup wajah.

Terkadang malas juga menanggapi pasien rumah sakit jiwa lepas di kelas yang tiap hari kerjaannya kalau tidak guling-guling di lantai, ya baku hantam. Seakan hal yang mereka akan lakukan bisa ditebak.

Salah satu cewek melangkah mendekat. Semua juga tahu bahwa hari itu perpustakaan menjadi ruangan pribadi untuk anak XI IPS 2. Tapi tolong otaknya juga dibawa, jangan ditinggal di kelasnya juga dong.

Cewek itu bernama Cevia, tapi anak kelasnya biasa memanggilnya Cece karena darah jepang Ibunya yang menurun padanya. Walaupun sebenarnya tidak ada hubungan antara panggilan Cece dengan darah jepang.

Cevia menendang kaki Bisma agak keras sampai keduanya hilang keseimbangan hingga terjatuh di lantai. Seketika tawa mereka menghiasi perpustakaan dari ujung ke ujung.

Hujatan anak kelasnya pun tidak bisa dihindari.

"Mampus anjim. Hahahah."

"Makanya banyak gaya lu hahha."

"Disenggol cewek jatoh hahaha haha."

"Ditendang anjim."

"Dih, gue nyanyi lagu masa kecilnya sherina. Lo mana tau."

Radeva sendiri hanya diam seakan mati meskipun sayup-sayup mendengar sorakan mereka. Cowok itu terkadang tidak peduli teman-temannya disiksa seperti apa oleh Cevia yang dikenal galak itu. Lagipula kalau memang berniat menolong seorang korban amukan Cevia, agaknya tidak usah.

Galang dan Bisma sedikit mengaduh lantas keduanya segera berdiri, menatap horror cewek di hadapannya. 99% kesal 1% sakit. Mereka mana punya malu.

"Sono baku hantam di lapangan, gue coret lu dari kelompok." Ancam cewek itu sambil mengambil ancang-ancang hendak meninju keduanya.

"Apaan Ce, itu Bisma, kelompok gue udah selese." Balas Galang membela diri sambil menunjuk Bisma yang diam di belakang Galang, seakan minta perlindungan.

Cewek itu mendelik, "Elo anjim yang ngajakin Bisma gulat. Gue jadiin gulai ntar elo berdua ya. Balik kagak?!" Emosi cewek itu sudah di ubun-ubun. Tugas belum seleesai tapi teman sekelompoknya malah asik bercanda.

Keduanya langsung bubar, kembali duduk di bangku masing masing. Tepat di meja lebar itu.

"Permisi, kak?" Sapa seorang cewek sambil melangkah mendekati mereka.

Semuanya seketika melirik, menatap kagum cewek cantik yang tengah melangkah mendekati mereka. Seketika buaya kelas ricuh, seakan melihat mangsa yang mendekati danau.

Cevia yang paham bahwa cewek itu mungkin akan dijadikam bahan candaan anak kelasnya segera melirik, menatap horor satu-persatu aligator itu.

"Iya?" Tanya Cevia mendekat setelah berhasil menenangkan anak kelasnya, "Ada apa?" Tanyanya lagi setelah sampai di hadapan cewek imut itu.

"Itu kak..." ujarnya agak gugup kemudian menggigit bibir bawahnya.

"Kamu keganggu sama yang tadi? Maaf ya, anak-anak saya emang suka lupa bawa akhlak." Katanya jujur. Agak bersalah kepada cewek ini.

Bubble Gum (Lucas Yuqi) -hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang