18. Gosip baru lagi

40 7 2
                                    

"WOIII!!! CEMARAAAAAAA!!!!!!!!" Panggil seseorang sambil berlarian heboh. Suara cemprengnya berhasil menghentikan langkah cewek yang ia panggil barusan.

Cemara menghentikan langkah, menoleh perlahan akibat panggilan keras dari arah belakang. Itu Bella, cewek yang baru dibesuknya kemarin. Udah sehat bugar aja hari ini, buktinya sudah bisa berlari kencang.

HAP!

Kan udah nyampe akhirnya.

"LO ADA UTANG PENJELASAN SAMA GUE."

Cemara membelalak, ternyata Bella masih saja ingin tahu mengenai alasan mengapa Radeva bisa ikut menjenguknya dan yang lebih anehnya lagi cowok itu datang sambil memboncengnya.

"Bel, lo itu baru sehatan, udah lari-larian aja." Kata Cemara lalu berjalan santai menuju kelasnya yang langsung diikuti oleh Bella.

"Udah gue bilang semalem di chat. Gue itu udah sehatan agak lama, cuma males aja sekolahnya. TERNYATA GUE KETINGGALAN BANYAK HOT NEWS DAN TEMEN GUE YANG JADI TRENDING TOPIKNYA. Tega lo gak cerita." Balas Bella berapi-api. Sebel juga sama Cemara gak pernah cerita kalau sejak dia sakit cewek itu ternyata dekat dengan Radeva yang merupakan tanggung jawabnya di PD.

"Tapi ada yang gue mau tanyain lagi."

Cemara melirik, jadi penasaran. Mau nanya apa?

"Lo pacaran sama Kak Radeva?" Cemara membulatkan matanya, tetap berjalan santai tanpa menjawab apa-apa. Kenapa sih semuanya malah anggep mereka pacaran? Orang lain  berteman dekat dengan lawan jenisnya kok rasanya  biasa aja di mata publik, tapi kenapa kalau dia sama Radeva semua langsung heboh? Emang cowok itu terkenal?

"Ra..." kata cewek itu agak kesal lalu menarik tangan Cara agar menghentikan langkahnya. "Gue nanya gini bukan buat julid atau ngebuktiin sesuatu, cuma lebih buat lo sendiri." Lanjutnya yang membuat Cemara jadi bingung. Hari ini Bella kenapa sih?

"Lo tau nggak kalau sebenernya berita pacaran kalian kesebar? Semua ghibahin lo sama Kak Radeva, dan yang dihujat ya elo bukan si ngeselin Radeva. Gue cuma nggak mau lo disakitin sama anak sekolahan apalagi anak kelas lo itu."

Cemara jadi tertegun, selama ini dia salah kira. Dia selalu mengira Bella adalah angin lewat, berteman karena hendak sekadar mampir mumpung datu organisasi. Tapi kalau taunya cewek itu sampai begini, mungkin dia benar-benar tulus.

"Coba buka chat group kelas lo deh." Katanya lagi yang membuat cewek itu agak gelagapan kemudian mengikuti apa yang Bella perintahkan.

Bella membaca secara detail isi group itu. Dugaannya benar, anak kelasnya membahas masalah Radeva dan Cemara secara terang-terangan, ada yang mengumpat juga, bahkan ada yang sampai membawa-bawa fisik.

Emosinya benar-benar tersulut membaca isi chat itu. Mungkin Bella sudah kehilangan akal kalau saja Cemara tidak menahannya dan menenangkannya.

"Gue tau kita anak PD yang harus nunjukin bagaimana caranya menjadi siswa yang baik, tapi mereka keterlaluan, Ra. Emang elo kuat ada di lingkaran setan begitu? Ini pembulian namanya." Jelasnya berusaha menenangkan diri.

Cemara sendiri tidak tahu kalau ternyata teman kelasnya ikut membicarakannya lagi di group kelas. Awalnya mereka sempat membicarakan cewek itu saat berita interaksi mereka tersebar dan kini semua jadi heboh lagi mengira mereka berpacaran.

Cemara handak berjalan kembali ke kelasnya, meninggalkan Bella yang katanya harus ke ruang guru dulu karena ada urusan jadi mereka berpisah di sana. Cemara hanya iya-iya saja, memang karakter cewek itu di sekolah begitu.

Tiba-tiba ada chat whatsapp masuk.

Gabriella Bella

CEMARA FIGHTHING!!!!!!!!

Cewek itu tersenyum membacanya. Apa memang seharusnya sejak lama ia menemukan teman seperti Bella?












***

"Kita nggak ada pacaran, Teh, serius." Kata cowok itu bersungguh-sungguh.

"Teteh tadi pagi denger dari anak PMR yang mampir ke sini. Katanya kemarin kamu boncengin Cemara terus cekcok gitu sama Irzhy buat rebutin Cemara."

Cowok itu mendelik, "Yaelah siapa sih yang nyebarin berita gituan, kuker amat."

"TETEH UDAH BILANG TADI PAGI KALAU TETEH LAGI PUASA SUNNAH!"

Cowok itu mengernyit bingung, ini Teh Anis kenapa sih bawaannya kesel banget dari tadi. Lihat nih sekarang udah kayak mau ngamuk gitu.

"Jangan sebut nama makanan depan Teteh."

Kini giliran cowok itu yang terpancing, "KURANG KERJAAN TETEH CANTIK, BUKAN KUE KERING."

Cewek yang bernama lengkap Anissa Yolanda itu segera menunduk, malu juga.

Radeva terkekeh pelan. Jadi teringat bagaimana bisa dia dan Teh Anis bisa jadi seakrab ini. Bahkan saat awal-awal kelas sebelas, adik kelasnya mengira dia dan Teh Anis adalah saudara kandung saking akrabnya.

Kalau dahulu Teh Anis tidak mengulurkan tangannya, mungkin cowok itu masih terjerumus ke kehidupan yang tidak seharusnya. Sendirian dan lupa bahwa sebenarnya dia masih punya tempat berlindung.

"Dev... Teteh cuma kasian sama Cemara." Kata Teh Anis lembut, wajahnya benar-benar menampilkan kekhawatiran.

"Kita tahu gimana aslinya Cemara, kita juga tahu dia cuma diterima baik sama temen-temen organisasinya. Tapi yang lain pasti nganggepnya Cemara yang murahan di sini padahal Teteh paham kalau Irzhy cuma ngerangkul dia karena punya tanggung jawab sama anggotanya. Tapi kamu, alasannya sepeduli itu apa?"

Cowok itu diam, tiba-tiba ikut memikirkannya. Sejak merasa ada yang aneh dengan cewek itu ketika di UKS hingga terungkap karakter asli dari cewek itu. Entah mengapa nalurinya membawa cowok itu sampai di sini. Radeva secara tidak sengaja jadi tertarik untuk terus memahami Cemara sampai pada akhirnya cowok itu benar-benar sepeduli ini.

Ia tidak mau cewek itu sendirian, persis seperti dirinya kala itu. Dia juga ingin menjadi penyelamat dalam kisah hidup orang lain seperti orang-orang yang datang untuk mengulurkan tangan saat itu.

"Teteh kalau jadi Cemara mungkin cuma bisa diem, mau bela diri tapi harus bilang apa? Hubungan kalian gak jelas dan banyak berita simpang siur. Itu gak ngaruh sama kamu karena semua juga tahu kalau Radeva gak pernah sepeduli itu sama cewek secara terang-terangan, karena itu kamu sampe sekarang masih diem dan seakan tutup mata telinga dari sekeliling kamu. Kamu masih ada pundak lain kalau semisal kamu kena imbasnya, tapi Cemara harus ke mana?" Jelasnya panjang yang membuat cowok itu jadi tertohok. Benar-benar paham situasi yang Cemara hadapi saat ini.

Sebenarnya cowok itu hendak menyahuti kalau dia akan tetap melindungi cewek itu tapi diurungkan. Ucapannya kembali ia telan, hal seperti itu lebih baik dibuktikan bukannya hanya menjadi janji semata.

Teh Anis kembali membuka suaranya, "Coba tebak Cemara sekarang lagi apa?"


Cowok itu terdiam...













Astaga!!





















...









Bubble Gum (Lucas Yuqi) -hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang