𝓣𝓪𝓱𝓪𝓹 21: 𝓟𝓮𝓷𝓰𝓮𝓽𝓪𝓱𝓾𝓪𝓷𝓶𝓾 𝓓𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓵

7 1 1
                                    


Tahap 21: Pengetahuanmu Dangkal

Sindy C. Vidya

[17.54]

Portal Distrik Bayangan Nightmoure berupa tembok tinggi selalu berpindah tempat, jadi tidak setiap kereta dapat mencapai lokasinya. Sebagai orang yang pernah tinggal di sana, Abrus telah membuat catatan berisi pola perpindahan posisi portal. Untungnya malam ini lokasi cukup dekat, jadi Abrus bisa segera menumpang kereta dan mencapai stasiun Distrik Nightmoure.

Tanpa memedulikan hal lain, Abrus segera mengaktifkan mode bayangan lalu berlari pergi. Portal kini terletak di pertengahan distrik di mana gedung-gedung tinggi berdiri. Pas sekali. Langit juga sedang cerah, kerlip ribuan bintang bersinar di angkasa. Melihat ini, hati Abrus sedikit merasa lega. Ia melesat ke atap bangunan tinggi dan melompatinya, lalu turun ke tanah ketika jarak antar bangunan sudah terlalu renggang.

Rumah Law adalah rumah besar yang antik, kuno, tetapi terbengkalai. Letaknya di antara bangunan megah pusat distrik dan hutan penuh rumah reyot. Ada satu petak tanah lebar di perbatasan hutan, mengelilingi mansion di tengahnya yang tampak kecil karena berdiri sendiri.

"Aku datang, aku datang, tunggu aku, tuan~" senadung Abrus, kecepatannya tentu bertambah di lokasi yang selalu dipenuhi energi magi kegelapan. "Loh?"

Si assassin berhenti. Ada yang mengejutkan ketika mencapai rumah kliennya itu.

"Kenapa banyak ruangan yang menyala?" monolognya. "Padahal biasanya hanya satu atau bahkan nggak ada ...."

Mengetahui ini hal yang tak biasa, Abrus menghentikan langkah gesitnya. Ia ingin melihat situasi. Abrus mulai dengan mendekati gerbang, berusaha tidak membuat suara karena dedaunan renyah berserakan. Ada sumber cahaya kedua yang menyilaukannya, Abrus cepat-cepat bersembunyi di balik pohon. Sebuah mobil marun sedang berjalan mendekat, karena jelas-jelas tak ada tujuan lain di area ini.

"Mobil marun ...." Abrus memicingkan mata, memerhatikan logo mobilnya. "Logo knight? Mengapa ada knight yang kemari? Bagaimana bisa?"

Dugaannya benar, mobil itu memang memasuki halaman rumah lalu parkir beberapa meter di depan pintu. Siapapun penumpangnya pasti sudah diizinkan oleh Law, karena Law selalu mengetahui apa yang terjadi di area rumahnya. Abrus melesat mendekat di bali semak-semak, penasaran.

"Kalau saja kau menyetir lebih cepat, kita takkan perlu memutar untuk menghampiri portal berikutnya!" Samar-samar terdengar omelan seorang wanita dari kursi penumpang.

"Aku tahu, Ma, maaf," jawab suara seorang lelaki yang keluar dari kursi pengemudi. Di bawah cerahnya taburan bintang, Abrus melihat jelas postur gagah dan rambut oranye kemerahan.

Louise? Kakak Hellio? Tunggu, berarti wanita itu—

Abrus benar kesekian kalinya. Seberkas cahaya redup oranye kekuningan terlihat dari rumpun rambut wanita yang mengenakan gaun tradisional. Wanita itu memasang ekspresi ketus, bibir menurun dan hidung mengkerut ketika menatap bangunan di depannya. Sorot mata kebencian dan sepercik kesedihan terpancar, persis ketika menolak bujukan Hellia di rumah kayu sederhana.

Penumbra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang