I

58 32 28
                                    

Kantor perusahaan yang bekerja dibidang penyelidikan masalah politik dan sosial itu terlihat ramai di gedung utama di lantai dasar. Klarifikasi tentang keberhasilan kasus yang mereka tangani sedang beredar luas dengan sejumlah wawancara di siang ini.

Kilatan kamera menghiasi ruang wawancara itu setelah suara bariton dari seorang pria mengumumkan bahwa 'kasus telah terpecahkan' dan disambut tepuk tangan riuh dari beberapa pengamat dan jurnalis disana.

Kelima detektif berbeda gender itu keluar dari bangku masing-masing untuk dimintai sesi foto oleh beberapa wartawan.

"Selamat atas keberhasilan kasusnya," ucap seorang jurnalis dengan kacamata setengah bulan bertengger dihidungnya.

Sang jurnalis mengulurkan tangannya kepada pria yang memimpin wawancara tadi, tanpa dia sangka justru pria berambut brunette yang menerima uluran tangannya lantas berkata, "Terimakasih, Pak! Dengan perasaan bahagia saya menerima pujian, bapak!"
Sang jurnalis tersebut terkejut dan berusaha melepaskan jabatan tangannya.

Sang pria dengan rambut brunette itu tersenyum lebar dan menampilkan gigi-gigi putihnya.

Setelah jabatannya terlepas, sang jurnalis berbalik badan dan berjalan secepat kilat meninggalkan para detektif itu.

"Darren! Kasian jurnalisnya, liat tuh dia sampe lari-lari ketakutan," geram wanita di sampingnya yang keturunan turki itu.

Pria brunette yang di panggil 'Darren' itu hanya balas cengengesan tidak jelas.

Saat sesi foto selesai, para wartawan, jurnalis dan beberapa orang penting lainnya mulai meninggalkan ruang wawancara setelah mendengar intruksi dari penyelenggara acara.

Lalu, Pak Pom seorang atasan dari kelima detektif tersebut memberikan intruksi untuk kembali ke ruang kerja mereka yang berada di divisi 7.

Mendengar perintah dari atasan mereka untuk kembali ke divisi 7, para detektif itu bergegas menuju pintu belakang yang telah tersedia.

Mereka melewati beberapa lorong untuk sampai ke lift lalu menuju divisi 7. Diperjalanan, mereka mengulas kasus yang telah terpecahkan tadi dan berbincang - bincang tentang rencana kesibukkan mereka kedepannya.

"Denger-denger, kita dapet cuti satu minggu nih dari Pak bos, kalian ada rencana kemana?" tanya pria berambut bowl cut yang bernametag Cristian.

"Paling gue beres-beres rumah, udah gak keurus rumah," sahut Bara yang merupakan ketua dari kelima detektif itu.

"Ah! Gak asik kamu Bar! Aku aja mau mukbang sama Acelyn, iya gak Ace?" timpal Emma yang keturunan turki itu pada wanita di sebelahnya yang berponi dan berambut agak gelombang.

Wanita yang dipanggil Acelyn itu hanya menganggukkan kepalanya.
Bara hanya tersenyum simpul sebagai balasan, ia tidak berniat bergabung bersama dua cewek itu.

"Kalau kamu? Gimana Chris? Udah ada rencana?" tanya Emma.

"Gak tau sih, belum pasti," jawab Chris. Emma menganggukkan kepalanya sebagai balasan.

"Gak ada yang mau nanya cowok tampan nih?" celetuk Darren, membuat keempat temannya mendelik jijik.

"Sialan kalian semua, cowok tampan dianggurin," umpat Darren.
Keempat temannya pun meninggalkan Darren yang menggerutu seperti anak kecil karena diabaikan oleh teman - temannya.

Akhirnya Darren menyusul teman - temannya yang sudah memasuki lift untuk menuju ke lantai 4 ke ruangan mereka di divisi 7.

Saat pintu lift terbuka di divisi 7, Darren berteriak histeris, "Gila Bar! Lo ngapain lewat tangga?!! Nggak capek apa?!" pekiknya yang tertuju untuk Bara.

Pilihan GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang