VII

18 21 3
                                    

Kejadian kemarin cukup membuat kelimanya shoock. Tersesat dan berpisah, Darren yang kesurupan, Dikejar batu, dan laki-laki itu.

Kemarin kelimanya pulang dengan wajah pucat pasi, terutama Emma dan Darren, beruntung tidak ada pengunjung lain yang melihat mereka pulang dengan keadaan berantakan. Dan mereka rasa juga Gua itu cukup menjadi rahasia mereka, pengunjung lainnya tidak perlu tahu.

Tapi, keadaan pagi ini sepertinya mulai membaik. Acelyn sudah bangun pagi-pagi untuk membuat sarapan, sebenarnya pemilik resort memberi jatah makan yang akan di antar pegawai ke tempat mereka, tetapi Acelyn meminta agar tidak perlu di beri jatah setiap hari, cukup ketika mereka membutuhkan saja. Karena Acelyn lebih suka memasak sendiri.

Bara baru saja pulang jogging Bersama Chris. Semenjak kejadian itu, Bara menyarankan kepada teman-temannya agar tidak berpergian sendiri kemanapun itu. Bara hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa mereka.

“Chris, kamu panggilin Darren sama Emma, ya? Mereka belum ada tanda-tanda bangun kayaknya.” seru Acelyn yang melihat Chris ke dapur dan meneguk segelas air, dan di susul oleh Bara.

Chris, “Wah, masak apa tuh, Ace?” ucapnya yang mencium harum masakan.

Acelyn, “Nasi goreng omelet.”

Chris, “Wah! Gila skill masak kamu gak diraguin lagi sih.”

Acelyn hanya mengangguk sebagai balasan, faktanya Acelyn memang jago memasak, sejak jaman kuliah ia tak jarang mengikuti lomba-lomba memasak dan menjadi juara dari banyaknya peserta. Acelyn memang idaman bagi kau adam, paket lengkap.

Setelah minum segelas air, Chris langsung menuju lantai atas terlebih dahulu, ia akan membangunkan Emma lalu kemudia Darren. Walaupun sebenarnya agak ragu memasuki kamar perempuan, tapi sudahlah, perintah Acelyn bagaikan mutlak baginya.

Sementara itu, Bara meneguk gelas yang berisi air hingga tandas, matanya tak lepas dari pergerakan Acelyn. Harum dari masakan Acelyn membuat perut Bara lapar. Acelyn yang merasa di diperhatikan oleh Bara hanya menaikan satu halisnya bingung.

“Idaman.” Gumam Bara  yang masih bisa di dengar oleh Acelyn.

Acelyn tersenyum diam-diam, pipinya agak merona di puji Bara seperti itu. Lantas ia mencoba fokus kembali ke masakannya.

Acelyn, “Bara, bisa tolong Saya?”

Bara, “Apa, Ace?”

Ace, “Tolong siapin piring sama sendok, gelas sama teko nya ya Bar.”

Bara menganggukkan kepalanya lantas melaksanakan perintah Acelyn. Dia menata piring yang tersedia ke meja makan, juga beberapa gelas, sendok dan lainnya ke meja makan. Bara juga memberikan mangkuk besar kepada Acelyn untuk menaruh nasi goreng yang telah jadi ke mangkuk itu. Lalu nanti ia dan Acelyn akan menyiukkan nasi goreng ke piring-piring dan di beri omelet diatasnya. Konstribusi yang sangat baik, bukan?

Chris kembali dengan dua orang di sampingnya, Darren dan Emma, yang penampilannya agak berantakan, tetapi Darren terlihat lebih segar dibanding dengan Emma yang terdapat lingkaran hitam di matanya. Sepertinya gadis keturunan turki itu bergadang, entah apa alasannya.

Acelyn mengerutkan dahi, bertanya-tanya juga dalam benak kenapa penampilan Emma sedikit berantakan, apalagi melihat lingkarang hitam di mata gadis itu, setau dirinya Emma jarang sekali bergadang menurutnya tidur lebih enak daripada bergadang.

Darren, “Wahhh! Wangi apaan nih?” pekiknya.

Bara mendengus, soal makanan selalu nomor 1 bagi Darren apalagi akhir-akhir ini Darren sangat menyukai masakan Acelyn, dan itu membuat keduanya agak dekat, dan jujur saja Bara tidak suka perhatian Acelyn terahlihkan karena Darren. Iya dia cemburu, tapi gengsi lebih tinggi.

Pilihan GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang