II

49 30 22
                                    

Persimpangan dengan papan nama terlihat oleh kelima orang yang berada di dalam mobil jeep. Papan nama yang menampilkan 2 pilihan saja, yaitu Mala dan Malu.

Darren, "Ini desa ngelawak atau gimana? Kok ada desa yang namanya 'Malu'?"

Celetukkan Darren membuat keempat temannya mengangguk setuju, mereka juga tidak habis fikir dengan penamaan desa tersebut.

"Jadi, kita lewat mana? Mala atau Malu?" tanya Christian yang berada di posisi kursi kemudi.

Emma, "Kayaknya harus ke arah Mala deh, soalnya di peta ke arah situ."

Darren, "Kenapa gak ke arah Malu aja? Mungkin isinya warga malu-maluin, jadi kita gak masalah kalau malu-maluin di sana."

Bara, "Enak aja! Kita liburan bukan mau malu-maluin ya!" menatap Darren dengan penuh ketidakpercayaan.

Bisa-bisanya temannya berfikir seperti itu, Bara menatap Acelyn yang sedari tadi diam menatap buku saku yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Ac--"

"Ikutin aja yang di peta." ucap Acelyn sebelum Bara membuka suaranya. Niat Bara hanya akan menanyakan pendapat Acelyn harus pergi ke arah mana, tapi sudah terjawab terlebih dahulu.

"Okay! Kita pergi!" seru Christian lalu melajukan mobilnya dengan sedikit cepat.

"Yahhh, kagak jadi ke desa Malu, nih?" lenguh Darren membuat Emma menoyor kepala Darren dengan keras.

Darren meringis lalu mendelik ke arah Emma. Lalu ia melihat sekelilingnya melihat tumbuhan yang mulai bermunculan di sisi-sisi mobilnya.

Makin dalam semakin rimbun, banyak sekali pepohonan menjulang tinggi da juga padat. Membuat suasana di jalanan serasa seram dan mencekam.

"Ini desa kok se--"

BUGH!

"AWWWHHH!"

Ringis semuanya di dalam mobil. Mendapatkan kejutan tiba-tiba membuat semuanya mendelik tak suka ke arah Christian.

"CHRIS!!!"

"SORRY! Ada polisi tidur tadi, kagak keliatan!" ujarnya membela diri.

Acelyn, "Hati-hati dong!"

Emma, "Nih pakai kaca mata aku aja, kalau gak keliatan, bahaya!"

Bara, "Chris, lo ha--"

Darren, "Lagian, kenapa sih polisi tidur harus ada di sana, kayak kagak ada kerjaan lagi aja!"

Bara menatap Darren, ia merasakan sedari tadi pembicaraan selalu saja terpotong. Pertama oleh Acelyn dan sekarang oleh Darren.

Christian menatap Darren dari kaca depan, "Dia abis di PHK, jadi tiduran di situ." canda Christian membuat Darren tertawa tapi tidak dengan yang lain, apalagi Bara, dia masih kesal.

"HAHAHAHA! Betul!"

Darren dan Christian mulai mengeluarkan lelucon garingnya yang membuat gaduh seisi mobil.

Walaupun Darren merasakan keganjalan, ia tetap meneruskan leluconnya bersama dengan Christian.

"Daritadi, itu Kakek-Kakek kenapa keliatan mulu, ya?" batin Darren yang merasakan gelisah karena selama ia mengeluarkan leluconnya dengan Cjristian, ia selalu melihat Kakek-Kakek di pinggir jalan.

Darren mengabaikan hal itu dan kembali bercelutuk agar suasana di dalam mobil tidak terlalu sepi.

"Itu Kakek-Kakek kenapa sedari tadi ada melulu ya?" celetuk Acelyn yang melihat keberadaan Kakek tersebut.

Pilihan GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang