20. Pacaran?

9 1 3
                                    

Berapa bulan ya gue gak lanjutin nih cb? Sorry ya lama banget, hehe yaudah selamat membaca

***

Apa aku salah bertanya? Entahlah, tuh anak emang aneh.

*flashback semalam

Aku pun sampai di kamar, namun disaat aku ingin istirahat Si Makhluk Astral yang tak lain adalah Azka menelponku. Aku menghela nafas dan mengangkat telponnya.

"Halo, beb!" teriak Azka di seberang sana.

"Gak usah teriak, kuping gue jadi sakit," balasku sambil mengusap telinga.

"Hehe ... maaf, oia! Gue mau ngajak lo kerja sama nih soalnya gue udah gak tahan ama sikapnya, Si Ale-Ale ke bokap gue. Mentang-mentang dia pemegang saham paling tinggi," gerutu Azka.

"Terus?" tanyaku acuh.

"Nah! Karena lu juga gak suka ama Si Ale-Ale dan adeknya, makanya gue ngajak lu kerja sama biar keluarga mereka hancur. Lo kan juga tau kalo keluarga mereka itu terkenal sombong, angkuh, dan semena-mena ama orang lain!"  jelas Azka panjang bin lebar sambil teriak.

"Terus? Biar gue yang ngurus, Si Alek dan elu ngurusin, Si Fanya gitu?" tanyaku.

"Boleh-boleh, lu mau jadi pacar gue?" tanya Azka.

Aku menatap datar ponselku, ini anak isi otaknya pacaran mulu tidak ada yang lain.

"Gak," jawabku.

"Jadi kita sekarang pacaran?" tanya Azka.

"Gak," balas Dilla singkat.

"Oke, besok jam 7 pagi temui gue di cafe deket pantai Bira ya!" seru Azka bersemangat.

Tut

Terserah sajalah, aku capek pengen tidur.

*flashback off

Aku pun meninggalkan cafe dan ke kampus untuk mengurus berkas-berkas disana, ayolah aku masih 19 tahun masih terlalu muda untuk hal seperti itu.

—••| Kampus |••—

•07.40 pm

"Halo Pengecut!" sapa Fanya berdiri di depanku.

Baru saja aku turun dari motor langsung di sambut sama Mak Lampir, bikin badmood saja. Aku pun langsung pergi tanpa memperdulikan panggilannya, sekarang aku harus ke Ruang Rektor.

—••| Ruang Rektor |••—

°Author PoV

Dilla mendobrak pintu kemudian dengan tampang watadosnya (Wajah Tanpa Dosa) ia berjalan santai kemudian duduk di kursinya, Pak Enal yang tadi terkejut seketika tersadar oleh deheman seseorang.

Buru-buru ia berdiri dan memberi hormat, kemudian ia memberikan Dilla berkas-berkas untuk di tanda tangan, dengan wajah dinginnya ia mengambil berkas tersebut kemudian membacanya dengan teliti.

Pak Enal yang sedang berdiri sambil melihat kembali jadwal untuk Dilla, ia kembali terkejut karena pukulan di meja, Pak Enal mengelus dadanya.

"Apa?! Keluarga Wyllyam, mau kerja sama ama gue?!" teriak Dilla terkejut.

"Iya, Non, mereka menawarkan diri untuk kerja sama."

Dilla langsung tersenyum untuk pertama kalinya di depan Pak Enal dan itu membuat Pak Enak merinding, sedangkan Dilla memikirkan sebuah rencana.

"Panggil Azka Dirgantara, kemarin." perintah Dilla.

Pak Enak segera melaksanakan tugasnya dan meninggalkan Dilla sendirian, sedangkan Dilla masih tersenyum memikirkan rencananya.

***

Yang sabar Pak Enal, Dilla emang suka mukul meja hehe, btw Dilla mikirin apa ya? Penasaran gak? Gue juga🤣
See you next time🤭
Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin ya🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang