4

10 4 3
                                    

Happy Reading

***

Dimas dan Dani merentangkan tangannya sambil menguap. Dimas melirik jam dinding yang bertengger indah di atas sana lalu melihat pakaiannya.

"Astaga, udah jam 07. 30 bisa-bisa gue telat ke kampus. (Author pikir Dimas nggak kelas pagi ini hehe ...) Napa lo kagak bangunin gue!" teriak Dimas.

"Aiss ... bagaimana bisa gue basa kuyup begini? Ah udahlah, gue pulang duluan ya," ujar Dimas.

"Eh, anying! Gue kenapa basa juga, lo kan yang nyirem gue?!" tanya Dani sambil menunjuk Dilla yang sedang bersedekap dada.

"Itu balasan lo buat yang semalem," jawab Dilla.

"Emang kamu di apain ama, Dani?" tanya Rian bingung.

"Itu balasan buat dia karna udah ngaku-ngaku kalo, Adek ama Dani masih pacaran," jawab Dilla sambil menatap horor ke arah Dani.

"Hehe ... kalo gitu  balik ke rumah dulu," pamit Dani langsung lari keluar ruangan.

Sedangkan Dilla tetap di rumah sakit menjaga Rian dan menyuapinya.

'Tok tok tok'
Pintu kamar rawat Rian di ketuk oleh seseorang, Dilla beranjak dari duduknya lalu membuka pintu.

"Karin, ayo masuk," ucap Dilla mempersilahkan gadis berambut sebahu itu masuk.

"Bagus lo dateng, gue titip abang gue ya? Gue pulang dulu ganti baju," pinta Dilla sambil berjalan untuk mengambil tasnya.

"Emangnya aku ini barang? Pake acara titip-titip segala," ujar Rian bersedekap dada.

Dilla hanya tersenyum miring sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Sekalian lo PDKT ama, Bang Rian," bisik Dilla kepada Karin.

Mendengar bisikan itu membuat pipi Karin menjadi merah tomat dan langsung menjitak Dilla. Setelah Dilla pergi, kini suasana menjadi canggung hingga Rian membuka percakapan.

"Lo udah makan?" tanya Rian dan Karin serentak.

"Belum," jawab Karin malu-malu meong.

"Lo lagi makan ya? Hmm ... gue suapin ya," tambahnya sambil mengontrol detak jantungnya lalu menyuapi Rian.

_/_

Siang harinya setelah pamit, Dilla dan Dani pergi ke kampus. Saat berjalan di koridor, mereka tidak sengaja melihat Lisa yang memeluk lengan kekar Sandy.

"Lo nggak cemburu apa liat mereka berduaan?" tanya Dani dengan pandangan ke arah Sandy.

"Nggak tuh biasa aja," ujar Dilla kembali berjalan santai.

Namun berbeda dengan batinnya yang sedang berteriak.
'Haaaa ... ane cemburu, Bang, ngeliat cinta pertama ane berduaan ame cewe lain!' (Alay woy!)

Saat berjalan, Dilla tidak mengetahui bahwa ia sendari tadi di perhatiin oleh Sandy.

"Dil, gue kangen sifat lo waktu SMP. Ya gue harus tanya ama dia, kenapa sikapnya berubah," gumam Sandy pelan.

"Lo ngomong apa tadi?" tanya Lisa penasaran.

"Nggak ... gue ke kelas dulu ya," ujar Sandy segera berlari mengejar Dilla dan meninggalkan Lisa yang masih heran dengan sikapnya.

Dengan nafas terenggah-enggah, Sandy mencoba memanggil Dilla.

"Dilla, tunggu! Gue pengen ngomong sama lo!" panggil Sandy.

Dilla dan Dani berbalik, namun Dani segera pamit ke kantin. Sandy berjalan ke arah Dilla sambil mengatur nafasnya.

"Mau ngomong apa?" tanya Dilla menaikkan satu alisnya.

Sandy langsung menarik Dilla tanpa menjawab pertanyaannya ke suatu tempat. Sedangkan Dilla berusaha memberontak, namun tidak bisa karena tenaga Sandy terlalu kuat.

***
Kira-kira Sandy mau bawa Dilla kemana? typo bertebaran seantero cerita. See you next part :)

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang