9. Hacker

7 4 1
                                    

Happy Reading:)

***

Bang Dimas hanya mengangguk dengan perhatian tetap ke arah ponselnya. Aku berjalan ke kamar Bang Dimas dan mendapati Dani yang sedang video call dengan gadis, aku langsung mendekat dan ...

"Korban keberapa tuh?" tanyaku dingin di dekat telingannya.

Dani terlonjat kaget sampai-sampai langsung mematikan sambungan telpon.

"Woy, adek soplak lu masuk kagak ketuk pintu dulu," ujar Dani geram.

"Korban keberapa?" tanyaku kembali.

"30 mungkin ... hehe ...," jawabnya sambil terkekeh.

Walaupun Dani baik, ramah, murah senyum, pokoknya idaman banget deh. Tapi ada satu yang belum orang tau, yaitu sifatnya yang playboy. Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya.

"Laptopnya, Bang Dimas mana? Gue mau pinjem," tanyaku.

"Noh di atas meja yang mirip kapal pecah," jawab Dani dengan jari yang sedang sibuk menari di atas keyboard.

Aku mengambil laptop lalu kembali ke kamar. Saat sampai, aku menyalakan laptop lalu memasukkan kode untuk meretas handphone yang menerorku. Sekitar tiga puluh menit akhirnya berhasil.

"Dapat, sekarang kita liat galerynya pemiliknya," gumamku.

Sudah kuduga bahwa yang menerorku adalah Lisa. Dan ternyata dia tidak sendiri, ia bekerja sama dengan Fanya, entah Fanya siapa.

'Drrttt drrtt drrtt'
Aku segerah mengangkat telpon dari nomor yang tidak ku kenali.

***

"Jauhin, Sandi atau-"

"Walaupun lo ngancem gue gak ada gunanya. Asal lo tau ya, lo gak kenal sifat gue yang sebenarnya jadi jangan macem-macem ama gue,"

***

Sambungan telpon terputus. Aku yakin dia sekarang antara kaget dan kesal karna omongan aku tadi, udahlah lebih baik aku tidur dari pada ngurusin si Nenek Lampir. Aku segera mematikan laptop lalu menarik selimut untuk tidur.

***
See You Guys

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang