12 & 13. Masalalu dan Kekonyolan

8 4 1
                                    

Happy Reading

***

"Terimakasih, kalian telah membuatku tersenyum kembali walaupun aku tidak yakin esok atau lusa aku dapat tersenyum seperti ini lagi. I have good day." - Nurfadillah

‹°›
Pemuda itu merebut salah satu earphone milik Dilla dan memasangnya di salah satu telinganya. Dilla hanya memutar bola matanya malas dan kembali menatap pemuda itu.

"Kak Azka! Kakak, di panggil, Dosen!" seru seorang gadis.

Yap, pemuda yang dari tadi mengganggu Dilla adalah Azka. Dilla kemudian berdiri dan meninggalkan Azka yang sedang menggerutu akibat panggilan tadi.

"Dasar pengganggu," ujar Azka sembari berjalan ke arah gadis itu.

"Ada apa? Kok gue tiba-tiba di panggil, Dosen?" tanya Azka.

"Temenin aku ke toko yuk!" ajak gadis tadi.

"Sebenarnya yang manggil gue itu, Dosen, apa elu sih, Nya?" tanya Azka.

Azka hanya menatap horor ke arah Fanya, sedangkan si emput terus saja merengek. Helaan nafas dan hentakan lembut membuat Fanya menghentikan aksinya.

Azka berbalik lalu mengejar Dilla yang telah hilang entah kemana. Fanya berteriak sekuat tenaga namun, teriakannya tidak di perdulikan oleh Azka. Di sisi lain Dilla kembali berhadapan dengan Desi CS di depan gudang, Dilla hanya menghela nafas.

"Widih tambah cantik aja si kutub, tapi sayang bentar lagi kecantikannya bakalan ilang ... haha!" tawa Fanya begitu keras.

Fanya langsung menyirami Dilla dengan botol minuman soda berukuran besar hingga isi botol itu habis, sedangkan si emput hanya diam menerima perlakuan Fanya dan teman-temannya.

"Gimana? Udah seger belum? Hahahaha ...."

Mereka bertiga tertawa dan Dilla hanya menatap mereka dingin setelah itu ia berjalan ke arah toilet untuk berganti pakaian.

"Eh, Nona manis, mau kemana? Kita belum selesai," tanya Tasya menarik kuat rambut Dilla.

Dilla berbalik lalu menendang perut Tasya kemudian kembali berjalan.

"Lo nggak papa kan, Sya? Sakit gak?" tanya Desi yang dari tadi hanya diam.

"Apa-apaan pertanyaan lo itu, ya jelas sakitlah, bego!" bentak Tasya.

Disisi lain, Dilla tanpa sengaja bertemu dengan Dimas.

"Lo kenapa bisa basa gini? Tunggu ini kan bau alkohol, iya kan?" tanya Dimas.

Dilla langsung masuk ke toilet tanpa menjawab Dimas. Sekitar tiga puluh menit Dilla berada di toilet, dan saat ini ia tengah berjalan ke kelas. Ternyata dosen telah berada di dalam kelasnya, Dilla lamgsung duduk tanpa meminta izin.

_/_

Jam istirahat pun berbunyi, saat berjalan ke parkiran, tiba-tiba sebuah tangan menahan dirinya. Dilla berbalik dan melihat siapa yang menahannya, ternyata itu tangan Dimas.

"Gue pengen ngomong sesuatu," pungkas Dimas menuntun Dilla ke taman belakang.

_Taman_

"Lo masih inget, Seta, Rangga, Pak Raihan, dan Dokter Reihan gak?" tanya Dimas.

"Inget, kenapa?" tanya Dilla.

"Ikut gue," ujar Dimas menarik Dilla.

Dimas meminta Dilla untuk mengikutinya dari belakang, mereka berkendara sekitar dua puluh lima menit untuk sampai di sebuah danau. Dilla dan Dimas berjalan ke sebuah cafe dan duduk berhadapan langsung dengan danau.

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang