14. Permainan Dimulai

5 4 1
                                    

Happy Reading

***

Karena firasatku semakin buruk, tampa berpikir panjang aku segera memanggil Bang Rian dan mulai mendobrak pintu kamar mereka. Saat pintu kamar telah terbuka, mataku segera menangkap Bang Dimas dan Dani telah tergeletak di lantai.

Bang Rian dan aku segera memapah mereka berdua ke mobil, setelah itu aku menyuruh Bang Rian untuk ke rumah sakit terlebih dahulu sedangkan aku mengecek kamar mereka.

Aku memperhatikan sekeliling hingga pandanganku terhenti di depan cermin, di sana ada secarik kertas.

Isi kertas :

INI AKIBATNYA KALO LO BERANI NGEREBUT AZKA DARI GUE

Sembari tersenyum sinis, aku pun berkata, "Lo udah ngelakuin kesalahan besar ama gue, dan liat aja, mulai detik ini permainan dimulai."

Ucapku sambil meremas kertas itu, aku segera bersiap-siap untuk menemui mereka bertiga di kampus. Siapa lagi kalo buka Fanya CS, kali ini mereka bakalan terkejut.

_Kampus_

Aku mulai menyelusuri koridor untuk ke ruangan Abi dulu yang sekarang di tempati oleh Pak Enal, sekertaris Abi dulu. Aku memasuki ruangan tersebut dan Pak Enal mempersilahkanku duduk di kursiku.

Oia, sebelum Abi meninggal, ia telah mewariskan kampus ini kepadaku jadi saat ini aku yang berkuasa atas Universitas ini. Setelah itu aku berbalik untuk menatap langit biru yang mulai mendung.

"Selesai?" tanyaku dingin.

"Sudah, Non," jawab Pak Enal.

Aku segera keluar dari ruangan dan Pak Enal serta yang lainnya mengikutiku dari belakang, sebelum aku sampai di tangga, aku menyuruh Pak Enal untuk tetap disini. Pak Enal pun menuruti perkataanku.

°Author PoV.

Desi, Fanya, dan Tasya tengah berjalan di lobi kampus. Tiba-tiba seseorang menyirami mereka hingga basa, Tasya yang terbawa emosi saat itu langsung berteriak.

"SIAPA YANG NGELAKUIN INI?!" teriak Tasya.

Mendengar teriakkan itu, Dilla pun muncul dari lantai dua dan mulai menuruni anak tangga dan berjalan melewati mereka bertiga. Dilla menghentikan langkahnya dan seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di sana langsung menatap Dilla setelah ia mendapatkan tamparan kuat dari Fanya.

Fanya menarik kerah baju Dilla dan berkata, "Lo kan yang ngerjain kita bertiga?" tanya Fanya geram.

Dilla langsung menepis kasar tangan Fanya kemudian menjambak rambut Fanya lalu menyeretnya keluar, banyak yang merekam aksi itu. Tasya dan Desi tidak menyangka kalo Dilla akan melakukan hal itu kepada Fanya, Dilla menghempas Fanya hingga ia terjatuh dari tangga.

"Baiklah, baiklah, baiklah. Gue rasa cukup sampai disini acaranya," ujar Azka berjalan ke arah Dilla.

Dilla melirik orang itu dengan tatapan dinginnya.

"Gak usah di lirik," ujar Sandi menutup mata Dilla.

"Oi-oi ... lepasin tangan lo dari pacar gua," perintah Azka sebal.

"Cih, serah gue mau ngapain," ujar Sandi masih menutup mata Dilla.

Dilla memegang tangan Sandi lalu menghempaskan tubuh Sandi tepat didepannya, Azka langsung berhenti dengan mulut terbuka melihat kejadian tadi.

"Jangan ikut campur," ujar Dilla penuh penekanan.

"Sandi!" seru Lisa menghampiri Sandi.

Dilla menuruni anak tangga saat sampai ia menatap Fanya yang tak sadarkan diri.

"Ada apa?" tanya Tio yang baru sampai.

"Bawa dia ke basecamp,"  jawab Dilla.

***
See you

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang