16. Operasi Pertama

12 3 1
                                    

Happy Reading

***

Saat Dilla membuka pintu, ternyata ada seorang pemuda yang sedang berkacak pinggang. Dilla hanya menatapnya malas seakan mengatakan, 'sekarang apa lagi?' Dilla menghela nafas kasar.

"Ikut gue," pinta pemuda itu menarik Dilla pergi.

Dilla menghentakkan tangannya pertanda tak ingin di pegang, pemuda itu hanya menghela nafas lalu memberi isyarat untuk mengikutinya. Dilla menatap ke arah Rian sedangkan yang di tatap hanya mengangguk pelan, Dilla menghela nafas kasar lalu mengikuti pemuda itu.

_SMP GARUDA_

"Ngapain?" tanya Dilla bingung.

Pemuda itu tak menjawab ia hanya terus berjalan, lama-lama Dilla mulai kesal karena sendari pertanyaannya tidak di jawab.

Saat sampai di depan pohon-pohon yang hampir penuh dengan nama-nama siswa yang telah lulus dari SMP itu, Dilla bingung kenapa pemuda itu membawanya kesini.

"Waktu kelulusan, lo dan Dani gak ikut nulis nama kalian di pohon ini dan kalian ngilang selama setahun. Kalian kemana aja?" tanya pemuda itu sembari berkacak pinggang.

"Kepo," jawab Dilla sambil berlalu pergi.

Sebelum Dilla semakin menjauh, pemuda itu berkata, "gue suka sama lo, gue pengen jadi pacar lo!" ujar pemuda itu setengah teriak.

"Sorry I can't accept you anymore."

Setelah mengatakan hal itu, Dilla berjalan kembali namun pemuda mencekal tangan Dilla

"Lo inget kotak yang kita kubur waktu kelas 8?" tanya pemuda itu sambil menggali tanah di dekat pohon.

Dilla tidak menjawab, ia hanya memperhatikan tindakan pemuda itu. Beberapa saat kemudian, pemuda itu menyodorkan kotak yang sedikit bersih dari tanah.

Dilla membuka kotak itu dan isinya hanya sebuah kertas lusuh dengan goresan tindak di atasnya, Dilla membaca isi kertas yang pemuda tulis beberapa tahun yang lalu.

Isi kertas :

Dear Dilla ...

Sejak pertama kali aku mengenalmu, tak ada yang berbeda dari rasa ini. Tak ada yang berbeda dari apapun semua tentang kita. Layaknya seorang teman yang senantiasa bersama.

Namun, seiring berjalannya waktu rasa ini mulai tumbuh berbeda dari biasanya. Rasa di mana aku ingin selalu disampingmu, tertawa, bercanda, menangis, dan bahagia bersamamu. Aku ingin kau selalu ada di sisiku, bahagia hati ini ketika aku bisa melihat senyummu, ketika kita bersama. Tapi hati ini merasa sendiri ketika kau tak di sisiku.

Aku begitu merindukanmu.

Kusadari, mungkin ini yang disebut cinta. Yah ... ku beranikan diri ku katakan bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu.

Terserah apa yang ada dibenakmu saat ini tentangku, tapi aku berharap balasan surat darimu yang akan menyejukkan hatiku.

I LOVE YOU

Sandy Aldebaran Dirgantara.

Ya, yang bersama dengan Dilla sendari tadi adalah Sandy, pria yang sempat singgah di hati Dilla beberapa tahun yang lalu. Dilla menggehela nafas lalu menatap Sandy yang kebingungan melihat kertas kosong yang dari tadi iya bolak-balik.

"Gue udah robek kertas yang gue tulis waktu itu karna gue sakit hati ngeliat lo ama Lisa berdua terus sedangkan dengan gue? Lo bales chat gue aja kagak apa lagi ngangkat telpon dari gua. Dan semenjak saat itu, gue langsung robek kertas itu dan gue ganti dengan kertas kosong," ujar Dilla seakan menjawab kebingungan Sandy tadi.

Setelah itu Dilla meninggalkan Sandy yang masih mematung. Saat Dilla ingin menaiki motornya, tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari Dani bahwa ia akan pisah ruangan dengan Dimas karena kondisinya telah membaik. Hari mulai senja, Dilla mengendarai motor menuju rumah sakit untuk melihat kondisi Dimas.

Saat ia selesai memarkirkan motornya, tanpa sengaja ia melihat Fanya dan Alex berjalan kearahnya, dengan cepat Dilla memakai topinya agak bawah agar wajahnya tak terlalu keliatan lalu memakai tudung jaketnya dan berpura-pura memainkan handphonenya.

"Apa rencana kita berhasil? Apa saudaranya meninggal?" terdengar suara Fanya yang bertanya kegirangan.

Alex berhenti tiga meter dari posisi Dilla berdiri, ia pun menjawab pertanyaan Fanya.

"Tentu, adikku sayang. Kakak dan bodyguard kakak udah buat saudara, Dilla tambah sekarat dan kita tinggal tunggu kabar gembiranya."

Deg

Ingin rasanya Dilla menghajar mereka tapi ia tahan setidaknya ia mendapat info bahwa Alex dan Fanya bersaudara dan kini ia harus fokus dengan Dimas.

Saat mememasuki ruangan Dani, ia bertanya kondisi Dimas saat ini. Dani mengatakan bahwa Dimas belum sadarkan diri dan tiba-tiba alarm berbunyi.

"Code Blue! Code Blue! Code Blue!"

Dilla langsung berlari keluar ruangan karena kode biru menandakan bahwa ada pasien yang mengalami henti jantung atau gagal napas dan perlu segera mendapatkan pertolongan.

(Author dapet infonya dari drakor loh, judulnya author dah lupa soalnya author nontonnya pas kelas 7, jadi tidak semuanya drakor itu isinya cuma cinta-cintaan ada juga yang tentang kesehatan, nama-nama penyakit medis dan lain sebagainya.)

Ia ingin memastikan bahwa bukan Dimas yang mengalami hal itu namun, saat bertanya suster mengatakan bahwa pasian ICU mendapatkan tembakan tepat di jantungnya dan ia mengalami henti jantung.

Dilla berlari ke depan ruang operasi dan tanpa sengaja ia mendengar bahwa semua dokter ahli jantung sedang sibuk, Dilla langsung mengatakan bahwa ia akan melakukan oprasi untuk saudaranya itu.

Awalnya dokter itu menolak namun, keadaan yang memaksanya untuk menerima Dilla melalukan operasi itu. Dilla mengganti pakaiannya dengan pakaian operasi, ia menghela nafas lalu mengingat materi tentang jantung karena cita-citanya adalah ia ingin menjadi dokter ahli bedah jantung.

Setelah mencuci tangan, tibalah saat ia akan melakukan operasi pertamanya. Orang-orang yang ada di ruangan tersebut kecuali dokter yang tadi tidak menyadari bahwa ia hanyalah mahasiswi.

"Berapa tekanan darahnya?" tanya Dilla.

"Tekanan darah pasien 60/30 mmHg," jawab suster.

"Pisau bedah," ujar Dilla.

Suster di samping Dilla langsung memberikan alat-alat yang Dilla sebutkan. Operasi berjalan selama tiga jam, Dilla tersenyum karena ia berhasil menyelamatkan Dimas dan kini ia hanya perlu menunggu satu jam agak Dimas sadar dari pengaruh anestesi, karena operasi tadi, ia sangat letih hingga tertidur di sofa.

***
See you

Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang