7. Eh, ketemu lagi

1.7K 298 38
                                    

Sudah beberapa hari telinga Bisma panas direcoki tentang jodoh dan pernikahan oleh kedua orangtuanya hingga tiba hari ini, hari di mana ia bisa lepas barang sejenak dari mereka karena mendapat job ke luar daerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa hari telinga Bisma panas direcoki tentang jodoh dan pernikahan oleh kedua orangtuanya hingga tiba hari ini, hari di mana ia bisa lepas barang sejenak dari mereka karena mendapat job ke luar daerah. Pesawat yang ia dan Ito tumpangi baru saja landing beberapa saat lalu dan kini ia sudah ada di ruang pengambilan koper bagasi Bandara Ngurah Rai Bali.

Koper itu hanya berisi pakaian dan keperluan sehari-harinya saja, sedangkan barang berharga serta peralatan kamera semua dikemas dalam tas ransel yang tergantung di punggungnya dan Ito. Bisma tidak bisa mengambil risiko jika nanti peralatannya rusak atau hilang saat ada di bagasi.

Karena mendapat job di Pulau Dewata, Bisma memutuskan untuk sekalian berlibur. Sekarang saja ia dan Ito sudah berpenampilan seperti oppa oppa Korea yang sedang travelling dengan celana pendek selutut, baju kaos, topi polos hitam dan tak lupa juga kacamata hitam serta masker.

Kedua koper mereka akhirnya muncul. Ito dan Bisma menyambutnya, menurunkannya dari rel berjalan.

"Karin! Gimana sih, kamu! Dari kemarin saya menghubungi kamu tapi kamu nggak pernah angkat dan kamu juga nggak pernah izin nggak masuk kerja!"

Terdengar omelan cempreng di sebelah kanan Bisma dan Ito. Mereka terkejut mengetahui yang mengomel adalah Sisy. Ternyata Sisy juga sedang ada di Bali, entah untuk urusan apa.

"Saya sekarang malah udah sampai bandara. Kamu siapkan mobil sekarang jemput saya...apa?! Kamu sudah dipecat? Siapa yang mecat kamu?....Hah? Saya?! Terus kamu di mana sekarang? Berarti nggak ada yang jemput saya?!" Sisy berseru panik sampai sempat mendapat perhatian orang-orang di sana sekilas.

"Pokoknya kamu harus ke sini, ambil penerbangan hari ini juga! Harus pokoknya! Saya nggak mau tahu. Kamu urus sendiri di kantor sama Delilah!"

Sisy menutup teleponnya dan mencebik kesal. Ia maju ke depan dan mengambil ketiga koper ukuran jumbonya satu per satu dengan susah payah, apalagi ia memakai pakaian yang cukup merepotkan. Tank top yang dilapisi blazer wol pendek yang dipadu padan dengan rok panjang bunga-bunga dan sandal hak sedang, bertali. Rambutnya yang ia ikat rendah di tengkuk dengan pita kini mencuat beberapa helai.

Tepat saat ia hendak mengambil koper kedua, ada tangan orang lain yang sudah mengambilkannya lebih dulu. Sisy terkejut dan menoleh. Seorang pria melepas kacamata hitam dan maskernya. Ternyata Bisma.

"Perlu bantuan?" tanyanya.

Sisy mendelik marah. "Nggak usah!"

"Udah, biar aku bantu." Tangan Bisma menarik koper Sisy.

Tangan Sisy dengan cepat menarik lagi kopernya. "LEPAS!"

"Udah nggak apa-apa biar saya bantu. Tadi kamu bilang nggak ada yang jemput kan?"

"NGGAK!!"

Mereka saling tarik menarik koper-koper itu. Ito bengong menelan ludah, sementara orang-orang sekitar mulai memperhatikan mereka lagi.

Wedding Proposal (END-isi lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang