Be mine chapter tujuh | agreement
Tiga minggu berlalu pernikahan dua sejoli berjalan. Tidak ada yang berubah dari keduanya. Rara yang masih saja galak dan jahil di waktu bersamaan. Sedangkan Kevin masih dengan wajah dingin serta tatapannya yang tajam.
pagi-pagi buta Rara memulai kegiatannya dengan mengurus rumah. sedangkan Kevin masih enak-enaknya bergelung dengan selimut tebalnya. Setelah semuanya selesai, Rara beralih ke dapur untuk memasak sarapan.
Cukup lama berkutat dengan peralatan dapur, akhirnya sarapan yang Rara buat sudah siap. dia membawa berbagai masakan hasil buatanya ke meja makan. Mengambil bagiannya tanpa harus menunggu Kevin turun.
Kegiatannya selama liburan hanya itu-itu saja. Membuatnya bosan setengah mati. Dia memilih menonton televise setelah menghabiskan sarapan dan membersihkan sisa-sisanya.
Mencari siaran tv yang menurutnya menarik. Tak lama berselang, Kevin turun dari lantai dua dengan wajah bantalnya. Rara menoleh sekilas lalu kembali menatap siaran televise.“Udah masak belom?” tanya Kevin menghampiri.
“Sudah Tuan, tinggal dinikmati saja.” ujar Rara dengan nada yang lembut namun menatap Kevin dengan tatapan sebal.
Kevin mengangguk lantas berlalu ke dapur dengan santai. Seolah tak terusik dengan tatapan Rara yang seakan ingin mengulitinya.Lagi-lagi kegiatannya diinterupsi oleh suara bel rumah yang berbunyi. Membuat Rara mau tak mau beranjak untuk melihat siapa tamu yang datang. Rara mendelik melihat siapa tamu yang datang pagi ini.
“Selamat pagii!” sapa mereka serempak.Yah mereka –Rere, Khusna, Dila, Dito, dan Geri—datang seperti rombongan tamasya.
“Buset dah! Ngapain lo pada kesini?”
“Mau nengok pengantin baru lah,” celetuk Geri spontan. Menciptakan gelak tawa dari semua temannya.Rara berdecak lalu mempersilakan teman-temannya masuk. Dia berjalan ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman untuk teman-temannya.
Di meja makan tampak Kevin masih sibuk menikmanti sarapannya sambil mantengin ponselnya. Sampai tak sadar kehadiran Rara. kevin baru menoleh ketika Rara menaruh beberapa cemilan di atas nampan. Kevin mengernyit menatap Rara bingung.
“Buat siapa?”
“Buat tamu.” jawab Rara disela-sela kegiatannya.
“Siapa?” tanya Kevin lagi.
“Temen-temen kita. Bantuin gih! Lo yang bawa minumannya, gue bawa cemilannya.” Ujar Rara lantas berlalu meninggalkan Kevin.Tak lama Kevin menyusul dengan nampan berisi minuman di tangannya. Kevin masih dengan baju yang dia pakai tidur semalam. Wajah bantal yang semula menempel di wajahnya kini tergantikan dengan wajah segar dan juga tampan.
“Gila, Ra laki lo ganteng banget!” cicit Khusna yang berada di samping Rara.
Rara memutar bola matanya jengah mendengar perkataan Khusna.
‘Ganteng dari mana coba? Cowok ngeselin gitu dibilang ganteng,’ dumel Rara dalam hatinya.“Ini dia sohib gue! Baru bangun lo? tadi malem ngeronda ya?” kekehan terdengar kembali mendengar ucapan Dito.
“Berisik lo!”
“Gimana nih, malam pertamanya? Enak?” tanya Dito lagi dan dihadiahi geplakan oleh Kevin.
Bisa-bisanya berkata sefrontal itu di depan yang lain. “Jangan ngadi-ngadi lo. kita masih sekolah,” jawab Kevin judes.
“Eh betewe, kalian nggak mau liburan apa?” tanya Khusna sambil mencomot kue kering di toples.“Nanggung say, bentar lagi juga masuk sekolah. liburan depan aja gimana?” usul Dito yang diangguki semua teman-temannya.
“Bali gimana?”
“Bagus tuh! Ajak sepupu lo juga Vin, biar pas pasang-pasangan.” Kata Geri menyetujui sambil melirik Rere dengan tatapan yang sulit diartikan.
Rere yang menyadari itu sontak melotot kearah Geri. “Napa lo, lirik-lirik gue? Gue colok baru tau rasa lo!” semprot Rere sewot.
Geri terkekeh mendengarnya, “sadis banget bu,” ujar Geri menanggapi disela-sela kekehannya.
Semua yang ada di ruangan itu terkekeh melihat interaksi temannya yang menggemaskan.
Mereka berbincang-bincang ringan sambil menikmati camilan yang disediakan. Di menit berikutnya, para cowok memutuskan bermain Ps di ruang tengah. Sedangkan para cewek masih setia di ruang tamu, bersama camilan-camilan yang tiada habisnya.
Menjelang siang, Rara berniat memesan makan siang untuk teman-temannya. Setengah jam menunggu akhirnya pesanannya pun datang. Rara menyiapkan makan siang dibantu dengan sahabat-sahabatnya.“Makan dulu guys.” Seru Rara menginterupsi para cowok dari permainannya.
“Bentar, Ra, nanggung.” Sahut Kevin masih fokus dengan layar tv di hadapannya.Jawaban Kevin membuat Rara menggeram kesal. Dia mendekati Kevin yang masih sibuk dengan dunianya. Tanpa ba-bi-bu langsung menjewer telinga Kevin hingga sang empu memekik kesakitan.
“Argghh… lo apa-apaan sih! Sakit tau!” semprot Kevin sambil mencoba melepaskan tangan Rara dari telinganya.
“Kalo gue bilang makan ya makan!” kata Rara penuh dengan penekanan.
“Iya-iya aduh! Lepasin bego!” ujar Kevin yang masih kesakitan.Rara melepaskan jewerannya di telinga Kevin lantas berlalu ke meja makan. Tidak menghiraukan Kevin yang kini menatap tajam kepergiannya sambil mengusap telinganya. Detik berikutnya dia menyusul Rara yang diikuti sohibnya di belakang.
Geri dan Dito tak kuasa menahan tawanya melihat kelakuan pasangan sejoli itu yang ternyata masih tidak berubah walaupun mereka sudah berstatus suami-istri.Dimeja makan, para ciwi sudah duduk ditempatnya masing-masing, termasuk Rara yang bertingkah biasa seperti tak terjadi apa-apa. berbeda dengan Kevin. kedua bola matanya menatap tajam kearah sang istri. Dia masih tidak terima dengan perlakuan Rara beberapa menit yang lalu.
“Gue colok mata lo, baru tau rasa!” gumam Rara lirih. Namun masih bisa didengar oleh Kevin. karena Kevin duduk tepat di samping kanannya.
Kevin mengeluarkan decihannya mendengar gumaman Rara, kemudian kembali fokus pada makanannya. Setelah selesai makan, Kevin dan sohibnya kembali bermain Ps hingga sore. Sedangkan Rara dan yang lainnya memutuskan untuk pergi ke Mall hingga malam menjelang.
Sesampainya dirumah, Rara membersihkan badannya yang terasa lengket karena keringat. Dia meletakkan belanjaannya di kasur lantas berlalu menuju kamar mandi. Mengguyur badannya dengan air hangat.
Lima belas menit kamudian, Rara keluar dengan memakai hotpants sebagai bawahannya dan kaos polos oversize sebagai atasannya. Setelah selesai dengan penampilannya Rara beranjak turun untuk menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Kevin. sekilas dia melirik kearah ruang tamu, terlihat Kevin yang masih tak beranjak dari tempat duduknya.
“Makan, Vin!” teriak Rara dari dapur.
“Iya,” balas Kevin tak kalah kencang. Dia mematikan Ps ya lalu beranjak menemui Rara yang sudah duduk manis di meja makan.Keduanya menikmati makan malam dengan diam. Tidak ada yang membuka suara. Hanya dentingan sendok yang beradu dengan garpu memecah keheningan. Setelah semuanya selesai, Kevin membawa semua piring kotor ke wastafel lalu mencucinya.
“Vin,” panggil Rara ketika melihat Kevin yang hendak meninggalkannya.
Kevin berdehem pelan, menatap Rara yang masih duduk dikursinya. “Apa?”
“Duduk dulu napa! Gue mau ngomong panjang nih!”Kevin menurut –meskipun terpaksa. Kembali menatap intens kearah Rara. “Jadi?”
“Gue mau kita bikin perjanjian.” Ucap Rara ragu-ragu. Kepala yang awalnya menunduk, perlahan-lahan tegak. Ingin melihat bagaimana reaksi Kevin tentang ucapannya.
“Karena pernikahan ini bukan kita yang mau, gue juga nggak mau ngecewain bokap nyokap gue karena tolakan gue. Jadi—,”
“Lo mau cerai gitu?” potong Kevin.
“Ya nggak sekarang. Gue nggak mau orang tua gue tambah kecewa karena itu. kita bisa cerai setelah kita lulus dengan alasan nggak cocok. Selama itu kita sama-sama membebaskan. Nggak mengekang satu sama lain. Lo bebas deket sama cewek lain begitupun gue. Dan satu lagi, jangan sampai satu sekolahan tau tentang pernikahan kita, cukup teman terdekat kita aja.” Jelas Rara panjang lebar.
“Udah? Gitu doang?” Rara mengangguk menanggapi. kevin beranjak dari duduknya setelah melihat anggukan Rara.
“Eh, gimana?” tanya Rara berhasil menghentikan langkah Kevin sejenak.
“Terserah!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen FictionZahra cahya aulia. Gadis cantik yang masih berusia tujuh belas tahun itu terpaksa harus menikah diusianya yang masih sangat muda. Karena tak ingin membuat sang orang tua kecewa, diapun menyetujui perjodohan nya dengan pria pilihan mamanya yang tak l...