Be mine chapter sebelas | udah
“Vin, lo marah sama gue?” tanya Rara ketika mereka berkumpul di meja kantin.
Tadi pagi Rara berangkat sekolah dengan menggunakan angkutan umum, karena dia ditinggal Kevin duluan.
Kevin diam, dia masih sibuk menikmati mie ayam miliknya. Enggan menyahuti cewek disampingnya yang kini sudah merengek-rengek.
“Vin, jawab dong.” Rengek Rara karena Kevin yang tak kunjung menoleh kearahnya.
Dia menggoyang-goyangkan lengan Kevin agar Kevin risih dan menoleh kearahnya. Namun nihil. Mereka sengaja duduk hanya berdua di meja yang lumayan jauh dengan teman-temannya.
“Vin!” panggil Rara sekali lagi. Wajahnya tertekuk karena semua usaha membujuk suaminya berujung sia-sia.
Dari kemaren dia didiamkan oleh Kevin yang membuat perasaannya tidak tenang.
Kevin berdehem pelan menanggapi. menciptakan senyuman yang perlahan terbit di wajah Rara.
“Akhirnya lo bersuara juga” Rara menarik nafas lega ketika Kevin meresponnya.
Kevin kembali diam, namun dia menyodorkan segelas es teh pada Rara dan mendapat sambutan dari cewek itu. dia meminumnya sedikit lantas meletakkan kembali gelasnya diatas meja.
Melihat itu, Kevin meraih gelas bekas Rara lalu meneguknya sampai tandas. Semarah-marahnya Kevin pada Rara, dia akan tetap meminum minuman bekas Rara. tanpa merasa jijik sekalipun.
“Lo marah sama gue?” Rara bertanya hati-hati agar Kevin tidak lagi tersinggung.
“Marah kenapa?” Kevin berbalik tanya.
“So-soal kemaren.” Rara meremas roknya gugup.
“Nggak usah dibahas, gue udah maafin elo.”
Kedua bola mata Rara berbinar, menatap Kevin dengan perasaan bahagia.
“Beneran?” tanya Rara memastikan yang dijawab anggukan oleh Kevin. bahagia bukan main ketika Kevin memafkannya. Reflek dia memeluk Kevin tak peduli jika mereka kini jadi pusat perhatian.Rara terlampau senang sampai-sampai lupa jika dia masih ditempat ramai. Dia melepaskan pelukannya setelah mendapatkan bisikan dari Kevin. kedua pipinya memerah karena malu, menyadari jika dia sekarang jadi pusat perhatian.
“Lo tau nggak pas lo marah sama gue, gue cemas banget! Takutnya lo minggat dari rumah gara-gara omongan gue yang nyakitin elo.” jujur Rara menimbulkan sudut bibir Kevin tertarik, membentuk senyum tipis.
“Yah, meskipun itu menguntungkan gue sih.” Lanjutnya berhasil melenyapkan senyum dari bibir Kevin.
Kevin menjitak kening Rara yang sukses membuat Rara meringis kesakitan. Reflek Rara memegangi jidatnya yang habis jadi korban tangan nakal Kevin.
“Bisa-bisanya lo bilang gitu, hah!” kesal Kevin.
“Dasar, KDRT!” balas Rara tak kalah kesal.
Kekesalan Kevin menguap begitu saja, melihat Rara yang cemberut –membuat kedua pipi chobbynya semakin besar— kini beralih dengan senyuman gemas.
“Udah ah, ayo balik, udah mau bel.” Ajak Kevin yang diangguki oleh Rara.
***
Rara duduk sendirian di kantin. Matanya bergerak-gerak mengikuti pergerakan orang-orang disekitarnya. Sambil sesekali menyeruput coklat dingin dihadapannya. Bel pulang sudah berbunyi sejak lia belas menit yang lalu. Itu juga yang membuat murid SMA Merdeka berbondong-bondong mengambil kendaraan. Alih-alih menuju parkiran atau depan gerbang sekolah. Rara justru memilih menunggu Kevin di kantin dengan somay serta coklat dingin favoritnya yang menemani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen FictionZahra cahya aulia. Gadis cantik yang masih berusia tujuh belas tahun itu terpaksa harus menikah diusianya yang masih sangat muda. Karena tak ingin membuat sang orang tua kecewa, diapun menyetujui perjodohan nya dengan pria pilihan mamanya yang tak l...